Welcome Back Komandannt

80 6 0
                                    

Di malam yang gelap dan dingin, Erika yang masih koma dan kesadarannya berada di dalam alam bawa sadarnya. Di sebuah tenda medic tepatnya di Kasur medis yang empuk menjadi tempat ia beristirahat, meskipun tubuhnya masih terasa sakit akibat luka diperut kirinya karena terkena serpihan kayu yang dideritanya dalam serangan yang baru saja terjadi.

Hingga sebuah penglihatan yang mencekam pun menyergapnya.

"Apa yang.."

Dia mendapati dirinya kembali ke medan pertempuran yang telah dia alami beberapa hari yang lalu.

Di hadapannya, medan pertempuran terlihat hancur dan dipenuhi dengan puing-puing dan asap hitam. Tenda medis tempatnya berada kini hanyalah reruntuhan, dan kasur medisnya terbakar di tengah kehancuran. Erika merasa ngeri ketika melihat rekan-rekan terluka parah di sekelilingnya, berjuang untuk bertahan hidup.

"Nein..nein..nein..NEIN..NEIN HANZ..!!..ANNA.!!..KERTZ..!!..HANA..!! KALIAN DIMANAAAA..!!!"

Bukan hanya itu saja Di hadapannya tepat beberapa meter darinya, medan pertempuran terlihat hancur,kacau, dan dipenuhi dengan puing-puing dan asap hitam. Tank-tank yang biasa menjadi perlindung dan garis depan, seperti Panzer III, Panzer IV, Tiger I, Jaguar, dan Panther, sekarang hanyalah puing-puing dan rongsokan baja yang telah hangus terbakar. Erika merasa ngeri ketika melihat rekan-rekan dan kru tanknya terbaring tak bernyawa di sekelilingnya.

"Ini..ini..tak mungkin.."

Dalam kegelapan yang menyelimuti medan pertempuran itu, Erika merasakan keputusasaan yang mendalam. Dia bertanya-tanya apakah ini adalah akibat dari keputusasaan perang yang tiada henti atau hanya bayangan dari ketakutan terdalamnya. Namun, di tengah kegelapan itu, ada keinginan kuat untuk bangkit dan melindungi apa yang tersisa dari pasukannya.

Hingga ia melihat sebuah tank Tiger I yang turretnya terlepas dari hull nya saat ia mendekati turretnya ia menyadari sebuah nomer seri tank tersebut adalah 155. Dan samping hull tank Tiger I terdapat empat gundukan tanah dengan tanda salib kayu tertancap di gundukan tanah tersebut dengan tiga topi kru tank dan kacamata penerbang pesawat yang pecah tergantung atas disalib tersebut. Kedua matanya terbelalakan menyaksikan apa yang ada dihadapannya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAA..."

Penglihatan itu mengguncang Erika dari komanya dan ia langsung terbangun dengan napas tersengal-sengal.

"Haaah..haaah..haah.hahaha..aawuuh..awuuh perutkuuuu.." rintih Erika yang memegang perut bagian kirinya yang diperban.

Meskipun hanya penglihatan saja atau mimpi, tetapi kenangan mengerikan itu terus menghantuinya, mengingatkannya pada harga yang harus dibayar dalam peperangan yang kejam itu.

"Aku..harus bertemu mereka secepat mungkin.."

Saat Erika mulai beranjak dari kasur medic tiba tiba ia merasakan rasa sakit yang menusuk di bagian perutnya.

"Uugghh..mungkin..nanti.."

"Aah kau akhirnya bangun juga.." ucap seseorang bersuara feminim yang berasal dari samping kanannya.

Hal itu membuat Erika berbalik badan kearah suara itu berasal dan ia melihat seorang prajurit wanita Werhmacht dengan kaki kiri digantung dengan tali dan dibungkus gips serta perban medic. Ia sedang membaca buku novel.

"Siapa kau..?..apa yang terjadi disini..?." Tanya Erika.

"Well Ja..pertanyaan pertama nama tak penting..pertanyaan kedua..kita diserang oleh pasukan Soviet...." ucap prajurit tersebut dengan santai sambil fokus membaca dan kemudian membalikan halaman novel tersebut.

Mendengar hal itu Erika terkejut kemudian,tapi yang membuat ia curiga adalah kenapa prajurit Werhmacht tersebut sangat santai apa serangannya sudah berakhir, ia bertanya sekali lagi kepada prajurit tersebut.

Reborn as A Tiger Tank In Alternative World War 2Where stories live. Discover now