sepuluh

2.6K 14 0
                                    


 Aku yang menonton kembali tegang maksimal lagi dan sekarang mengocok kembali milik ku dengan semangat. Gila sekali permainan pak Omar, sampai akhirnya sebuah dialog lagi terdengar dari video tersebut.

"Sekarang hadiah yang saya mau ini.." ucap pak Omar

"Sshhh apppaa pakk"

"Sshhh bentar lagiii saya kkkeeluuuarrr mmmpphh terima iniiii ssshhh" dia semakin tersengal sengal sedagkan Tina juga tampak menggila sekarang sampai kemudian di satu titik kedua nya tampak akan memasuki fase puncaknya.

"Ssshhh pppaakkk dah mmmaauu keluuarr....kellluuarrr di mulut tinaaa ajaaaa...biarrrr Tina iseeeppiinnn mmmpphh"

"Saya mau didalam siniii....sshhh biarrrr hangaatttttt...."

"Ttaaapppiii ppakkk"

"Nikmatin aja sayangggg..mmmpphhhh ssssshhh aaaaaaaaaaaaaaaarrrgggghhhhhhh saya keluuuarrr aarrrrggggg"

"Ssaaaaayyaaaa jjjuugaaa kkelluuuarrr ppakkk mmpphh rrrgghh sshhh" jerit mereka berdua. Aku yang menonton itu benar benar kaget sekali. Pak Omar orgasme didalam vagina Tina. Gila sekali. Sampai kemudian.

"Masss... ngapain" ucap sebuah suara yang masuk kedalam telinga ku yang kebetulan di video tersebut sedang tidak ada suara yang keras, jadi bisa bocor suara dari luar. Aku kaget sekali. Serasa jantung ku ingin copot dan berhenti berdetak kala itu juga. Bahkan dengan reflek kujatuhkan handphone ku dan mencabut headset. Ternyata tina sudah pulang dan sudah masuk kerumah. Aku lupa sekali dia juga memiliki kunci, dan bodohnya, posisi sofa ini membelakangi pintu masuk rumah sehingga dengan posisi yang tadi larut dengan nafsu membara membuat ku tidak sadar pintu rumah terbuka. Bahkan penis ku masih terpampang.

"Mas ngapain" ucap nya lagi mengulangi sambil tersenyum. Entah apa arti senyum itu.

"Eeee...eehh... nggak ma... biasa....tadi lagi pengen.." ucap ku

"Nontonin apa?" Ucap nya menggoda seolah olah tidak merasa ada yang aneh, tapi tatapan itu benar benar membuat seribu pertanyaan dalam benak ku. Apalagi aku tidak tahu sejak kapan tina masuk rumah tadi. Bahkan apakah dia bisa melihat apa yang kutonton barusan atau tidak.

"Mmmhhh... abis mama pulang nya lama banget. Papa pangen" ucap ku mencoba bersikap biasa saja, menutupi kegugupan ku dan mencoba memakai kembali celana ku dengan benar.

"Pengen apa?" Ucap nya lagi sambil tesenyum

Aku yang saat ini antara takut ketahuan dengan apa yang kutonton barusan mencoba terus berakting dan berdiri menghampiri nya lalu menarik tangan nya mengajak ke kamar.

Begitu sampai dikamar aku memeluk nya.

"T-tapi mama capekkkk pa .. baru pulanggg"

aku tidak peduli. Rasanya aku ingin sekali menuntaskan juga menutupi kegugupan ku.

"Ayo lah ma... udah lama papa nggak dapet jatah" ucap ku.

Tina tampak tersenyum, lalu sekarang mendorong ku kearah tempat tidur. Membayangkan tadi tubuh nya habis dipakai oleh pak omar, membuat nafsu ku semakin membara saat ini. Perlahan tangan nya mencoba meraih celana ku, membuka kancing celana ku dan menarik nya hingga benar benar lepas, tapi setelah itu dia berbicara kembali.

"Mama kocokin aja yaa" ucap nya lalu meraih penis ku dan mengocok nya dengan sensual. Aahhhh nikmat,,, tapi aku menginginkan lebih. Rasanya ingin sekali penis itu menyentuh milik nya kali ini. Penis ku yang sudah tegak sempurna itu membuat Tina dengan cepat mengocok nya. Tapi aku mencoba bernegosiasi kembali.

"Ayo lah ma.. papa pengennn sshhh aahh"

"ngg'eh" dia menggeleng sambil tersenyum. Tapi tidak lama kemudian dia berbicara kembali.

"Gimana kalo papa oralin mama aja. Mama pengen juga tapi cuma di jilatin" Ucap nya

aku kaget, kenapa harus oral.

"Aaaaaaa....papa mau masukin punya papa"

"Ya kalo ga mau ga usah deh " ucap nya cemberut

Justru kalimat itu membuat birahi ku seperti ditantang. Bahkan membayangkan vagina tina yang habis di gempur milik pak Omar tadi membuat ku Semakin penasaran, penasaran ingin melihat secara langsung.

"Yaudah sini deh" ucap ku lalu sekarang bergantian membalikkan badan tina yang sekarang tertidur dan ku singkap rok nya, lalu menarik celana dalam nya. Seperti nya aku memang tidak pandai dalam bermain main dengan nafsu. Aku sadar cara ku sangat berbeda dengan cara pak Omar memperlakukan tina. Begitu celana dalam nya ku tarik semua dan terlepas, tampak dengan jelas vagina nya yang mulus tanpa bulu, jauh berbeda dari terakhir kali aku menyetubuhi nya. Apalagi sekarang bentuk nya tampak lebih melebar dan terlihat masih merah. Apakah tadi dia sudah mandi setelah persetubuhannya dengan pak Omar?

Tapi itu tidak menyurutkan nafsu ku, justru semakin membangkitkan nafsu ku. Perlahan ku arahkan wajah ku mendekati area sana, sambil mengusap vagina yang tembem yang terlihat merekah dan memerah itu, lalu ku jilat permukaan nya. 

Buku 43 - ISTRIKU & MAJIKANNYA MAKIN GILA (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang