"Ma,,, bangun" ucap ku yang sudah berada didalam kamar pak Omar lagi berniat membangunkan tina.
"Hmmmhhh hhhooaaammmhhh eh mas.." ucap nya sedikit kaget. Lebih kaget lagi dia seperti baru menyadari malam ini tidur di kamar pak Omar, dan juga sedang tanpa busana. Meskipun aku yakin pasti dia ingat kejadian tadi malam.
"M-maaf ya mass..." ucap nya langsung memegang tangan ku. Aku tidak bisa berkata kata
"Maafin aku.. gak seharusnya kejadian tadi malem terjadi... aku khilaf mas" ucap nya penuh rasa bersalah. Entah benar benar merasa bersalah atau tidak, entahlah.
"Papa juga salah ma. Gak seharusnya papa membiarkan juga kejadian tadi malam. Justru awalnya papa marah, cemburu, tapi gak sampe jadi benci melihat kejadian tadi malam. Salah papa yang membiarkan semua ini. Salah papa juga yang udah buat mama harus kerja dari beberapa bulan lalu" kalimat itu keluar lancar sekali dari mulut ku.
"Jadi papa gak marah sama mama?" Ucap nya lagi dengan mata puppy eyes
aku hanya menggeleng.
"Tapi kenapa papa bisa gak marah, ini semua salah mama" ucap nya
"Papa lihat mama bisa jauh lebih puas waktu sama pak omar. Benar ?"
Dia mengangguk malu
"Jadi papa rasa gak ada masalah. Selama mama masih sayang sama papa, sama Rasya juga. Semua kebahagiaan mama, kebahagiaan papa juga" ucap ku seperti orang bodoh. Kenapa bisa kalimat seperti itu keluar dari mulut ku. Begitu selesai aku mengatakan itu, dia memelukku sekarang.
"Makasih ya mas.... Mama sayang sama papa" ucap nya lagi
Seperti nya kehidupan baru ku akan mulai berlanjut dari sekarang. Tina pun bangkit dan sekarang menuju kamar mandi membersihkan badan dan sisa peluh nya.
...
Sekitar setengah jam kemudian terlihat tina yang sudah selesai mandi, dan sekarang menggunakan kimono dengan tampilan yang sangat segar. Ayo berjemur mas, mumpung masih pagi, enak matahari nya. Ucap tina yang menemukan ku duduk di sofa sambil membaca sebuah buku yang kuambil dari koleksi villa ini.
Aku pun setuju saja dan bangkit membawa buku ku, setidak nya bisa sekalian mengawasi anak anak yang sedang bermain tidak jauh dari posisi kami.
Disana pak Omar sedang berjemur juga, dengan membuka bathrobe nya dan hanya menggunakan celana dalam saja.
"Pagi pak"
"Eh udah bangun kamu. Sini duduk, jemuran lagi enak matahari nya" ucap pak Omar merespon sapaan Tina. Kami pun menikmati matahari pagi disini.
Sekitar pukul 11 siang,
"Hoaaahhh... Deni, kamu liatin Aydin sama Rasya ya biar main nya gak terlalu jauh" ucap pak Omar lalu bangkit sambil mengambil bathrobe nya tanpa memasang nya kembali. Tidak hanya itu, dia meraih tangan Tina.
"Kedalem yuk. Mumpung belum makan siang" ajak pak Omar tanpa malu malu pada istriku.
Tampak Tina kaget dengan ajakan gamblang seperti itu, tapi mungkin melihat aku yang tidak merespon marah, dia ikut juga, mereka berdua pun masuk kembali kedalam villa. Kepergian mereka kedalam membuat naluri dan birahi ku meninggi lagi. Tapi seperti pesan pak Omar tadi, aku harus anak anak kami. Benar katanya, bisa bisa mereka main semakin jauh diluar pengawasan ku.
Alhasil selama menunggu makan siang, yang hanya bisa kulakukan adalah memperhatikan Aydin dan Rasya dari kejauhan, tapi pikiran ku sudah melayang kemana mana karena membayangkan apa yang sedang dikerjakan mereka berdua. Rasanya ingin sekali aku melihat, tapi apa daya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 43 - ISTRIKU & MAJIKANNYA MAKIN GILA (SEASON 2)
FantasyIni adalah lanjutan dari kisah Deni dan keluarga kecil nya di BUKU 39. Memuat kisah yang sangat panjang yang semakin gila. [cuckold] - [NTR] - [humiliation] ADA HIDDEN CHAPTER.