Katanya nanti pak Omar akan langsung menuju kesini dengan mobil nya menjemput kami. Setengah hari ini dia berada dirumah bersama ku. Jujur saja aku juga senang mendapatkan kesempatan seperti ini. Liburan yang sangat jauh dengan gaya liburan kami dan juga rekan rekan kerja ku. Kapan lagi bisa mendapatkan liburan seperti ini? Paling mentok selama ini yang ku tahu liburan hanya sekedar bermain ke mall, kebun binatang atau jalan jalan ke puncak.
Rasya pun sudah pulang ku jemput di sekolah nya, dan begitu sampai dirumah, ternyata sebuah mobil yang ku kenal sudah datang. Padahal kalau kulihat jam, seharusnya janji berangkat adalah sekitar 1 jam lagi. Begitu aku masuk rumah, orang yang selama ini hanya bisa ku lihat dari layar handphone saja akhirnya ada didepan ku. Menyapa dengan ramah nya.
"Halo, Deni. Saya Omar, ini Aydin anak saya yang dijaga selama ini oleh istrimu, Tina"
"Ha-halo pak omar. Salam kenal"
"Senang sekali akhirnya bisa bertemu kamu secara langsung" ucap nya sambil menyalami tanganku. Jauh sekali ukuran tubuh pak Omar dibanding aku. Ini kali pertama aku benar benar berdiri dihadapannya dan juga berbicara secara langsung.
"Maaf saya baru sampe jemput si Rasya dari sekolah nya pak, kita beberes dulu ya" ucap ku. Kulihat Tina baru saja membuatkan teh untuk pak Omar dan Aydin.
"Semua perlengkapan udah aku siapin mas, tinggal ganti baju aja sama Rasya" ucap nya
Aku dan rasya pun bersiap mengganti pakaian kami. Melihat pak mereka yang sudah berpakaian khas liburan membuat ku harus lebih cepat bersiap. Pakaian cukup kasual yang digunakan pak Omar setidak nya membuat ku juga tahu aku harus menggunakan pakaian seperti apa saat ini. Karena sejujurnya tadi aku sudah berencana menggunakan pakaian yang sangat rapi. Akan sangat banting rasanya.
Begitu aku keluar kamar bersama Rasya, kulihat pak Omar sedang duduk menikmati teh yang dibuatkan tina, begitu juga dengan Aydin dan Tina. Posisi mereka membelakangi ku, dan untuk pertama kali, aku melihat tangan pak Omar yang sedang berada di paha Tina, istriku ketika mereka menikmati teh sambil berbincang. Begitu menyadari aku datang, tangan nya langsung berganti posisi meninggalkan pangkuan istriku. Perasaan campur aduk kurasakan melihat hal seperti itu secara langsung. Jauh sekali dari tampang dan cara bicara pak Omar yang terlihat sangat berwibawa dan sopan. Tapi lagi dan lagi, aku hanya tahu diam saja. Justru ada rasa desiran darah di sekujur tubuh ku melihat kejadian tersebut.
"Sudah selesai mas? Mau makan siang dulu?"
"Nanti aja makan siang nya, kan cerita nya mau liburan. Masa makan dirumah" ucap pak Omar memotong sebelum aku menjawab
"hehe oke deh, ayo kalo begitu" ucap Tina.
Kami pun masuk kedalam mobil. Ternyata dia menggunakan sopir.
"Mmm... mas didepan aja ya, masa pak Omar di depan, gaenak kaya kita majikan nya jadinya" pinta Tina. Aku tidak bisa menyangkal perkataan nya. Artinya pak Omar akan duduk belakang. Sudah pasti akan bersebelahan dengan TIna. Apalagi Rasya dan Aydin yang baru saja berkenalan terlihat sangat akrab dan mau duduk bersama di bagian paling belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 43 - ISTRIKU & MAJIKANNYA MAKIN GILA (SEASON 2)
FantasyIni adalah lanjutan dari kisah Deni dan keluarga kecil nya di BUKU 39. Memuat kisah yang sangat panjang yang semakin gila. [cuckold] - [NTR] - [humiliation] ADA HIDDEN CHAPTER.