tujuhbelas

1.9K 11 0
                                    


"Mmm... mas didepan aja ya, masa pak Omar di depan, gaenak kaya kita majikan nya jadinya" pinta Tina. Aku tidak bisa menyangkal perkataan nya. Artinya pak Omar akan duduk belakang. Sudah pasti akan bersebelahan dengan TIna. Apalagi Rasya dan Aydin yang baru saja berkenalan terlihat sangat akrab dan mau duduk bersama di bagian paling belakang.

Mobil pun berjalan. Begitu juga dengan adrenalin ku. Posisi ini seakan membuat jantung ku berdegup kencang. Situasi yang sebenar nya tidak bisa ku hindari. Dan lagi lagi, aku juga bingung harus bagaimana. Pikiran rusak ku ingin sekali melihat apa yang mereka lakukan di belakang, tapi aneh sekali jika aku mencari tahu dengan memutarkan kepala ku, apalagi terdengar cekikikan disela sela musik didalam mobil yang berputar. Kami akan menuju sebuah pelabuhan di kota ini. Sesuai yang diceritakan Tina, kami akan menuju pulau melalui pelabuhan. Sekitar setengah perjalanan, akhirnya kudapati ada satu celah dimana ada bagian dasbor mobil terbuat dari bahan yang mengkilap dan cukup bisa melihat bayangan yang terjadi di belakang. Dan betapa kaget nya, karena mungkin posisi pantulan itu tepat sekali, terlihat tangan pak Omar sudah bermain main di paha istriku sambil berpura pura tidak terjadi apapun. Mereka terus berbicara sambil cekikikan seolah pembicaraaan tidak ada habisnya. Aku sangat ngaceng kali ini membayangkan apa yang akan terjadi selama kami liburan jika baru sejauh ini saja mereka sudah berani melakukan hal hal yang seharusnya sangat tabu.

Kami pun sampai juga di dermaga tempat dimana akan melanjutkan perjalanan dengan kapal. Pak Omar ternyata sudah merencanakan liburan ini dengan sangat matang. Bahkan begitu kami sampai disana, sudah ada yang menyambut dan mengarahkan kami ke atas speedboat mewah, atau mungkin lebih cocok disebut dengan Yacht. Disana hanya ada kami sebagai penumpang nya dengan interior kapal yang terlihat sangat sangat mewah. Aku bahkan baru kali ini melihat kapal semacam ini seumur hidupku. Dengan sigap langsung kukeluarkan handphone ku untuk mengambil gambar kapal yang kami tumpangi ini, tapi...

"Eitsss... Deni, liburan kali ini tidak ada handphone yang boleh digunakan. Tapi jangan khawatir, semua gambar yang ingin kamu ambil akan di foto oleh kru profesional yang ada disini. Jadi, nanti ketika liburan kita sudah selesai, semua foto akan dikirimkan." Ucap pak Omar, lalu dikuti salah satu kru mendekati kami, meminta agar menyerahkan handphone masing masing, bahkan termasuk milik pak Omar. Tentu hal ini adalah hal yang baru untuk ku. Biasanya kemana mana aku seperti tidak bisa lepas dengan handphone. Tapi melihat pak Omar dan Tina yang juga menurut saja membuat ku tidak begitu mempermasalahkan. Menurut kru yacht ini, perjalanan menuju pulau memakan waktu 1 jam 30 menit. Tapi untung nya ini tidak akan terasa lama karena sepanjang perjalanan kami akan disuguhi berbagai hidangan. Jadi benar seperti yang dikatakan pak Omar tadi, tidak perlu makan siang.

Sepanjang perjalanan, kami semua dengan nikmat nya menyantap hidangan yang disediakan, mulai dari hidangan pembuka yang ringan, masuk ke hidangan utama dengan olahan daging kambing juga seafood, serta hidangan penutup dengan yang manis manis. Rasya dan Aydin juga tampak sangat menikmati perjalanan kali ini, apalagi terlihat pertama kali mereka bertemu tapi karena dalam suasana liburan membuat keakraban mereka sangat mudah terbentuk. 

Buku 43 - ISTRIKU & MAJIKANNYA MAKIN GILA (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang