"Yel ada cemilan gak?" tanya Aldo yang baru saja sampai diruang tamu.
"Aelah lu punya otak isinya makanan semua" ujar Manu lalu menjentik kepala Aldo.
"Halah bilang aja lo juga mau"
"Hehehe... Gimana yah"
"Yel, bukan temen gua itu. Sumpah" ucap Adhan sambil menunjuk kearah Aldo dan Manu yang tidak tau malu itu.
"Udahh-udahh, sana gih didapur banyak cemilan. Anggap aja rumah sendiri" ujar Leya dan diangguki oleh semua teman-temannya.
Ayel kemudian menggendong Leya ala bridal style kekamar yang tak jauh dari ruang tamu.
"Istirahat dulu, jangan capek-capek apalagi sampai stress" pintah Ayel dan dibalas senyuman oleh Leya.
Drttt
Drttt
Tiba-tiba ponsel Ayel berdering.
"Siapa?" tanya Leya
"Juna," jawabnya dan hanya diangguki oleh Leya.
"Kenapa?"
"..."
"Bagus! Bawa aja kesini"
"..."
Leya yang kepo akan pembicaraan sang suami dengan salah-satu anak buahnya itu menaikkan satu alisnya.
Ayel paham maksud dari Leya, jadi mau tidak mau Ayel harus memberitahukan nya.
"Juna bilang, Ken sama yang lain udah nangkep samudra. Sekarang otw kesini"
"Bagus deh"
Beberapa menit setelahnya mereka selalu menatap dalam satu sama lain. Dann...
Cup
"Ummpphh" mereka berciuman panas disiang bolong itu.
"Ummphhh hahh, huhhh" yang dari ciumann langsung berubah menjadi lumatan.
Ayel lalu meraba-raba bagian tubuh sensitif Leya, terutama dibagian dadanya. Tak sadar akan pintu terbuka, ternyata teman-teman mereka sedaritadi sudah berdiri disana sambil membawa makanan ringan.
Ada yang makan sambil berdiri, ada yang sedaritadi terus menganga, dan banyak lagi pose yang mereka lakukan.
"Seharusnya kita ga usah kesini dulu" ujar Adhan.
Lola dan Lia hanya tersenyum.
"Udahlah mata gue ternodai" sela Aldo.
"Eh enak kali siang bolong gini cipokan gak sadar ada peno-mmhhhpp" pekik Manu, tanpa penundaan apapun mulutnya langsung dibungkam oleh Ali menggunakan kripik singkong.
Kedua sejoli itu langsung berbalik dan terbelalak kaget.
Ayel menautkan alisnya bingung sedangkan Leya menutup wajahnya menahan malu karna ketahuan mesum oleh teman-temannya untuk yang kedua kalinya. Rasanya ia ingin saja menghilang dari tempat itu.
-
Kini kamar Leya penuh dengan suara canda tawa dari teman-temannya. Membahas hal random sudah menjadi keseharian mereka ketika bertemu.
Tak lama setelahnya muncullah neko dan membuat Ayel terbelalak sampai salah tingkah. Dari namanya saja sudah diketahui bahwa neko itu adalah seekor kucing. Dan lebih parahnya lagi, Ayel sangat takut dengan seekor kucing.
"Aaaaaa" suara pekikan itu pun terdengar dengan jelas ditelinga mereka. "Me-meonggg!" Ayel lalu berlari dan bersembunyi kemudian memeluk erat Leya dari belakang.
"Hiksss, meongg! Sejak kapan Leya punya meong!"
"Eh duyung. Istri lo masih lembek jangan di peningin gitu astoge" celetuk Adhan sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah kekanak-kanakan Ayel.
Mereka tidak terkejut. Karna mereka memang sudah tau sifat asli Ayel. Tapi berbeda dengan Lola dan Lia yang mematung melihat tingkah Ayel.
"Cup-cup-cup. Udah sayang, cuma neko loh!" ujar Leya sambil mengelus rambut sang suami. Dan beralih menggendong neko.
"Neko cayangg, kamu kok ada disini. Eh bentar, bukannya kamu ikut sama mama yah?"
"Meong"
"Di-dia ngomong apa Ley"
"Dia bilang, dia ga dibawa"
"Meong"
"Trus? Dia bilang apa lagi?"
"Dia bilang dia mau digendong sama kamu"
"E-enggak! Uuaaaa" teriak Ayel histeris kemudian melompat dari kasur.
"Suara ribut apa dh ni?" ucap seseorang dari balik pintu. Ternyata dia adalah Kenzie disertai beberapa anggota Blacklion dibelakangnya.
"Leyaaa jangan kasih ucinggg, hiks" ucapnya dengan nada sedikit merengek, belum menyadari kehadiran Ken dan yang lainnya.
"Hahahahahaha" mereka semua tertawa melihat tingkah lucu Ayel.
Sedangkan beberapa anggota BlackLion kaget tidak percaya. Apakah yang dilihat mereka itu adalah bosnya?
"Udah njir, Anak-anak liatin noh hahaha" ucap Aldo menimpali.
"Udahh udahh, noh si samudra ada di gudang" ujar Kenzie mengulum bibirnya karna sedang menahan tawanya.
Sontak Ayel terkejut. Sejak kapan mereka ada disana? Ia lalu berlari kecil memasuki selimut untuk bersembunyi karna malu.
"Gas euy, gue mau habisin tu orang sinting!" sarkas Aldo yang entah sejak kapan ia mulai emosi.
"Jang terbawa emosi. Gue mau nyiksa dia dulu" ujar Ayel yang tiba-tiba berubah menjadi normal seperti biasa lagi.
"Si balok! Langsung berubah 180° anjir" ujar mereka kompak dengan tatapan jijik ke Ayel.
"Lo natap gue kek gitu gue habisin kalian"
Mereka langsung membuang muka dan langsung melirik objek lain agar tidak terkena amukan dari Ayel.
Mereka semua langsung beranjak menuju ke gudang yang dimaksud Kenzie. Berbeda dengan Lia dan Lola yang pamit karna sudah larut malam. Ali juga beberapa anggota BlackLion tadi ikut mengantar mereka dan memastikan agar mereka pulang dengan selamat.
Kenzie sudah hapal betul letak ruangan mansion karna dulunya ia juga pernah tinggal di mansion ini dengan Leya dan tumbuh bersama sejak kecil. Hanya saja karna kesibukan orang tua Kenzie, iya terpaksa pindah saat awal memasuki sekolah menengah atas.
"Didalam" tunjuk Juna ke ruangan tersebut dan diangguki para anggota inti BlackLion.
Saat memasuki ruangan tersebut terlihat jelas pemandangan indah didepan mata mereka. Apalagi kalau bukan samudra yang sedang pingsan.
"Oii toa curut. Bangun gak lo" ketus Aldo sambil menendang bahu Samudra yang sedang terbaring.
"Ukhuuu" samudra terbangun dari pingsannya.
"Hai ganteng. Dah bangun yah" sarkas Adhan dengan senyum smirknya.
"Ganteng? Masih gantengan gue njer" celoteh Manu.
"Udah lo diem"
"Iye-iye"
"Jadi? Siapa yang mau mulai nih" tanya Aldo berkacak pinggang.
"Biar gue yang beresin" ujar Leya yang sedang bersandar didinding dekat pintu sembari melipat tangannya serata dada.
"Gak! Istirahat Ley!" pintah Ayel dengan wajah galaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos is my wife
Fiksi Remaja"Kalian tau sekarang jam berapa? Sudah tau jam masuk! Kenapa kalian masih berkeliaran dan seenaknya berada di ruang seni?!?" -Azhelia Arlhyne Xavier "Huaaa Ley, ada petir! Ayel takutt" -Azkino Rafayel Adlhyn Gavenza ...