⌑ αуєℓєуα -21-

535 14 7
                                    

"Apa-apaan sih!!" Stella mencoba mengambil kembali Handphone miliknya. Naas dia lebih pendek dibanding Manu.

Dengan sigap Manu langsung membuka galeri milik Stella dan menghapus bukti tersebut sebelum akhirnya Stella berencana menyebar sesuatu yang akan merusak ketenangan kedua sahabatnya.

"Tsk. Awas aja kalo lo berani berulah lagi" ancam Manu dengan tatapan mengintimidasi seolah mengancam dan siapapun yang melihatnya akan bergidik ngeri.

"Ada apa ini ribut-ribut?!" tanya seorang pria parubaya berkepala empat yang kini terlihat melangkah, menuju ke ketengah keramaian.

"A-yah?"

Pria parubaya itu tersenyum. "Ada apa ini? Alicia.. jelaskan" ceringai lebar terukir diwajah pria itu. Seperti ia sudah tau apa yang sedang terjadi. Tapi ia ingin mendengar penjelasan langsung.

Lia-Alicia langsung saja menarik lengan sang kepsek baru-ayahnya untuk sedikit menjauh meninggalkan wajah masam milik Stella yang mungkin akan mencari perhatian pada Pak Vonzie-sang kepsek.

Lia akhirnya menjelaskan satu-persatu apa yang terjadi. Sebelum akhirnya iris milik Vonzie melebar saat mendengar kabar tentang pernikahan dari Ayel & Leya.

Vonzie lalu memaklumi yang terjadi pada kedua remaja tersebut karna dulu ia juga pernah mengalaminya. Karna tidak ingin ikut campur, Vonzie lebih memilih untuk diam dan mengikuti intruksi yang diberikan Lia. Tak lama setelah mereka mendekat pasangan yang sedang diperbincangkan itupun juga muncul disaat yang bersamaan.

"Kenapa nih? Rame banget" tanya Leya sembari menatap satu persatu orang yang ada disana.

"Biasa Ley, ada tikus" ujar malas Lia memutar bola matanya.

"Oo"

"Li, gua back kelas dulu. Yel, ikut kagak?" ajak Manu. Ayem hanya mengangguk pelan lalu mengikuti Manu meninggalkan beberapa orang yang masih saling menatap dingin.

"Kalian bertiga ikut bapak ke ruang kepala sekolah" ucap Vonzie penuh penekanan.

"Baik Pak" ujar mereka berempat.

.

.

.

.

.

Sesampainya di ruang kepala sekolah. Seluruh tekanan pada ruangan tersebut mendadak berat dan berhawa dingin. Tatapan seperti siap membunuh silih berganti dan hanya tertuju pada satu orang yang di sebut-sebut sebagai tersangka.

"Stella" panggil sangat kepsek dengan suara beratnya.

Glek

"I-iya pak?"

"Apa yang baru saja tadi kamu lakukan?"

"Sa-saya cuma mau"

"Cepetan jawab elah" bentak Lia memukul meja kepsek.

"Astaga anak ini" ujar Vonzie membatin. "Ekhemm. Stella, cepat jawab"

"Sa-saya cuma mau ke ruang UKS karna menggigil kok pak" jelas Stella dengan dusta nya.

"Pembohong" ucap datar Lola.

"Tck. Jelas jelas tadi lo motret Leya sama Ayel" sambung Lia yang tak mau kalah.

Vonzie menghela nafas panjang sambil mengatupkan kedua tangannya ke dagu. "Dengar Stella, yang baru saja kamu lakukan itu adalah perbuatan yang salah"

"Tapi kan pak!"

"Sudah cukup! Saya tidak mau mendengar penjelasan aneh dari kamu lagi. Silahkan kalian ke kelas masing-masing terkecuali Leya. Saya ingin membahas tentang sekolah kamu" ujar Vonzie.

Stella tersenyum sinis menginggalkan ruangan tersebut.

"Ya-yahh!! Tadi kan Lia udh jelasin Leya gak salah apa-apa"

"Tenang Li.. tenang... aku sama ayah kamu cuma mau bahas soal homeschooling doang kok. Gak lebih" ujar Leya menepuk-nepuk bahu Lia agar lebih tenang.

"Ehh? Homeschooling?" kejut Lia dan Lola bersamaan.





TBC



.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketos is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang