"Anak-anak hari ini kita kedatangan 2 siswa siswi baru. Nak silahkan perkenalkan diri" ujar Bu Stevani dengan senyum pepsodentnya sehingga membuat seisi kelas tenggelam dalam senyuman cantik milik wali kelasnya itu.
"Haii semuanyaa, aku pindahan dari SMA Anterior distrik Y. Nama aku Stella Chantika Angelis kalian bisa manggil aku Stellaaaa hehe.." ucapnya dengan senyum manis tapi tidak berkesan apa-apa. Malahan mereka yang melihat senyuman Stella hanya mengernyit dan beranggapan tidak pantas karna terlalu fakta.
Bagaimana tidak. Menurut kalian, apakah ada seseorang yang berdandan menor kesekolah seperti orang yang ingin kekondangan plus berpakaian ketat seperti manager yang ada di club malam. Ditambah lagi wajahnya yang sok imut dan bertingkah seperti pickme.
"Gua Raden Kenzie Xavier. Pindahan dari SMA Raiden pusat, distrik Ei. Salken" semua orang yang berada di ruangan tercengang. Sudah dari keluarga berkedudukan tinggi, seorang Aktor, Tampan, siapa yang tidak ingin berteman dengannya coba?
Stella awalnya mendengus kesal sebelum akhirnya ia mendudukkan bokong besarnya itu ke kursi yang ada di samping Leya.
"H-haloo, nama kamu siapa? Kenalin aku Stella" ucap Stella sambil menjulurkan tangannya namun tak dihiraukan oleh Leya.
"Sombong banget sih. Sok cantik. Cantikan aku!" Batin Stella dalam hatinya.
Bel istirahat berbunyi..
Semua orang menuju kantin terkecuali Kenzie dan Leya yang memilih berada di taman belakang. Disana juga ada grobak cemilan tapi mereka lebih memilih memakan bekal yang diberikan Haura tadi.
"Wihh bedua aja. Entar ada kunti" bisik Aldo ditelinga dua orang yang sedang mengonsumsi zat mengandung gizi itu.
"Eh tuyul, entar kita kesedak lo mau tanggung jawab?!" sarkas Leya.
"Mulutnya.." ucap Ayel yang datang entah darimana menutup mulut Leya.
"Ummmmm"
"Maaf"
"Ish gamau! Enak aja langsung dimaafin"
"Haduhh, yaudah-yaudah.. Mau kubikinin Roti Greentea?"
"Mauuuuuu" Ucap Leya dengan Mata yang berbinar dan tergiur dengan godaan Ayel. "Tapi kamu mau dapat dimana? Disini mana ada yang jual"
"Bikin lah"
"Bisa masak ternyata lo Yel" ejek Manu.
"Brisik"
"Bekal kalian enak tuhh, bagi dongg" Ujar Aldo menatap bekal Ayel, Leya, dan Kenzie.
"Nihh" tawar Kenzie.
Baru saja Aldo ingin menyuap makanannya tapi langsung ditarik oleh Ayel.
"Ikut gua"
"Lahh Yel kemanaaa, gua baru aja mau makan cok"
Tidak ada jawaban dari Ayel. Ia langsung saja ditarik menuju kantin sekolah. Teman-teman mereka tertawa lebar melihat Aldo yang hanya ditarik paksa oleh sang ketua.
-kantin_sekolah-
"Wih liat itu, si most wanted kita lagi masak!!"
"Widih si ganteng lagi bikin apa tuhh"
"Gua ramal sih buat Leya"
"Jadi iri sama Leya"
Stella yang bersama dengan teman barunya Cira langsung mendekat mendengar riuhan suara siswi yang berada di kantin. Stella membulatkan mata kala mendapati seorang pangeran yang sedang memasak.
"Siapa itu? Ganteng bangett!" ujar Stella.
"Dia most wanted sekolah, sekaligus dia itu ketua geng BlackLion" jelas Cira kepada Stella.
"BlackLion? Iiiii bukannya itu geng yang terkenal yahh. Wahh gak nyangka bisa ketemu dia! Aku bisa deket sama dia gak yah"
"Mending jangan deh stel. Pawangnya galak bet uyy"
"Ah masa sih. Emang siapa?"
"Ketua OSIS disini? Masa kamu gak tau sih? Itu loh Arlhyne yang sekelas sama kamu"
"Hah? Arlhyne yang mana lagi coba"
"Di samping kursi kamu"
"Ohh si jutek tuli yang ada disamping aku itu? Dih bisa banget yah padahal ga cocok tau"
Cira hanya menggaruk kepalanya malas. Dia tidak ingin ikut campur dengan Ketos satu itu. Atau dia akan berakhir seperti Ayu dulu. Ingat Ayu dengan kasusnya?
"Heh! Maksud lo apaan yah ngatain Leya Tuli?" Siapa tuhh? Tentu saja Lia dong.
"Ohh mbk ketkel ternyata. Dia kan memang tuli. Toh buktinya tadi aku minta kenalan dia ga dengerin"
Cira langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. Tau apa yang terjadi nanti dia sudah ramal.
"Jaga omongan lo!"
"Apasih Mbk, denger yah. Kan yang saya bilang itu fakta"
Ayel dan Aldo tidak mengurusi perdebatan antara Lia dan murid baru si Stella itu. Selesai membuat roti greentea mereka langsung bergegas pergi.
Stella yang sadar Ayel telah meninggalkan tempat dengan nekat mengikuti di belakang. Awalnya Lia ingin menghalangi Stella tapi dicegah oleh Lola.
"Mau liat drama?" tanya Lola dengan tatapan sinis nya kearah punggung Stella yang berlalu pergi.
Lia hanya tersenyum smirk. Ia paham apa yang sedang dimaksud oleh sahabatnya itu.
Beralih ke Ayel dan Aldo yang sampai ditaman belakang. Stella dengan capernya langsung mendorong tubuh sendiri dengan modus agar bisa dipangku oleh Ayel namun naas yang menangkapnya adalah Aldo.
"Hati-hati" ujar Aldo sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Yee sibuaya kambuh tuhh" teriak Adhan sambil terkekeh.
Stella berdecih. Ia sangat kesal karna Ayel tidak memperdulikannya. Dan dari kejauhan pulak terlihat Lia dan Lola sedang memperhatikan mereka di lantai 2.
"Ih Laa, kok disini sih. Gak kedengeran dong dia ngomong apaan" kesal Lia mengembungkan pipinya.
"Pfftt, Lia kamu lucu pas ngambek. Nih pake Headset" ujar Lola.
"Makin ga denger dong blonkkk"
"Di pantat Aldo ada speaker mini. Tenang aja, kita bisa dengerin lewat headset. Udah ke connect kok" ucap Lola sambil mengelus kepala Lia.
"Hahahahah gak dipantat Aldo juga we" balas Lia sambil tertawa terbahak-bahak. "Sama Lola sering dijadiin anak kecil gini. Aku beruntung banget punya sahabat kayak Lola sama Leya" ucapnya didalam hati sambil melayangkan senyumnya.
"Kenapa senyam-senyum gitu?" ujar Lola bertindik ngeri.
"Ihh apa sih La, geer deh"
"Kamu sihhh" ucapnya sambil mengacak-acak rambut Lia selayaknya seorang ibu sedang bercanda dengan anaknya.
"Lolaaa! Rambut nya berantakan!!'
"Haha nanti aku sisirinn"
"Ummm"
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos is my wife
Подростковая литература"Kalian tau sekarang jam berapa? Sudah tau jam masuk! Kenapa kalian masih berkeliaran dan seenaknya berada di ruang seni?!?" -Azhelia Arlhyne Xavier "Huaaa Ley, ada petir! Ayel takutt" -Azkino Rafayel Adlhyn Gavenza ...