Part 08
Pagi ini, Ranti menjemput Amanda yang ternyata sudah siap di depan rumah bersama dengan putranya, Rasya. Bocah laki-laki itu tentu saja sudah tahu bila mamanya akan melamar pekerjaan, dan ia sangat antusias saat mendengarnya tadi malam sampai ia rela bangun pagi hanya untuk menemani mamanya.
"Pagi, Rasya." Ranti menyapa bocah laki-laki itu, yang seketika tersenyum dan menyambut sapaannya tersebut.
"Pagi, Tante."
"Kamu sudah siap, Mand?" tanya Ranti yang Amanda angguki.
"Sudah kok."
"Ya sudah ayo naik!" pintanya yang lagi-lagi Amanda angguki lalu menoleh ke arah putranya, ia berniat berpamitan padanya.
"Rasya, Mama berangkat dulu ya? Setelah ini kamu langsung masuk ke rumah, temani Nenek masak terus sarapan ya yang banyak!"
"Iya, Ma. Semoga Mama dapat pekerjaan ya."
"Iya, Sayang. Terima kasih ya doanya, kalau begitu Mama pergi dulu ya."
"Iya, Ma. Hati-hati di jalan." Rasya melambaikan tangannya ke arah Amanda yang sudah menaiki motor temannya.
"Iya." Amanda membalasnya dengan melambaikan tangannya juga, sampai pada akhirnya motor yang ditumpanginya melaju dengan kecepatan sedang. Amanda sendiri sempat melirik ke arah putranya, yang sempat menunggunya dan pada akhirnya ia masuk ke dalam rumah. Melihat itu Amanda seketika mengembuskan nafas leganya, ia bertekad akan bekerja keras untuk membahagiakan keluarganya.
***
Tak lama di perjalanan, akhirnya Ranti dan Amanda sampai di sebuah parkiran, keduanya melepaskan helm dari kepala masing-masing. Amanda yang baru melihat gedung itu tentu saja berdecak kagum, terutama pada ketinggiannya dan juga arsitektur bangunannya.
"Wah, kamu bekerja di sini, Ran?" tanyanya pada Ranti yang baru melepaskan helmnya.
"Iya. Tapi aku cuma jadi karyawan biasa di sini."
"Bisa jadi karyawan di perusahaan sebesar ini sih menurutku sudah sangat hebat, Ran." Amanda mengacungkan kedua jempolnya, yang disenyumi oleh Ranti.
"Terima kasih. Aku harap, kamu juga bisa bekerja di sini ya, semangat!" Ranti mengepalkan kedua tangannya seolah ingin temannya itu tetap kuat dan tidak menyerah.
"Iya, pasti."
"Ya sudah ayo masuk! Nanti aku antarkan kamu ke ruang HRD, di sana kamu bisa tanya-tanya tentang pekerjaannya." Ranti menggandeng lengan Amanda yang tersenyum dan mengangguk setuju, lalu keduanya masuk ke sana dengan suasana yang masih sepi tentunya, di mana hanya ada satpam dan juga beberapa cleaning service yang bertugas.
"Kok masih sepi ya, Ran?"
"Sebentar lagi juga banyak pegawai yang masuk, kan masuk kerjanya jam delapan tepat, kalau aku biasanya berangkatnya setengah delapan dari rumah."
"Oh begitu? Berarti tempat HRD juga belum ada orangnya ya?"
"Aku juga enggak tau, kita lihat aja ke ruangannya."
"Masih jauh ya?"
"Enggak kok, itu ruangannya masih ada di lantai satu kok." Ranti menunjuk sebuah ruangan dengan kaca yang tak terlalu transparan, yang sepertinya sudah ada orang di dalamnya.
"Kalau kamu ruang kerjanya ada di lantai berapa?"
"Lantai lima, nanti kita juga sering ketemu di sana," jawab Ranti seadanya sedangkan Amanda hanya mengangguk mengerti sembari sesekali memerhatikan sekelilingnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/365832552-288-k508583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK SAHABATKU (TAMAT)
RomanceRaka dibuat tak percaya saat mengetahui Amanda, sahabatnya yang selama ini dicarinya bekerja di kantor yang dipimpinnya. Raka tentu sangat bahagia, ia bahkan berniat memberi wanita itu posisi yang tinggi untuk membantunya. Namun sikap wanita itu jus...