Part 10

992 37 1
                                    

Part 10

Amanda membekap mulutnya saat Raka memanggil namanya, itu artinya laki-laki itu masih mengenalinya, padahal mereka sudah tidak pernah bertemu hampir delapan tahun lamanya. Tak ingin berpikir panjang lagi, Amanda langsung berlari ke arah pintu, ia berniat kabur dari laki-laki yang dulu menjadi teman baiknya itu.

"Amanda. Kamu Amanda kan?" tanya Raka memastikan namun tak mendapati jawaban apa-apa, yang membuat laki-laki itu yakin bila dugaanya memang benar.

"Mau ke mana kamu?" Raka merengkuh tangan wanita itu sekuat tenaganya, tentu saja karena ia tak ingin lagi kehilangan jejak sahabatnya.

"Tolong lepaskan saya!" pinta Amanda tanpa mau menatap ke arah Raka, ia hanya tidak mau dekat dengan laki-laki itu meskipun hanya sekedar menyapa terlebih lagi berbicara bersama.

"Kamu Amanda kan?"

"Bukan."

"Jangan bohong kamu!" Raka berniat membalik tubuh wanita itu yang tampak kekeh menyembunyikan wajahnya.

"Sakit, Ka. Lepas enggak?" pintanya lagi yang sedikit Raka longgarkan rengkuhan tangannya, namun tak sedikit pun mengurangi kewaspadaannya.

"Itu kan benar, kamu itu Amanda, pakai segala enggak ngaku lagi." Raka menggerutu kesal saat Amanda menoleh ke arahnya dengan tatapan tajamnya, namun tak membuatnya takut dan justru mendekatkan wajahnya untuk memperhatikannya lebih jelas.

"Kamu tambah cantik ya? Pakai lipstik segala, padahal kalau dulu mana pernah kamu mau pakai make up?" Raka menyunggingkan senyumnya tanpa menyadari bagaimana Amanda terkejut dengan sikapnya yang tiba-tiba, dengan cepat ia menghindarinya dengan memundurkan tubuhnya.

"Kamu bisa enggak sih enggak kekanak-kanakan? Aku itu sedang bekerja di sini, aku enggak punya waktu untuk mengurusi kamu." Amanda menatap serius ke arah Raka yang tampak tak mengerti dengan perubahan sikap sahabat lamanya itu.

"Memangnya aku bayi apa, sampai harus kamu urusi?" jawab Raka yang justru membuat Amanda kian kesal, padahal laki-laki itu hanya ingin bercanda untuk mencairkan suasana.

"Enggak lucu tau enggak." Amanda menarik kasar lengannya, yang berhasil lepas dari rengkuhan Raka.

"Kamu kenapa sih? Aku ini Raka, sahabat baik kamu di SMA dulu. Tapi kenapa sekarang sikap kamu jadi berubah seperti ini? Memangnya aku salah apa sama kamu?"

"Kamu enggak punya salah apa-apa, aku aja yang enggak mau kenal lagi sama kamu." Mendengar jawaban Amanda, Raka tentu saja merasa syok dan tak percaya dengan apa yang baru wanita itu katakan, memangnya apa kesalahannya sampai dia tega berbicara kasar padanya.

"Mand, kamu serius bilang itu ke aku?" tanya Raka terdengar kecewa, namun wanita itu tampak tak menyesal ataupun semacamnya.

"Aku enggak punya waktu untuk meladeni kamu, aku harus bekerja lagi sekarang. Lebih baik kamu pergi aja dari sini, aku enggak mau lihat kamu lagi." Amanda kembali untuk mengambil sapunya, ia ingin menyelesaikan pekerjaannya di pantry.

"Kamu bekerja jadi cleaning service di sini?" tanya Raka namun Amanda tampak tak ingin memedulikannya dan terus-terusan menyapu dan mengelap beberapa barang yang ada di sana.

"Mand, aku lagi bicara sama kamu." Raka kembali merengkuh tangan wanita itu dan menatapnya serius, namun justru dibalas dengan tatapan kebencian yang Raka sendiri bingung kenapa wanita itu melakukannya.

"Kamu bisa enggak sih membiarkan aku hidup dengan tenang kali ini aja?" tanya Amanda dengan mata berkaca-kaca, yang tentu saja tak membuat Raka mengerti dengan maksud ucapannya.

"Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Apa aku sudah buat hidup kamu enggak tenang? Kamu aja pergi tanpa ada kabar, aku bahkan enggak tau kamu di mana selama ini, lalu bagaimana caranya aku buat hidup kamu enggak tenang?"

ANAK SAHABATKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang