Part 13

923 33 2
                                    

Part 13

Amanda menghela nafas panjangnya saat menatap ruangan HRD yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang, hari ini ia sudah menyelesaikan semua tugasnya dan saat waktunya sudah pulang, Amanda berniat ke ruangan itu untuk mengakhiri pekerjaannya. Ya, Amanda memang akan mengundurkan diri, ia sudah memikirkannya berungkali selama ini, namun kejadian tadi siang membuatnya semakin yakin untuk memilih.

"Permisi, Pak." Amanda menyapa seseorang yang berada di ruang HRD setelah sempat ragu untuk masuk ke dalam sana.

"Iya, silahkan duduk dulu!" pinta laki-laki yang tentu saja sudah mengenali Amanda dan masih mengingat jelas pesan atasannya, Pak Raka.

"Terima kasih, Pak." Amanda menjawab dengan sopan lalu duduk di kursi yang berada di depannya, ia masih terlihat ragu meskipun sudah berungkali kali ia meyakinkan dirinya sendiri.

"Ada apa?"

"Sebelumnya saya minta maaf, Pak. Saya ke sini untuk menyampaikan pemberitahuan kalau saya ingin mengundurkan diri dari pekerjaan saya saat ini. Saya tahu saya baru bekerja dua hari, saya juga tidak meminta gaji atau semacamnya, tapi yang pasti saya tidak bisa bekerja di tempat ini lagi," ujar Amanda lugas yang justru ditatap tenang oleh laki-laki yang duduk di depannya saat ini.

"Kamu ingin berhenti?" tanyanya yang tentu saja Amanda angguki.

"Iya, Pak."

"Baiklah. Tapi apa kamu bisa membayar ganti rugi perusahaan sebesar sepuluh juta rupiah?" Mendengar pertanyaan laki-laki itu tentu saja Amanda terkejut, ia bahkan membulatkan matanya saking tak percayanya ia dengan pendengarannya.

"Ganti rugi, Pak?"

"Iya, sebesar sepuluh juta." Laki-laki itu bahkan sampai menunjukkan ke sepuluh jarinya, seolah ingin memperjelas ucapannya.

"Ta-tapi, Pak, sebelum ini saya tidak diberitahu kalau berhenti dari sini harus membayar sepuluh juta," jawab Amanda terdengar kebingungan.

"Iya, memang. Tapi bukan berarti peraturan itu tidak ada kan?"

"Peraturan itu enggak masuk akal, Pak. Saya di sini untuk bekerja dan saya juga berusaha mengerjakan semuanya dengan semaksimal mungkin, lalu saat saya ingin berhenti, kenapa jadi saya yang harus membayar ganti rugi? Kan saya yang kecapean di sini, sedangkan saya cuma mau mengundurkan diri, saya juga tidak menuntut gaji apapun."

"Terserah kamu mau bilang apa, kalau kamu berhenti ya harus bayar ganti rugi ke perusahaan ini. Kalau kamu tanya kenapa ada peraturan seperti itu, alasannya ya supaya pekerja seperti kamu itu tidak bisa bersikap seenaknya, yang tiba-tiba mengundurkan diri padahal belum satu bulan bekerja di sini."

"Oke, saya akan berusaha mengerti meskipun peraturan itu tidak masuk akal. Lalu kapan saya bisa berhenti tanpa harus membayar ganti rugi?" tanya Amanda lagi terdengar pasrah, rasanya juga percuma jika ia menentang para penguasa.

"Setelah kamu bekerja minimal selama enam bulan."

"Apa? Enam bulan?" tanya Amanda terkejut karena rasanya amat mustahil andai ia harus bekerja enam bulan lagi.

"Iya, kenapa? Apa kamu keberatan? Kalau begitu kamu bisa bayar ganti ruginya, dengan begitu kamu bisa berhenti dari sini." Laki-laki itu benar-benar melakukan apa yang Raka katakan, meskipun ia sendiri masih bingung kenapa bosnya itu meminta hal tidak masuk akal.

"Bagaimana? Apa kamu bisa membayarnya?" tanyanya lagi saat Amanda terdiam dengan waktu yang cukup lama.

"Tidak bisa, Pak." Amanda menggeleng pelan, ia terlihat pasrah sekaligus ingin marah namun berusaha ditahan meskipun rasanya sulit untuk dilakukan.

ANAK SAHABATKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang