Part 14

915 34 2
                                    

Part 14

Nafas Amanda mulai naik turun setelah mendengar laki-laki yang bernama Vito itu mengetahui tentang anaknya, mungkin Amanda tidak akan mempermasalahkannya andai di tempat mereka tidak ada Raka, namun sayangnya kenyataannya jauh berbanding terbalik dengan harapannya.

Raka, laki-laki itu tentu tidak boleh tahu kalau Amanda memiliki seorang anak, Amanda bisa saja ditanya-tanya dan dipaksa menjawab siapa ayahnya. Hubungan persahabatan yang ingin Amanda akhiri, akan semakin rumit jika hal itu terjadi.

Tidak ingin tinggal diam, Amanda menatap laki-laki yang bernama Vito itu dengan serius, ia ingin meminta laki-laki itu untuk menutupi informasi tentang putranya. Namun sebelum itu terjadi pintu lift terbuka, menampilkan beberapa orang yang tampak ingin masuk ke dalam.

"Tolong ikut aku!" pinta Amanda sembari menarik lengan Vito dan juga kereta dorongnya, laki-laki itu tentu saja merasa bingung namun ia tetap mengikuti Amanda kemanapun kakinya melangkah.

"Ada apa? Kenapa kamu membawa ku kemari?" tanya Vito terdengar heran setelah mereka berhenti di koridor arah gudang, sedangkan matanya memerhatikan sekitarnya yang cukup sepi tanpa ada orang yang berlalu lalang.

"Aku minta maaf. Aku cuma mau minta tolong sama kamu."

"Minta tolong apa? Kan kamu bisa mengatakannya tadi di sana, kenapa harus ke sini?"

"Aku enggak bisa melakukannya."

"Kenapa?"

"Karena banyak orang." Mendengar jawaban Amanda, Vito tentu merasa kian heran meskipun begitu ia berusaha untuk mengerti.

"Oke. Memangnya kamu mau minta tolong apa? Kok kayanya serius?" tanya Vito yang diangguki oleh Amanda.

"Aku cuma minta tolong ke kamu untuk menyembunyikan informasi apapun tentang putraku, kalau perlu jangan kasih tau siapapun kalau aku sudah punya anak."

"Kenapa?"

"Aku cuma enggak mau ada yang mengetahuinya."

"Ya kenapa? Dia kan anak kamu, masa kamu sembunyikan dari orang lain? Kan kasihan dia. Apa ... anak itu hasil dari hubungan yang belum sah?" tanya Vito sembari memicingkan matanya, yang sempat Amanda diami sampai pada akhirnya mata yang membulat itu mengeluarkan tangisannya.

"Ke-kenapa kamu malah menangis? Aku enggak berniat buruk, aku cuma tanya aja. Kalau kamu enggak bisa menjawabnya juga enggak apa-apa." Vito tentu saja merasa panik dengan apa yang terjadi saat ini, wanita yang berdiri di depannya itu menangis seolah tersakiti dengan pertanyaannya tadi.

"Oke, begini saja. Aku akan menuruti keinginan kamu untuk menutupi informasi apapun tentang anak kamu, tapi ada syaratnya." Vito kembali berbicara yang kali ini diperhatikan oleh Amanda, namun tak menghentikan tangisnya yang masih mengalir di wajahnya.

"Pertama, kamu harus berhenti menangis!" pinta Vito yang kali ini Amanda turuti sembari menghapus air mata yang tersisa di wajahnya.

"Sudah. Apalagi persyaratannya?" Amanda menatap serius ke arah Vito yang sempat terdiam memerhatikan wajahnya, ia bahkan sampai tak habis pikir wanita itu tetap cantik meskipun baru saja menangis.

"Kedua, kamu harus menjadi temanku." Vito menyunggingkan senyumnya yang tentu saja ditatap bingung oleh Amanda.

"Cuma itu aja?"

"Untuk saat ini cuma itu aja."

"Artinya masih ada persyaratan lain?" tanya Amanda terdengar tak yakin yang Vito angguki.

"Apa?"

"Nanti aku akan mengatakannya." Mendengar jawaban Vito, Amanda tentu saja merasa ragu dan bahkan takut untuk percaya.

ANAK SAHABATKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang