Part 09
Amanda mengucapkan terima kasih setelah diantarkan pulang oleh Ranti, setelah itu ia masuk ke dalam rumah dan mendapati putranya meregangkan tangannya sembari berjalan ke arahnya. Amanda yang melihat itu tentu saja sudah paham dengan kebiasaan putranya, itu lah kenapa ia turut melakukan hal yang sama lalu memeluknya dengan erat.
"Mama," panggilnya terdengar manja yang hanya disenyumi oleh Amanda, ia tahu putranya itu pasti merindukannya setelah seharian ia tinggal di rumah bersama dengan neneknya.
"Kenapa?"
"Enggak apa-apa, kangen aja."
"Kamu sudah mandi?" tanya Amanda setelah melepaskan pelukan putranya tersebut.
"Sudah kok, Ma."
"Anak pintar." Amanda tersenyum bangga sampai pada akhirnya ia menoleh ke arah belakang putranya, di mana ibunya baru datang dari ruang tengah.
"Kamu sudah pulang, Mand?"
"Sudah, Bu."
"Bagaimana pekerjaannya? Kamu diterima?" tanyanya sembari mendudukkan tubuhnya di sofa, Amanda yang mendengar itu justru tersenyum lalu menghampiri ibunya diikuti putranya.
"Diterima dong, Bu. Kalau enggak, mana mungkin aku pulang sore?" jawab Amanda sembari duduk di sofa bersama dengan putranya yang tampaknya tak ingin jauh-jauh darinya, mungkin karena sudah seharian tak melihatnya.
"Alhamdulillah kalau begitu. Bagaimana dengan gajinya? Apa kamu cocok?"
"Cocok kok, Bu. Gajinya dua juta, tapi nanti kalau sudah enam bulan bisa naik." Amanda menjawab jujur yang ditanggapi ibunya dengan helaan nafas, merasa lega saja mendengar nominal gaji putrinya yang tak bisa dibilang kecil.
"Baguslah kalau begitu, tapi kamu sendiri bagaimana bekerja di sana? Nyaman enggak?" tanya ibunya terdengar khawatir.
"Nyaman kok, Bu. Meskipun pekerjaannya sedikit berat, tapi teman-temanku semua pada baik, jadi aku enggak masalah bekerja di sana."
"Syukurlah kalau begitu, yang penting itu kamu nyaman bekerja di sana, walaupun kamu punya gaji besar tapi kalau lingkungan pekerjaan kamu enggak nyaman, ya pasti enggak akan bertahan lama kan?"
"Iya, Bu."
"Sekarang kamu mandi ya, Ibu akan siapkan kamu makan." Mendengar ucapan ibunya yang Amanda lakukan hanya mengangguk sembari tersenyum lalu menoleh ke arah putranya tersebut.
"Rasya, Mama mandi dulu ya, setelah itu kita makan terus main bersama," pamitnya pada putranya yang tampak tersenyum semringah.
"Iya, Ma."
***
Seperti hari kemarin kini Amanda berangkat bekerja, yang membedakannya ia pergi sendiri tanpa temannya dengan menggunakan motor matic milik ibunya. Amanda tentu merasa bersemangat hari ini, terlebih lagi saat putranya dengan antusias mengantarkannya sampai di depan rumahnya.
Setelah sampai, Amanda memarkirkan motornya di parkiran tempatnya bekerja, sesekali ia menghembuskan nafas panjangnya dengan perasaan penuh semangat, sesekali ia juga menyapa satpam yang bertugas menjaga depan ataupun yang sedang berkeliling.
"Amanda," panggil seseorang yang Amanda tahu dia bernama Hani, teman barunya yang juga bekerja sama seperti dengannya.
"Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ajak kamu ke ruangan CEO." Mendengar ucapan temannya itu, Amanda tentu merasa bingung.
"Memangnya ada apa, Kak?"
"Aku cuma mau kasih tau kamu beberapa tempat yang harus kamu bersihkan sebelum dipakai para pegawai termasuk ruangan CEO," ujar temannya yang diangguki oleh Amanda.
![](https://img.wattpad.com/cover/365832552-288-k508583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK SAHABATKU (TAMAT)
RomanceRaka dibuat tak percaya saat mengetahui Amanda, sahabatnya yang selama ini dicarinya bekerja di kantor yang dipimpinnya. Raka tentu sangat bahagia, ia bahkan berniat memberi wanita itu posisi yang tinggi untuk membantunya. Namun sikap wanita itu jus...