Part 20
Raka menatap serius ke arah Ranti yang terlihat takut dan bahkan sampai tertunduk, saat bosnya itu menyergah ucapannya dengan nada yang sedikit lebih tinggi, Ranti tentu saja tidak asal bicara, karena apa yang dikatakannya memang benar, namun sepertinya bosnya itu tidak menyukai jawabannya.
"Saya minta maaf, Pak. Apa yang saya katakan itu memang benar, Amanda memang diusir oleh orang tuanya sendiri tepatnya ayahnya."
"Tapi kenapa? Apa kesalahan Amanda sebesar itu sampai ayahnya tega mengusirnya?"
"Saya juga kurang tahu, Pak." Melihat Ranti yang tampak ketakutan, Raka berusaha untuk tetap tenang dengan menghembuskan nafas panjangnya beberapa kali.
"Tapi bagaimana hubungan mereka sekarang? Amanda sudah pulang ke rumah kan? Itu artinya dia sudah baikkan dengan ayahnya kan?" tanya Raka penasaran namun Ranti justru terdiam dengan perasaan tak nyaman.
"Saya juga tidak tahu itu, karena Ayahnya Amanda sudah meninggal, Pak."
"Meninggal kamu bilang?"
"Iya, Pak."
"Kapan?"
"Setengah bulan yang lalu," jawab Ranti yang tentu saja membuat Raka syok karena baru mendengar kabar ayahnya Amanda, orang yang dulu begitu baik padanya.
"Kenapa beliau bisa meninggal? Apa beliau sakit?" tanya Raka lagi dengan berusaha tegar.
"Iya, Pak. Saya kurang tahu pasti beliau sakit apa, tapi kata orang-orang sih faktor utamanya karena terus-terusan memikirkan Amanda."
"Seharusnya ayahnya Amanda memintanya untuk pulang dari pada harus kepikiran sampai sakit, dan sekarang malah seperti ini." Raka tentu sangat menyesali dengan apa yang sudah terjadi terlebih lagi ia baru mengetahuinya saat ini.
"Saya tidak ingin membela ayahnya Amanda, tapi saya pikir Amanda yang masih bersikeras menutupi apa yang sudah terjadi." Ranti menjawab dengan sangat hati-hati yang berhasil membuat Raka mengerti kali ini namun juga menyesalinya di waktu yang sama.
"Iya, mungkin kamu benar. Tapi kenapa Amanda tidak memberitahu saya pada saat itu? Padahal saya sempat menawarkannya untuk pulang bersama untuk menemui orang tuanya?"
"Saya juga tidak mengerti, Pak. Sepertinya Amanda memiliki alasannya sendiri, saya tidak bisa menanyakannya karena saya yakin dia tidak akan mau menjawabnya."
"Iya, saya tahu itu. Kamu saja yang temannya sejak lama masih Amanda pertimbangkan untuk menceritakan masalahnya, apalagi saya yang sampai tidak boleh ke rumahnya saking bencinya dia ke saya." Raka menghela nafas panjangnya yang ditatap bingung oleh Ranti tentunya.
"Amanda membenci Anda?"
"Iya, Amanda memang membenci saya tidak tahu kenapa? Apa dia pernah menceritakannya ke kamu?" tanya Raka penuh harap namun Ranti justru menggeleng pelan, seolah mengubur harapan Raka di saat itu juga.
Di dalam hati, Ranti tentu saja bertanya-tanya dan semakin curiga dengan Raka yang mungkin ada hubungannya dengan kelahiran Rasya, karena mustahil jika Amanda membenci laki-laki itu tanpa sebab, temannya itu bahkan sampai ingin mengundurkan diri dari perusahaan ini padahal sebelumnya dia sangat bersyukur mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Itu lah yang Ranti pikirkan saat ini, sampai pada akhirnya ia memikirkan satu hal.
"Apa Anda ingin mengetahui sesuatu?" tanya Ranti terdengar tak yakin, yang kali berhasil menyulut semangat Raka kembali.
"Sesuatu apa?"
"Saya tidak bisa memberitahunya, tapi kalau Anda ingin mengetahuinya, sebaiknya Anda datang sendiri ke rumah Amanda!"
"Kamu gila? Amanda saja melarang saya ke sana." Raka memundurkan tubuhnya dan bersandar pada kursinya, ia tampak tak berminat dengan rencana Ranti kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK SAHABATKU (TAMAT)
RomanceRaka dibuat tak percaya saat mengetahui Amanda, sahabatnya yang selama ini dicarinya bekerja di kantor yang dipimpinnya. Raka tentu sangat bahagia, ia bahkan berniat memberi wanita itu posisi yang tinggi untuk membantunya. Namun sikap wanita itu jus...