"Berbahagialah Sora."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yeonjun duduk dengan tenang di kursi. Memakan puding coklatnya dan menatap pada dua orang yang tengah menyalami para tamu di depan altar. Pakaian putih sang mama membuat Yeonjun bahagia. Mamanya begitu cantik dan bersinar. Sang papa baru terlihat tampan dan berkharisma.
"Tuan muda, anda harus berhenti makan puding itu sebelum anda sakit perut. Nyonya Sora tidak akan suka jika anda terlalu banyak makan puding coklat." Pengasuhnya membersihkan sisa coklat di bibir Yeonjun.
Membuat tuan muda mungil itu meletakkan garpunya. Namun seseorang muncul dan membuat Yeonjun tersenyum lebar.
"Biarkan dia makan lebih banyak. Aku yang akan memarahi Sora jika melarang cucuku memakan makanan yang dia sukai."
Pria dengan rambut putih yang menutup seluruh kepalanya memeluk Yeonjun erat. Kakeknya baru saja terbang dari Jepang ke Korea.
"Maaf Tuan Choi." Pengasuh Yeonjun menundukkan kepala. Sang kakek hanya mengangguk. Menyuruh pelayan itu untuk menikmati pesta pernikahan.
"Nikmati pesta. Jangan hiraukan Yeonjun, ada aku." Sang pelayan mengangguk. Memberi ruang pada dua orang berbeda usia tersebut.
"Yeonjunnie senang?" Yeonjun mengangguk antusias. Tadi dia hampir mati bosan. Namun kakeknya datang dan membuatnya senang sekali.
"Ayah, kenapa tak memberi kabar akan datang? Sebelumnya ayah bilang sedang di Jerman?"
Sora, mama dari Yeonjun muncul dan memeluk ayah dari mendiang suami pertamanya.
"Kejutan." Sang kakek memberi pelukan. Lalu menatap Soobin sambil tersenyum sendu.
"Tolong jaga dua orang paling berharga milikku." Ia menepuk pundak Soobin. Soobin mengangguk tenang. Merangkul istrinya dan membelai pipi Yeonjun dengan tangan besarnya.
"Ayah tidak bisa lama disini. Ayah harus kembali ke Jepang nanti sore. Tapi ayah senang kamu kembali menemukan seseorang. Minho pasti akan turut bahagia dan mengerti." Pria tua itu sedikit sedih mengingat putranya yang telah tiada.
"Sora, berbahagialah."
Perempuan itu memeluk ayah dari mendiang suaminya lebih erat. Ia sedikit menitikkan air mata. Bertemu Minho dan ayahnya adalah keajaiban yang Tuhan kirim untuknya.
"Mama kenapa menangis??"
Yeonjun menarik gaun sang mama dengan khawatir. Soobin yang melihatnya lalu menggendong Yeonjun.
"Mama tidak sedang bersedih Yeonjun, mama sangat bahagia." Sora mengecup pipi putranya dalam gendongan sang suami. Ia merasa Soobin cocok sebagai figur ayah untuk Yeonjun meski usianya lebih muda 5 tahun dari Sora.
"Soobin, terima kasih."
Soobin hanya mengangguk dan tersenyum sambil menghapus air mata istrinya.
"Tuan Choi, anda mau berfoto?" Seorang fotografer meminta mereka berfoto bersama.
"Tentu saja."
Hari itu, satu momen titik balik kehidupan Yeonjun terjadi. Foto yang diambil akan sangat membekas dalam ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa What's Wrong? (End ✔️)
FanfictionSoobin tidak mengerti. Namun Yeonjun dengan mudah menariknya dalam pesona yang nampak lugu dan polos. Berbanding terbalik dengan sorot mata putranya yang terlihat berambisi akan sesuatu. "Papa telah melakukan sesuai keinginanmu Yeonjun, beri imbalan...