Lonely Boy

1.9K 228 19
                                    

"Papa, mau main bersamaku?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun menangis tertahan ketika sang mama akan berangkat bekerja di akhir pekan. Bukan apa, semenjak ayah kandungnya meninggal, sang mama harus mengurus perusahaan yang ditinggalkan.

"Jangan menangis. Mama akan pulang nanti malam. Baik-baik dengan papa Soobin. Mengerti?"

Yeonjun mengangguk sambil memeluk Vivi. Ia merindukan mamanya dan ingin pergi piknik seperti keluarga Beomgyu yang main ke Disney land.

"Janji nanti kita akan piknik ya?" Yeonjun mengacungkan pinky promise. Membuat Sora begitu sedih. Namun ia tak bisa bersantai sebab Minho meninggalkan perusahaan besar yang harus diurus.

"Iya sayang."

Soobin menahan tangan Yeonjun yang akan berlari mengejar Sora yang masuk ke dalam mobilnya.

"Hiks mama..."

Soobin menghela napasnya. Pria berusia 27 tahun itu berjongkok dan menyetarakan tingginya dengan Yeonjun. Anak tirinya sedang menangis sambil memeluk boneka rubah.

Soobin sejujurnya bukanlah pribadi yang mudah dekat dengan anak kecil. Ia bahkan adalah anak bungsu di keluarganya. Maka ia tidak terlalu bisa berinteraksi dengan anak-anak.

"Berhenti menangis."

Suara Soobin membuat Yeonjun menghentikan tangisnya meski sulit. Anak itu segera merentangkan tangan. Memeluk Soobin dan membuat Soobin menggendongnya masuk ke dalam rumahnya.

"Papa akan mengerjakan pekerjaan papa. Diam disini dengan tenang dan main legomu."

Yeonjun mengangguk. Ia berhenti menangis dan menuruti Soobin. Laki-laki dengan tinggi 185 cm itu membawa sekotak Lego besar untuk dimainkan Yeonjun. Di rumah besar ini begitu sepi. Hanya ada mereka berdua. Tak mungkin Soobin membiarkan Yeonjun main di kamarnya sendiri.

Soobin bukan orang yang suka keramaian. Dan ia telah bicara dengan Sora jika ia terganggu dengan banyak pelayan yang berkeliaran di rumahnya. Maka Sora hanya menuruti suami barunya. Membawa Yeonjun ke rumah besar Soobin dan tidak memiliki pelayan.

Mereka hanya mempekerjakan orang di pagi dan malam hari untuk membersihkan rumah. Serta beberapa penjaga di depan rumah.

"Ini. Jika lapar katakan pada papa. Papa akan perintahkan orang datang untuk membuat makanan."

Yeonjun mengangguk. Mulai mengeluarkan Lego dan bermain dengan tenang. Soobin yang duduk di kursi kerjanya melirik anak tirinya sesekali.

Hingga 2 jam berlalu dan Yeonjun tiba-tiba menghampirinya. Menarik celana bahannya pelan.

"Papa....Yeonjunnie bosan. Apa papa akan terus berkerja dan tidak main dengan Yeonjun?"

Soobin menghela napas. Melepas kacamatanya dan meletakkan berkas yang barusan ia baca.

"Kamu bosan?"

Yeonjun mengangguk.

"Papa, mau main bersamaku?"

"Memangnya mau main apa?"

Yeonjun menunduk malu. Dulu ia dan papa Minho biasa main berdua. Memainkan apa saja.

"Mau main hide and seek." Yeonjun menatap Soobin dengan tatapan berharap. Pelayan di rumah lamanya sangat sering memainkan ini dengannya.

"Tentu. Siapa yang akan sembunyi?"

"Yeonjunnie!!!" Yeonjun mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.

"Papa harus mencari Yeonjunnie?" Soobin mengangkat Yeonjun untuk duduk di pangkuannya.

"Ya!! Kalau papa kalah papa harus belikan Yeonjun es krim!"

Soobin mengangguk. Mencubit gemas pipi Yeonjun yang terlihat memerah.

"Baiklah, papa akan mulai berhitung dan Yeonjunnie bisa sembunyi."

-----🦊🦊🦊🦊-----

Sudah satu jam Yeonjun bersembunyi. Soobin melihat kembali jam di atas meja kerjanya. Meregangkan tubuhnya. Ia memang menyuruh Yeonjun bersembunyi. Namun ia merasa bersalah karena nyatanya ia tak mencari anak itu.

Ia lebih memilih mengerjakan pekerjaannya. Ia kembali melihat ke arah pintu. Haruskah ia mencari anak tirinya?

Ia sedikit bersyukur Yeonjun mudah diatur dan tidak berisik. Ia mengingat pertama kali mereka bertemu. Ia mengingat bagaimana ia memutuskan menikahi Sora untuk kepentingan bisnisnya.

Sora yang menjalankan perusahaan mendiang Minho begitu cocok dengan perusahaan yang Soobin miliki. Ia tak menampik fakta bahwa ia hanya menikahi perempuan itu untuk tujuan kemajuan perusahaan tanpa cinta di dalamnya.

Soobin bangkit dari duduknya. Menggulung lengan kemeja putih yang ia kenakan. Ia mulai memanggil Yeonjun untuk keluar. Namun sudah 20 menit ia mencari, Yeonjun tak kunjung ditemukan.

Hingga ia melihat rambut kehitaman Yeonjun menyembul dari balik lemari penuh buku.

Soobin berjalan pelan agar anak itu tak mengetahuinya. Namun ia dikejutkan dengan Yeonjun yang telah tertidur dalam posisi terduduk sambil memeluk bonekanya.

"Hah...kamu memang masih anak-anak."

Soobin memutuskan menggendongnya. Membawa Yeonjun ke dalam kamar anak itu. Menjadi orang tua tidak mudah dan Soobin kembali memikirkan langkah tepatnya menikahi Sora.

Ia tidak akan pernah mau memiliki anak dengan perempuan itu. Cukup Yeonjun dan ia tak berniat menambah jumlah anak kecil di dalam rumah besarnya. Terlalu merepotkan.

Papa What's Wrong? (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang