"Tidak dimiliki siapapun kecuali aku.".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Mobilnya melaju dengan kencang membelah jalanan kota menuju rumah. Tak sampai 20 menit ia sampai. Mendapati putranya sedang kedatangan tamu. Remaja laki-laki dan perempuan yang ia kenali sebagai teman dekat putranya. Mereka menatap penuh binar kagum pada Yeonjun.
Entah apa yang mereka bicarakan. Soobin mendekat perlahan, samar-samar ia mencoba mendengar percakapan mereka.
"Lalu??!? Apalagi!! Kami mau tau apa yang kamu lakukan pada si Tante ular itu!!"
"Lia jangan teriak! Kupingku pengang! Ayo Yeonjun lanjutkan!"
Taehyun menatap Yeonjun antusias. Pemuda blasteran di sebelahnya ikut mengangguk. Tak lupa pemuda yang Soobin kenal sebagai Beomgyu ikut bertepuk tangan.
"Ayok Junnie...lanjutkan!!"
Perempuan bermata kucing menyoraki putranya untuk melanjutkan cerita. Ia diam mendengar para remaja itu gaduh di ruang tamu besarnya.
"Tentu saja aku membalasnya. Dia harus tau posisinya. Jalang."
Soobin tercekat. Yeonjun putranya yang manis terdengar begitu berbeda. Apa ini sisi lain yang Yeonjun sembunyikan darinya? Inikah sisi lain yang Soobin ingin terka kemarin?
"Aku membencinya! Bahkan untuk bernapas di satu ruangan terasa menyesakkan. Aku memberinya pelajaran paling berharga. Tapi kurasa belum cukup jika aku belum membawanya ke dalam tanah."
Semuanya bertepuk tangan. Lalu memeluk putranya.
"Kamu hebat sekali. Kamu bertahan sejauh ini. Kami akan selalu mendukungmu."
Yeonjun tersenyum manis.
"Lalu papamu? Apa kamu tidak membencinya?"
Wajah Yeonjun berubah datar. Ia sejujurnya tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Apakah ia membenci Soobin? Apakah ia menaruh dendam? Yeonjun tidak tahu. Karena sejak ia kecil ia melihat Soobin sebagai sosok yang dicintai mendiang ibunya.
"Entahlah...kupikir papa benar-benar menyayangiku. Tak ada salahnya tinggal bersamanya sampai aku dewasa dan punya pasangan sendiri. Dia pria baik. Tapi..."
Soobin ikut mendengar setiap kata yang terucap. Hatinya mendadak merasa takut jika Yeonjun memang membencinya.
"Aku tak bisa membencinya...mama mencintai papa. Maka aku juga harus lakukan hal yang sama."
"Uuh...Yeonjunnie anak baik."
Soobin berdehem. Membuat kumpulan remaja itu terkejut bukan main.
"Papa?? Papa baru pulang?"
Yeonjun tersenyum polos. Berbeda ketika dia menampilkan sisi lain dirinya tadi. Boleh Soobin akui, Yeonjun itu aktingnya hebat sekali.
"Iya sayang. Bisa suruh teman-teman mu jangan berisik? Papa butuh tidur."
Yeonjun mencium pipi Soobin sambil tersenyum manis sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa What's Wrong? (End ✔️)
FanfictionSoobin tidak mengerti. Namun Yeonjun dengan mudah menariknya dalam pesona yang nampak lugu dan polos. Berbanding terbalik dengan sorot mata putranya yang terlihat berambisi akan sesuatu. "Papa telah melakukan sesuai keinginanmu Yeonjun, beri imbalan...