Sadness

1.8K 194 47
                                    


"Miss Jieun, apa papa dan mama tidak bisa kembali bahagia bersama?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun terduduk diam di kursi taman. Menyaksikan teman-temannya berlarian. Meski Beomgyu dan Taehyun telah mengajaknya bermain ia tetap tak beranjak dari bangku. Hueningkai bahkan membujuknya, namun Yeonjun tidak ingin.

Ia kembali melihat bekal yang mama buatkan. Memakannya dengan tenang di dalam taman indoor. Sekolahnya memang dibekali fasilitas luar biasa. Maklum saja, sekolah khusus anak-anak kaya.

"Yeonjun?"

Suara lembut gurunya menyapa. Membuat Yeonjun menoleh dan mendapati perempuan cantik dengan dress sederhana itu tersenyum.

"Miss Jieun, ada apa?"

Gurunya menggeleng, ia memilih duduk di sebelah Yeonjun dan memperhatikan lagi anak didiknya. Sudah satu minggu Yeonjun terlihat lesu. Yeonjun dikenal sebagai anak yang ceria dan manis. Namun akhir-akhir ini, Jieun melihatnya murung dan seringkali diam.

"Apa Yeonjunnie baik-baik saja?"

Yeonjun menggeleng. Ia memilih memberesi kotak makannya. Menyeka bibirnya dengan sapu tangan dan kembali diam menatap rumput hijau.

"Miss Jieun."

"Iya?"

"Apa papa dan mama tidak bisa kembali bahagia bersama?"

Ucapan Yeonjun membuat Jieun terdiam. Jadi selama ini Yeonjun menahannya seorang diri. Membuat guru muda itu menatapnya dengan iba.

"Apa mama dan papa sedang bertengkar?" Jieun tahu ini bukanlah ranahnya untuk ikut campur. Tapi ia tak bisa melihat kondisi anak didiknya yang tertekan dan berubah total.

"Miss Jieun, aku pikir mama akan bahagia. Aku pikir papa akan membuat mama tertawa. Tapi kenapa mama selalu menangis? Apa mama tidak bahagia lagi?"

Jieun memeluk Yeonjun. Membiarkan anak itu menumpahkan rasa sedihnya. Meski Yeonjun tidak menangis, tapi Jieun sadar jika makhluk kecil ini begitu rapuh.

"Apa mama dan papa sering bertengkar di rumah?"

"Iya, bahkan Yeonjunnie sulit untuk tidur."

Yeonjun memeluk erat gurunya, menghirup aroma lembut dari pewangi pakaian yang gurunya kenakan.

"Bukannya jika saling menyayangi akan bahagia? Apa papa tak lagi menyayangi mama?" Pertanyaan Yeonjun terdengar sederhana. Namun Jieun sulit untuk menjawab. Ia tak ingin salah berkata dan membuat Yeonjun makin tertekan.

"Yeonjunnie, papa dan mama adalah orang dewasa. Mereka bisa menyelesaikan masalah mereka secara benar. Yeonjunnie cukup bicara baik-baik dengan papa dan mama. Jika Yeonjunnie sedih, masih ada Miss Jieun, Beomie, Tyunnie, dan Hueningie yang akan mendengarkan Yeonjunnie."

Ucapan gurunya membuat Yeonjun mengangguk. Ia tersenyum kecil. Mungkin benar, papa dan mama sedang ada masalah. Jadi biarkan mereka menyelesaikannya.

"Tapi Miss, kenapa papa mencium sekretarisnya?"

Ucapan polos Yeonjun yang lolos dari bibir kecilnya membuat Jieun mematung. Ia mulai mengerti pola yang terjadi.

Papa Yeonjun sedang berselingkuh.

"Apa Yeonjunnie melihatnya langsung?"

Yeonjun mengangguk dengan mantap. Ia melihatnya ketika sekretaris itu mengunjungi rumah 3 hari yang lalu.

Jieun tak mengerti harus mengatakan apa. Ia tak bisa sembarangan bicara pada Yeonjun. Mengingat keluarga Yeonjun sebagai pengusaha terkenal dibidang jasa transportasi dan logistik. Bahkan kakeknya adalah pemilik rumah sakit besar di Jepang.

Jieun tidak bisa bicara dan menyimpulkan hal sembarangan.

"Yeonjunnie, apapun yang terjadi kedepannya, jaga mama dan buat beliau tersenyum. Hanya Yeonjunnie yang bisa melakukannya."

Yeonjun mengangguk.

-----🦊🦊🦊🦊-----

Yeonjun melangkahkan kakinya menuju ruangan sang papa. Di sepanjang jalan ia menapaki gedung tinggi ini, orang-orang akan tersenyum dan memekik gemas melihatnya. Membuat Heeseung yang berada di belakangnya kesulitan menghalau para karyawan yang ingin menggendong anak bosnya.

"Gemasnya!!!"

"Bukankah itu anak tiri bos?"

"Lihatlah dia manis sekali!"

"Wajahnya imut dan lucu."

Yeonjun berjalan sedikit berlari. Ia ingin menemui sang papa. Mama bilang akan pulang terlambat, maka ia memilih pergi ke kantor ayah tirinya ketimbang di rumah berdua dengan Heeseung.

"Papaaa!!!!"

Tangan kecilnya dengan cepat meraih kenop pintu meski Heeseung telah mencegahnya.

'Cklek'

Yeonjun tertegun. Ia melihat sekretaris sang papa berada di pangkuan Soobin.

"Papa?"

Perempuan bernama Jiyeon itu segera turun. Membenahi penampilannya dan menatap Yeonjun dengan senyuman palsu.

"Kemari jagoan!" Soobin berjalan dan menggendong Yeonjun. Membuat Yeonjun menatap sang papa dan sekretarisnya bergantian.

"Papa kenapa kakak itu berada di pangkuan papa? Apa dia sakit?"

Soobin tersenyum sambil mengecupi pipi Yeonjun.

"Kakak ini membantu pekerjaan papa sayang. Sekarang biarkan kakak ini pergi dan papa akan belikan es krim untuk Yeonjunnie. Setuju?"

Yeonjun mengangguk antusias. Ia memeluk erat papanya dan menatap Jiyeon yang keluar dari sana dengan tatapan sulit diartikan.

'Perempuan itu mengambil tempat mama.'

Papa What's Wrong? (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang