"Papa bisa gunakan aku.".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yeonjun berguling-guling di ranjang kamar Soobin. Melihat lelaki itu masih sibuk dengan berkas di mejanya. Astaga...dia sungguh berpikir kalau Soobin sebenarnya lebih menyukai tumpukan berkas ketimbang manusia!
"Papa...??"
Nadanya manja merajuk. Soobin lama sekali. Dia kan lapar.
"Hmmm??"
"Papa masih lama ya??"
"Kamu lapar?"
Yeonjun mengangguk. Duduk di tengah ranjang yang sudah berganti baru. Yeonjun bilang harus dibuang karena per nya sudah rusak. Kebanyakan dibuat berbuat dosa soalnya. Jadi Soobin langsung mengganti kasur beserta ranjangnya.
"Tentu saja!!"
"Kemari sunshine."
Yeonjun menurut. Berjalan malas ke tempat sang papa. Soobin memeluk perutnya sambil duduk membaca berkas.
"Papa bisa sedikit beri ruang? Aku mau duduk."
Soobin menurut. Ia membiarkan Yeonjun duduk di salah satu pahanya. Dulu sekali ketika Yeonjun masih kecil, paha itu selalu memangkunya. Begitu mengingat kalau Soobin sering memangku selingkuhannya, Yeonjun jadi kesal.
"Kamu kenapa pakai pakaian ini hmm?"
Yeonjun mengernyit. Tak ada yang salah kok. Ah...apa pakaian ini aneh? Toh ini kan baju mendiang mama nya.
"Ini milik mama. Meski terlalu sempit sih...aku kangen mama ku."
"Ganti baju Yeonjun...itu terlalu sempit."
"Beri aku baju makanya!"
Soobin menunjuk lemarinya.
"Ambil baju papa. Gunakan yang mana saja."
Yeonjun mengangguk. Berlari menuju lemari dan memilih yang sekiranya muat di tubuhnya. Papa itu besar sekali soalnya.
Lima menit berlalu. Ia keluar dari ruang ganti dan berjalan ke arah papanya. Tersenyum gemas sambil meminta Soobin kembali membuka pahanya.
Dan Soobin kini menyesal meminta Yeonjun memilih baju. Dia memakai kemeja kerjanya. Namun celananya hilang. Tenggelam dalam kemeja besarnya. Oh benar, jangan lupakan colar bone nya yang indah terlihat dengan jelas di depan Soobin saat ini juga.
"Mana celananya Yeonjun?"
"Tenggelam. Salahkan badan papa yang sebesar titan."
Soobin berdehem menghilangkan rasa canggung yang nampaknya malah mulai terasa nyaman. Ia membenarkan letak kacamatanya. Tangan Yeonjun yang lebih mungil dengan berani membelai dan menyisir rambutnya perlahan. Membuat Soobin terkejut dan menatapnya.
"Apa aku menganggu? Papa risih?"
Soobin diam lalu menggeleng. Bagaimana mungkin dia risih? Dia justru menunggu Yeonjun mengambil langkah berani seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa What's Wrong? (End ✔️)
FanfictionSoobin tidak mengerti. Namun Yeonjun dengan mudah menariknya dalam pesona yang nampak lugu dan polos. Berbanding terbalik dengan sorot mata putranya yang terlihat berambisi akan sesuatu. "Papa telah melakukan sesuai keinginanmu Yeonjun, beri imbalan...