Make Her Burning

1.3K 147 13
                                    


"Aku suka ketika papa bertengkar dengan Tante Jiyeon."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun menyingkirkan udang di piring Soobin. Membawanya ke dalam mulutnya dan memakannya lahap.

"Papa tidak suka udang."

"Ah..tadi kita lupa bilang untuk tidak menaruh udang."

Yeonjun mengangguk. Pipinya yang menggembung membuatnya terlihat lucu.

"Kenapa ingin kemari?"

Yeonjun menghentikan kunyahannya. Menelan perlahan lalu minum dengan tenang. Menatap Soobin tepat di kedua matanya.

"Ini restoran kesukaan mama. Dan hari ini hari pernikahan mama dan papa."

Soobin terdiam. Yeonjun mengucapkannya dengan tenang. Namun efeknya luar biasa. Dia memang lupa. Atau memang tak pernah ingat?

"Setidaknya kita sudah makan disini untuk mengingat mama."

Yeonjun melanjutkan acara makannya. Soobin membelai rambutnya.

"Ya...kamu benar."

Soobin menyesap wine nya dengan sedikit rasa bersalah. Menatap Yeonjun yang fokus pada makanannya.

"Oh...anda tuan Soobin?"

Seorang laki-laki paruh baya menyapanya. Menyalami tangannya dan tersenyum ramah.

"Lama tak jumpa. Terakhir kali sekitar 7 tahun yang lalu. Tunggu dulu, ini pasti Yeonjunnie??"

Yeonjun tersenyum. Menyapa dengan sopan.

"Sudah besar ya? Dan wah...kamu mirip sekali dengan mama mu. Manis."

Soobin ikut tersenyum. Membelai punggung tangan sang putra.

"Tuan Seokjin...bagaimana kabar anda?"

"Baik sekali...dan oh bagaimana rasanya? Enak?"

"Tentu saja! Enak sekali. Tapi sayang papa tidak bisa makan udangnya!"

Seokjin pemilik restoran itu merasa bersalah. Mengira karena kelalaian pegawainya.

"Apa kami salah membuat pesanan kalian?"

Yeonjun menggeleng ribut.

"Tidak tuan Seokjin...tapi kami lupa mengatakan tidak perlu pakai udang. Tak masalah sih, udang nya jadi untuk ku semua!"

Seokjin tertawa. Membelai rambut halus Yeonjun.

"Silakan lanjutkan..."

Yeonjun dan Soobin mengangguk. Soobin menatap Yeonjun penuh arti.

"Apa?"

"Papa tidak tau kamu pandai bicara dengan orang tua."

"Papa kan juga tua."

Soobin mencubit pipinya main-main.

Papa What's Wrong? (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang