His duality

1.2K 156 5
                                    

"Jadi, mau kamu apakan perempuan itu?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun menatap datar ke arah gelas kosong miliknya. Musik yang berdentum keras di halaman belakang rumah Beomgyu tak bisa mengalahkan ramainya pikiran Yeonjun.

"Jadi?"

Suara lembut perempuan bermata kucing membuyarkan lamunannya.

"Tentu saja dia harus membalas si jalang itu." Perempuan yang lebih pendek memutar matanya. Ia jengah setiap mendengar cerita Yeonjun tentang perselingkuhan papanya.

"Lia benar, kamu terlalu sabar Yeonjun." Remaja berdarah campuran itu kembali menenggak cocktail.

"Jika aku jadi kamu, aku tidak akan segan mendorongnya dari lantai paling atas di gedung papamu." Yeji, perempuan bermata kucing tadi berucap berapi-api. Membuat Taehyun, remaja bermata bambi yang duduk di sebelah Hueningkai tertawa kecil.

"Itu tidak cukup. Dia harus dipukul sampai mati." Taehyun memperagakan bagaimana ia biasa boxing di atas ring.

"Hei apa kalian masih kuat sampai pagi?" Beomgyu datang sambil berjoget dengan heboh. Membuat Lia berdiri dan ikut berjoget.

"Tentu saja!! Yeonjun kemarilah! Kita harus menari!"

Yeonjun meletakkan gelasnya. Ia segera berdiri dan menari bersama teman-temannya. Sejenak ingin ia lupakan dendamnya.

-----🦊🦊🦊🦊-----

"Uuh...aku lelah." Yeonjun bersandar pada kaca mobil. Heeseung yang sedang menyetir menggeleng kecil melihat tingkah Yeonjun.

"Paman, kenapa tidak bilang kalau papa tiba-tiba pulang besok pagi? Kalau aku tidak tanya, pasti aku masih rumah Beomgyu sampai ayam berkokok."

Yeonjun mengerucutkan bibirnya. Membuat Heeseung tertawa. Sudah hampir 11 tahun ia menjadi pengawal pribadi tuan mudanya. Namun tingkahnya masih sama. Lucu dan menggemaskan.

"Tuan Soobin mendadak mengambil penerbangan. Beliau juga mendadak sekali memberi kabar."

Yeonjun mencebik. Ia merotasikan matanya. Ia merasa lelah harus pulang pukul 2 pagi. Tadinya ia akan menginap, tapi mengingat sang papa tiba-tiba mengabarinya akan pulang membuatnya menelpon Heeseung untuk menjemputnya.

"Apa papa masih pergi dengan si jalang itu?"

Heeseung mendengar nada kesal Yeonjun. Ia hanya mengangguk.

"Hah!! Paman Heeseung apa aku harus membunuhnya lebih dulu? Tapi itu tidak akan menyenangkan kan? Perempuan jalang itu tidak boleh mati cepat."

Heeseung melihat kilatan mata Yeonjun dari pantulan kaca spion. Ia merasa Yeonjun itu diam-diam menakutkan.

"Oh iya, apa aku terlalu lunak pada papa? Apa aku terlalu lunak pada si jalang itu? Padahal aku sudah memberinya peringatan dengan mengirim orang ke apartemennya. Tapi papa sepertinya melindungi perempuan itu. Cih! Aku benci sekali."

"Apa anda mau melakukan sesuatu yang lain?"

Yeonjun terlihat tertarik. Sebenarnya, semua hal yang ia lakukan adalah ide dari teman-temannya dan Heeseung. Pria ini benar-benar membantunya melancarkan beberapa aksinya mengganggu simpanan ayahnya.

"Beri aku petunjuk. Aku lelah berpura-pura jadi anak baik."

Heeseung melihat sekilas ke arah Yeonjun dan tersenyum. Ia menyayangi anak ini sejujurnya. Maka Heeseung akan membantunya.

"Tuan Soobin....tidak akan meninggalkan perempuan itu jika ia tak mendapat ganti yang lebih baik."

Yeonjun memiringkan kepalanya. Ia sedikit bingung. Apa maksudnya?

"Maksudnya?"

"Carikan tuan Soobin mainan yang baru. Anda paham bukan? Tuan Soobin sebenarnya bukan orang yang tertarik akan hubungan mengikat seperti pernikahan. Tapi ia menikahi mendiang nyonya untuk bisnisnya. Maka ia berselingkuh dengan perempuan yang mau menerima syarat hubungan tak mengikat."

Yeonjun mengangguk. Ia mengerti apa yang Heeseung maksud.

"Jadi? Aku harus mencari 'mainan'?"

Heeseung mengangguk pasti.

"Tapi paman, aku tidak bisa membiarkannya jatuh pada perempuan lain lagi. Aku sudah berjanji membuatnya tak bisa lari dari kami. Dari aku dan mama."

Ucapan Yeonjun membuat Heeseung terdiam. Ia tak mengerti apa yang Yeonjun ingin katakan.

"Lalu apa yang akan anda lakukan?"

"Aku akan menyerahkan diriku sendiri paman Heeseung."

Ucapan Yeonjun membuat Heeseung tak percaya. Bisa ia lihat Yeonjun yang tersenyum. Senyum penuh luka, dendam, dan kehilangan.

"Aku akan menyerahkan diriku. Papa tidak boleh dimiliki siapapun. Jika bukan mama maka siapapun tidak boleh."

Papa What's Wrong? (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang