"Benar. Aku harus memberi makan egonya."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Soobin berjalan dengan tenang. Di akhir pekan ia memilih pulang karena merindukan putra tirinya. Ia merasa kasihan pada Yeonjun yang kini sendirian. Ia merasa memiliki tanggung jawab padanya.
"Papa!!!"
Yeonjun berlari dengan cepat. Ia menubruk dada bidang Soobin dan menenggelamkan wajahnya. Ia merindukan Soobin jujur saja. Meski ia suka kesal karena laki-laki itu kerap menghabiskan waktu bersama simpanannya.
"Kemari anak manis."
Soobin membubuhkan kecupan di kening dan dua pipi putranya. Membuat Yeonjun terkikik geli.
"Yeonjunnie sudah makan?"
Yeonjun menggeleng. Ia melirik Heeseung yang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan. Pria itu masih memikirkan ucapan Yeonjun semalam tentang meyerahkan dirinya.
"Papa? Boleh gendong aku?"
Alis Soobin bertaut. Ia sedikit kaget mendengar Yeonjun. Sudah lama sekali sejak ia tak menggendongnya.
"Kamu yakin? Kamu kan sudah bukan anak kecil lagi Yeonjun."
Yeonjun mencebik. Matanya berkaca-kaca dan itu membuat Soobin tidak tega.
"Baiklah. Kemari sayang." Yeonjun menggeleng. Ia tidak mau gendongan punggung.
"Tidak begitu papa! Aku ingin gendongan koala!"
Soobin melirik Heeseung yang membawakan kopernya. Bawahannya itu nampak diam dan tak terganggu.
"Oke, mari papa gendong." Yeonjun tersenyum lebar dan melompat ke arah Soobin. Ia melingkarkan kakinya pada pinggang pria matang tersebut.
Bahkan ia terkikik geli ketika Soobin menggigit pipi dan lehernya main-main.
"Berapa sebenarnya usiamu hm?"
"19 tahun!!"
Soobin menggelengkan kepala.
"Benarkah? Bukannya masih 8 tahun? Tingkahmu manja sekali hm??!"
Soobin membawa Yeonjun ke dalam rumah. Ia akan mandi tapi sepertinya Yeonjun masih ingin bermanja.
"Papa akan mandi. Mau tunggu sebentar?"
Yeonjun mengangguk. Ia turun dari gendongan papanya. Tersenyum manis dan mengecup pipi sang papa sebelum meninggalkannya menuju meja makan.
"Setelah mandi kita makan bersama ya papa?"
Soobin mengangguk. Melepaskan dasinya dan beranjak naik ke atas. Meninggalkan Yeonjun yang merubah 180° ekspresi wajahnya.
"Benar. Seperti ini. Aku harus memberi makan egonya sebagai laki-laki."
Yeonjun menatap makanan yang tersaji dengan cantik di meja. Ia bertatapan dengan Heeseung yang memberinya jempol isyarat tanda bahwa akting Yeonjun hebat sekali.
"Benar. Aku memang hebat." Yeonjun menyelipkan sedikit anak rambut dibelakang telinganya. Ia cukup puas dengan langkah awalnya.
-----🦊🦊🦊🦊-----
Soobin telah selesai makan. Ia memperhatikan Yeonjun yang kini tengah mencuci piring dengan telaten. Mengingatkannya pada mendiang Sora.
"Kenapa mencucinya hm?" Soobin merangkul pinggang sempit Yeonjun. Membuat Yeonjun terlonjak karena terkejut.
"Papa! Kenapa mengagetkan Yeonjun?!"
Soobin tertawa kecil melihat wajah terkejut Yeonjun. Putranya kini telah tumbuh jadi remaja tampan dan manis. Meski Soobin akui bahwa Yeonjun terlihat cantik ketika tersenyum.
"Kamu serius sekali. Apa yang kamu pikirkan?"
Yeonjun terdiam. Ia hanya tersenyum dan menggeleng. Mana mungkin ia katakan jika ia memikirkan bagaimana caranya menyingkirkan simpanan sang papa dan berniat menggantikannya dengan dirinya sendiri?!?
"Tidak ada kok."
Yeonjun mengeringkan tangannya. Melepas celemek dan menatap Soobin dengan matanya yang berbinar.
"Papa, sebaiknya papa istirahat. Yeonjunnie akan kerjakan pr di kamar. Oh, satu lagi, mulai besok kita harus makan bersama setiap hari."
Soobin mengernyit. Namun detik berikutnya ia tertawa dan mengangguk.
"Kamu selalu membuat papa tidak bisa menolak keinginanmu."
Soobin membelai pipi Yeonjun. Membuat Yeonjun memejamkan matanya mencari rasa hangat disana.
Soobin melihatnya dengan tatapan sedikit terkejut. Yeonjun entah mengapa tiba-tiba sangat manja. Membuatnya betah memanjakan anak tirinya tersebut.
Yeonjun mengecup telapak tangan besar Soobin. Membuat laki-laki itu terdiam. Yeonjun menatapnya polos sambil tersenyum.
"Selamat malam papa."
Yeonjun mundur beberapa langkah dan meninggalkan Soobin dalam keheningan.
Pria itu merasa kosong ketika Yeonjun menarik wajahnya dari telapak tangan Soobin. Ia merasa kosong ketika Yeonjun tidak berada di depan matanya.
Ada apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa What's Wrong? (End ✔️)
FanfictionSoobin tidak mengerti. Namun Yeonjun dengan mudah menariknya dalam pesona yang nampak lugu dan polos. Berbanding terbalik dengan sorot mata putranya yang terlihat berambisi akan sesuatu. "Papa telah melakukan sesuai keinginanmu Yeonjun, beri imbalan...