11- PELUKAN HANGAT

139 39 8
                                    

Hai all!

Gak mau banyak banyak ucapan lah.

Yg pasti jangan lupa vote dan komen untuk meninggalkan jejak🍰🤍

I love you 💝

I love you 💝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐⭐⭐
.
.
.
.




























Lelaki itu pun berdiri di balik dinding ruang IGD mendengar percakapan seorang gadis dengan pria berjas putih.

"Donor darah?" gumam Satria.

Ia ingat pun masuk menyelinap ke ruang IGD di dalamnya lalu bertemu dengan dokter tadi, ia berbicara kepada dokter tersebut dengan hati-hati.

Dan benar sekali bahwa orang yang mendonorkan darah untuk Adnan adalah Satria, lelaki yang sudah kesekian kalinya menolong Bintang tanpa alasan apapun.

"Kalau di perban gini pasti ketauan, kalau di buka juga takut darahnya muncul lagi. Gimana ini," gumamnya.

Satria pun ingat bahwa ia memiliki jaket di dalam mobil. Ketika ia akan pergi menuju parkiran, kakinya terhenti melihat keributan di depan ruang rumah sakit yang berbeda.

"Bintang." gumam Satria.

Lelaki itu melihat persis di depan matanya seorang ayah menampar pipi anak perempuannya yang membuat hatinya sangat sakit, baru pertama kali Satria melihat kejadian ini yang membuatnya sangat kesal dan membenci pria paruh baya itu.

Satria mengepal tangannya dengan kuat. "Sialan, berani-beraninya main tangan sama cewek."

Satria pun pergi begitu saja lewat jalan lain menuju mobil untuk mengambil jaket, ia tak berkutik sama sekali di bangku supir hanya melihat pergerakan gadis yang perlahan keluar dari area rumah sakit lalu mengikutinya sampai ke taman hingga hujan turun.

Lelaki itu tak menyangka bahwa Bintang nekat untuk hujan-hujanan di tengah taman sendirian, dirinya pun memiliki rasa kasihan yang begitu besar kepada gadis malang tersebut hingga pada akhirnya keputusan muncul di benaknya untuk membawa Bintang pulang ke apartemen miliknya.

Flashback off.







Morgan yang mendengar itu terdiam tak berbicara sama sekali, tanpa di sadari kedua matanya berkaca-kaca mendengar penuturan sang kakak kelasnya itu.

"Makanya gue bawa dia ke apartemen gue, gue berharap dia gak usah balik lagi ke rumahnya kalau cuma bangun luka baru lagi." Satria membuat Morgan terdiam begitu lama mendengar ceritanya yang ia lihat sendiri.

"Bang... Gue gak bisa bilang masalah ini ke mama papa gue, yang ada malah jadi masalah besar di keluarga besar gue semua," kata Morgan.

"Cukup lo dan gue aja yang tau keberadaan Bintang sekarang, gue gak akan larang lo datang ke apart gue. Asalkan lo gak bawa dia buat pulang ke rumahnya, gue gak mau dia ketemu sama ayahnya lagi," ucap Satria dengan tatapan penuh menantang.

Knight For The Star (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang