03- TEGASNYA GRAMANTHA

236 60 56
                                    


Hai all.

Gimana kabar kalian kali ini? Sehat?

Ayoo yang puasa semangat yaa! Akan memungkinkan nanaz bakalan up gak sesuai jadwal karena beberapa problem.

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak seperti vote dan komen ya!😻🤍

Jangan jadi pembaca gaib aja😣



Jangan jadi pembaca gaib aja😣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐⭐⭐
.
.
.
.


















Setelah Satria pergi Bintang pun masuk ke dalam rumah dengan paksaan sang ayah yang terlihat marah karena gadis itu pulang telat.

"Jawab ayah!"

Bintang menatap kedua mata ayahnya. "Dimas datang lagi, dia kasarin Bintang lagi Ayah."

Gramantha terkekeh kecil. "Gak usah menjadikan hal itu menjadi suatu alasan kalau kamu pulang telat, sudah jelas kamu pulang sama laki-laki."

"Bintang gak bohong, Ayah."

"Kamu pacaran kan? Jawab ayah! Siapa laki-laki tadi."

"Kenapa sih ayah gak percaya sama Bintang. Dia kakak kelas Bintang yah, dia yang tolong Bintang waktu Dimas tarik-tarik tangan Bintang. Dia yang berhasil buat Dimas pergi."

"Kamu fikir Ayah akan percaya? Dimas itu sudah pergi, dia tidak akan mengganggumu lagi."

"Ayah mana tau, dia jelas benar-benar muncul Ayah. Ayah kenapa sih gak percaya sama Bintang."

"Kamu tuh emang nyusahin, selalu saja tidak bisa mandiri. Kamu ini anak pertama, harus bisa menjadi contoh yang baik untuk adik-adik kamu bukannya melawan ayah dan bandel."

"Ayah kenapa sih yah, Ayah selalu aja paksa Bintang untuk mandiri. Seakan-akan Bintang bukan anak Ayah, Bintang memang harus menjadi contoh yang baik buat Alice dan Adnan tapi Bintang juga butuh bimbingan dari ayah yang baik, bukan ayah yang terus kekang Bintang. Bintang sudah besar Ayah, Bintang sudah SMA," ungkap Bintang.

Kedua mata gadis itu berkaca-kaca dengan menahan sakit di dadanya ketika Gramantha tidak mempercayainya sama sekali, bahkan kepeduliannya sangat di bawah rata-rata yang di berikan kepada dua adik Bintang.

Hanna tidak dapat melerai keduanya karena ia hanya bisa diam ketika sang suami berbicara dengan tegas kepada anaknya, bukan membela satu atau yang lain. Ia hanya takut salah jika membela salah satu dari mereka.

Gramantha terdiam sejenak dan membuang wajahnya setelah ia menatap mata anak sulungnya itu.

"Masuk ke kamar!" perintah Gramantha dengan tegas.

Bintang pun mengambil tasnya yang terletak di atas sofa lalu pergi ke dalam kamar, ia menyentakkan pintu kamar sedikit lebih keras lalu menguncinya.

Gadis itu melemparkan tasnya ke atas ranjang dan duduk di sofa dekat ranjang, ia mengusap wajahnya dengan kasar. Air matanya menetes begitu saja, panas dalam hati naik hingga kedua maniknya. Ia menghela nafasnya berkali-kali agar dirinya bisa lebih sabar melewati segala ketegasan seorang Ayah yang penuh dengan perintah.

Knight For The Star (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang