44- LUKA PALING DALAM

132 22 8
                                    

Hayy makin kesini makin mendekati ending, nanaz sekalian update ya biar gak ke tunda-tunda dan jadinya gak ada waktu.

Jangan lupa vote dan komen ya

Typo? Tandain.

Happy reading 🤍🍰

⭐⭐⭐⭐
.
.
.






















Di dalam mobil sudah ada Morgan dan Bintang di dalamnya, mereka pergi untuk kembali ke rumah mereka masing-masing meski mereka baru saja sampai pada tempat tujuan.

Bahkan sepatah katapun tak mampu Bintang katakan, rasanya sesak di dalam dada. Bahkan air mata itu terus mengalir tak henti-henti.

"Tuhan, mengapa sakit sekali," jerit Bintang dalam hatinya.

Gadis itu merasakan usapan di kepalanya begitu lembut, ia melirik ke arah Morgan dengan mata sembabnya.

"Bin...."

"Gue benci dia," ungkap Bintang.

Morgan mengangguk paham. "Gue paham...."

Air mata itu kembali menetes, Bintang mengusap pipinya dengan kasar bahkan dengan bibir yang bergetar. Gadis tersebut menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis sesegukan tak henti-henti.

Sudah jelas Morgan tidak melarangnya sama sekali, Morgan adalah sosok lelaki yang tak pernah melarang Bintang untuk menangis. Asal itu cara yang bisa membuat gadis tersebut melampiaskan sesuatu.

"Sakit dada gue... Sesak... Kenapa harus dia yang jahat...," rintih Bintang.

"Sudah ya... Biarin dia nikmatin kehidupan dia, dia aja gak sedih di tinggal lo. Masa lo sedih di tinggal dia," kata Morgan dengan suara yang merendah.

"BAHKAN GUE LEBIH MEMILIH UNTUK STUCK DI MASA LALU DIMAS DENGAN TRAUMA PUN ITU LEBIH BAIK, TERLIHAT JAHATNYA SEKALI PUN DIA GAK BOHONG SOAL SIFAT! TAPI APA MORGAN... YANG KAK SATRIA LAKUIN HANYA KARENA KASIHAN SAMA ORANG KAYA GUE? AHAHA LUCU BANGET ANJING." Bintang tertawa terbahak-bahak menatap nasibnya yang jauh dari kata bahagia saat ini, bahkan tangisan sedih saja di tutup oleh tawa palsunya yang seolah-olah hal itu lucu.

Mobil Morgan berhenti di pinggir jalan, helaan nafasnya terdengar oleh telinga Bintang dengan jelas. Sepertinya yang dia ingin hanyalah Bintang melampiaskan segalanya kepada Morgan.

"Bahkan gue gak pernah minta dia untuk baik dan stay sama gue, seharusnya gue tolak tawaran dia di apartemen untuk singgah sebentar. Ternyata raga gue emang pergi tapi hati gue gak bisa pergi dari tempat persinggahan itu!" tegas Bintang.

"Bintang... Sudah ya, gue sakit banget dengar lo begini...," kata Morgan. Lelaki itu berusaha menenangkan sosok gadis di sampingnya, sepertinya mustahil Bintang bisa tenang saat ini.

"Bahkan di benci ayah sekalipun gue gak pernah sesakit ini. Orang yang gue percaya dan yang gue sayang ternyata orang itu juga yang hancurin gue," isak Bintang. Hatinya sangat gundah gulana, perasaannya sangat kecewa berat.

Morgan tak menjawab ocehan Bintang yang sesekali membata karena menangis sesegukan.

"KALAU EMANG DIA GAK BISA SAMA GUE, JANGAN KASIH GUE HARAPAN... MUNGKIN ORANG AKAN BERFIKIR GUE BEGO, IYA GUE BEGO SOAL PERASAAN!" raung Bintang.

Bintang sesekali menghela nafasnya dan melihat ke arah jendela mobil dan menggigit bibir dalamnya sedikit lebih kuat, bahkan sakit pada gigitan itu tak seberapa dengan sakitnya di permainkan.

Knight For The Star (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang