- FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
Seorang gadis yang mengenali seorang lelaki dewasa yang bisa di bilang baik dan special person dalam hidupnya.
Di kala lelah bahkan sepinya hidup gadis itu, dia lah yang selalu menemani gadis tersebut. Bukan seorang pa...
Jangan lupa tinggalkan jejak yaitu vote dan komen ya.🍰🤍
Typo? Tandain.
I love you 🤍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⭐⭐⭐⭐ . . . .
Ketika ketiga lelaki itu di tangkap oleh polisi dan di bawa pergi, Satria menelan salivanya dengan kasar bahkan nafasnya menggebu-gebu ketika ia bertengkar dengan Dimas.
Morgan memerintahkan ketiga lelaki itu. "Bang, balik."
Satria mengangguk dan berjalan keluar dari bangunan kumuh itu untuk ke motornya, mereka berempat pun meninggalkan area sepi tersebut.
Setengah jam kemudian Satria dan teman-temannya tempuh kembali hingga mereka kembali ke kota, Satria mengerem laju motornya lalu di ikuti ketiga temannya.
"Kenapa bang?" tanya Morgan.
Satria berkata, "thank you, gan."
Morgan menepuk bahu Satria sedikit lebih kuat dan tersenyum di balik helmnya. "Sepupu gue bang, seharusnya gue yang berterima kasih."
"Sorry, gue gak bisa jaga sepupu lo lebih dari itu." Satria menghela nafasnya kasar.
"Lo sudah jaga Bintang untuk sementara ini aja gue bangga kok bang, gue bakalan jelasin semua ini sama orang tua Bintang," ucap Morgan.
"Buat keluarga Bintang berubah dan menganggap dia sebagai anak lagi, gan. Gue tunggu kabar baik lo soal keluarga Bintang," pungkas Satria.
Sepupu dari Bintang itu mengangguk. "Siap bang, gue balik dulu ya."
Satria mengangguk dan menerima jabatan tangan Morgan dan juga kedua temannya, Satria tersenyum sembari menepuk-nepuk bahu Firgi dan juga Aldi.
"Thank you bro."
"You're welcome, apapun buat sahabat gue," kata Firgi.
Aldi mengangguk setuju. "Yoi, kalau butuh bantuan lagi. Calling-calling aja."
Lelaki berhidung mancung itu mengangguk dan membiarkan kedua temannya pergi meninggalkannya untuk pulang, Satria pun masuk ke dalam wilayah apartemen untuk kembali beristirahat setelah berkelahi.
Satria pun masuk ke dalam apartemen yang sepi, lelaki itu berfikir bahwa gadis penghuni apartemen dirinya ini berada di kamar.
Ceklek
Suara pintu kamar berbunyi dengan pelan namun Satria hanya mengintip isi kamar itu di balik pintu, lelaki tersebut mendengar suara seorang perempuan tengah berbicara.
