Pencet dulu bintangnya ya, biar ga lupaSelamat membaca ♡♡♡
*****
Quinata baru keluar dari UKS setelah bel istirahat berbunyi. Meski tidak benar-bear sakit, Quinata tetap di sana untuk tidur.bergaul dengan Gezio membuat Quinata tertular virus pelor.Nempel bantal langsung molor.
Memang, Gezio adalah pengaruh buruk! Untung saja laki-laki itu baik padanya, jika tidak sudah Quinata tendang ke kutub Selatan agar mati kedinginan.
"QUINATA!!" Pekikan heboh itu langsung menyambut Quinata begitu dia sampai di dalam kelas.
Quinata menutup telinga kesal dan berjalan ke luar kelas dengan cepat untuk menghindari serangan pertanyaan yang pasti akan mereka lakukan.
Tentunya Sinta dan Decilia langsung mengekori Quinata dan menatap gadis itu dengan menelisik.
"Lo deket sama Rezza? Sejak kapan?"
"Lo main dukun ya sampe dia baik gitu ke lo?"
"Kok bisa sih kalian yang gak pernah keliatan Damai jadi akur gitu?"
"Lo suka sama dia?"
"Ta, jangan jilat ludah sendiri"
Rentetan ucapan dari gadis di samping kanan dan kirinya itu membuat Quinata menghela nafas jengah. "Lo berdua diem deh, gue gak suka sama Rezza. Gue juga gak guna-guna dia"
"Yakin nih gak suka sama Rezza?" Sinta menyenggol Quinata.
"Enggak!" Quinata menjawab tegas. "Gue gak akan pernah suka sama dia. Selama ini gue deketin Rezza cuman buat bales perbuatan Aznila. Lagian Rezza bukan tipe gue," gadis itu menjawab tanpa ragu.
Walau dalam hatinya dia sedikit menolak ucapanya barusan. Rezza itu mendekati tipe idealnya jika saja laki-laki itu tidak dingin dan menyebalkan.
Sinta mengetuk dagunya. "Itu artinya kalian beneran deket kan?"
Quinata tersenyum ragu. "Lumayan"
"Kok lo ga cerita sih sama kita, tau gitu kan gue sama Decilia bisa bantu lo.lagian Aznila juga keterlaluan. Udah tau lo deket sama Gardia, eh malah dia pacarin."
Decilia mengangguk setuju. "Jadi rencana lo apa? Yakali lo ga mau cerita juga tentang itu."
Quinata tersenyum dengan pikiran menerawang. "Gue bKal buat Rezza suka sama gue apapun caranya. Setelah itu gue bakal suruh dia nyatain perasaan di depan Aznila. Pasti cewek itu bakal nagis darah."
Quinata tertawa jahat. "Lo pada pasti belum tau tentang fakta ini," dia mengeluarkan ekspresi serius." Aznila udah suka sama Rezza sejak SMP tapi dia di tolak mentah mentah!"
Sinta membulatkan mulutnya. "Wow, tau dari mana lo? Bukanya kalian gak satu SMP? "
Quinata mengibaskan rambut panjangnya. "Dari raja tikus."
"Hah?" Sinta menatap Quinata tidak mengerti.
"Jadi, lo beneran gak ada rasa sama Rezza?"
Cetus Decilia masih tidak percaya. Dia bisa melihat senyuman tulus Quinata ketika di gendong oleh Rezza tadi dan Quinata sangat jarang menunjukan senyum itu.Terkecuali pada kakak laki-laki nya dan pada mereka berdua.
Quinata berdecak kesal. "Gak! Gue gak suka sama Rezza dan gak punya perasaan apapun ke dia! Selama ini gue deketin dia cuman buat bales dendam ke Aznila yang ambil Gardia dari gue, jelas!? "
Gadis itu terkekeh pelan. "Rezza jelas bukan cowok idaman gue. Dia jauh dari kriteria gue dan gue juga terpaksa ngelakuin ini. Kalau bukan karna dendam ini, mana mau gue deket-deket sama dia"
