19.JARAK

69 12 3
                                    

Vote nya mana?
Ayoklah jangan pelit pelit.

                                   *****

Gezio menggaruk dagunya seraya tertawa dengan terpaksa. "Oh gitu ya sayang? Kucing kamu mati kelindes mobil?" tanya nya sok perhatian. "Parah tu mobil."

"Kok kamu malah ketawa sih?!"

Laki-laki itu menjauhkan ponselnya dari telinga. Begitu mendengar suara tangisan gadis di sebrang sana semakin kuat. "Rese banget ni cewek" ringisnya.

Gezio menatap nama kontak yang tertera. Betina no 7.dia merasa sudah tidak kuat meladeni pacarnya yang ke sekian itu, kemudian gezio kembali menempelkan ponsel ke telinganya.

"Aku-"

Ucapan Gezio terhenti kala melihat gadis bertubuh mungil dengan wajah sedih melintas di depannya, apa gadis itu masih belum keluar dari situasi galaunya?

"Ziooo! Lo dengerin gue gak sih?!" gadis di sebrang sana berteriak emosi.

"Apasih? Kita putus aja. Capek gue sama lo!"

Tut

Gezio menghela nafas kesal. Padahal telinganya sudah pegang mendengarkan curhatan gadis itu sejak tadi, niatnya membolos ingin tidur malah menjadi bencana seperti ini.

Siapa yang tidak bosan mendengarkan ucapan yang sama selama berpuluh-puluh menit? Namun karna cewek itu pacarnya, Gezio berusaha bersabar. Tetapi kini kesabarannya habis.

Gezio mengantongi ponselnya setelah mematikan sambungan secara sepihak. Bibirnya menyerigai, tenang... Masih ada 6 betina yang lain. Mati satu tumbuh seribu. HAHAHAHA

"Quinata!" Gezio memanggil gadis yang berjalan di depannya kemudian berlari menyusul. "Tungguin gue!"

Kaki panjangnya memudahkan Gezio menyamai langkah mereka. Dia menunduk, menatap wajah gadis di sampingnya yang terlihat tidak bersemangat. Matanya memerah dengan bekas air mata mengering di pipinya.

"Lo nangis lagi, Ta?" tanya Gezio basa-basi."di pipi lo banyak air nya."

"Enggak Gezio," jawab Quinata lirih seraya menahan kesal. "Gue abis minum bensin terus banjir ke mata"

Gezio melongo."emang bisa gitu ya?"

"YA ENGGAK LAH!" sentak Quinata emosi. Dia mendongak dan menatap Gezio tajam. "Udah jelas gue abis nangis, pake nanya lagi lo, Gezio babi"

Bibir Gezio maju beberapa senti. "Ngatain gue babi mulu, sedih tau gue dengernya"

"Ya lo emang babi, kerjaan lo cuman makan sama tidur doang"

Mata Gezio melotot tidak terima "eh fitnah lo anjir! Gue main, sekolah, mojok-"

"DIEM!" Quinata berteriak. Wajahnya terlihat kesal namun air matanya mengalir membuat Gezio kebingungan.

"Lo lagi ada masalah?"

"Emang lo liat gue lagu bahagia, hah?" Kesal Quinata. " plis Zio, jangan tanya yang udah jelas keliatan, lo cuma bikin gue tambah emosi"

Gezio mengatupkan bibirnya. Dia melihat jam di pergelangan tanganya.masih pagi, dia bahkan belum masuk kelas dan belok ke UKS untuk tidur. "Ta, mau bolos?" tawar Gezio.

Quinata menghela nafas kasar. "Zio," pangilnya datar. "Jelas-jelas kita lagi jalan ke gerbang belakang. Lo pikir gue ke sana mau ngapain? Beli eskrim?!"

Gezio nyengir. "Sory-sory gue agak lemot kalo belum tidur."

"Belum tidur sampe 16 jam maksud lo?"
Quinata memutar matanya jengah.

REZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang