*****
Quinata benar benar di buat tercengang dengan kehidupan Rezza yang sangat-sangat membosankan. Di hari libur seperti ini seharusnya quinata bisa tidur sepuasnya. Tidur adalah hobi dan keahlian quinata.Namun, Rezza malah menyeretnya untuk ikut berolahraga di taman menemani laki laki itu berlari. Sejak tadi wajah Quinata sudah di tekuk dan dengan terpaksa ikut berlari di belakang rezza dengan malas malasan.
Pandangan tajam nya tertuju pada laki laki tinggi yang berlari dengan gerakan tenang dan santai di depanya. Dia terlihat sangat menikmati udara sejuk di pagi hari. Lain hal nya dengan quinata.
"Rezza! " pekiknya kesal. Rezza hanya menoleh sekilas dan lanjut berlari hingga wajah Quinata memerah samar. Dia menghentikan larinya dengan kesal.
"Lo nyebelin banget sih! Setelah lo bangunin gue subuh subuh sekarang lo seret gue olahraga ke sini?!, gue ga mau jadi manusia produktif kaya lo" teriak quinata dengan mengebu gebu.
"Kakak" seorang anak kecil menarik ujung jaket yang quinata kenakan hingga quinata menoleh dengan wajah bingung.
Quinata adalah salah satu manusia penyuka anak bayik namun pembenci bocil sehingga dia kurang sedikit ramah. "Kenapa? " tanyanya sedikit ketus.
"Maaf banget ya kak, jangan marah. Suara kaka kok cempreng banget? Emang ga malu teriak teriak di sini? Urat malu kaka ilang yah?. Maaf kalo aku bener kak" ucap anak kecil itu menunduk takut.
Quinata menganga dan menatap bocah perempuan itu tajam "pas pembagian urat malu, gue gak dapet. Lagi jajan eskrim. PUAS lo? "Quinata melotot galak.
Anak kecil itu memasang raut sedih yang membuat quinata ingin melemparnya ke planet mars. Kenapa wajah bocil selalu mengesalkan?
Quinata panik melihat tanda tanda kebocoran air mata dari bocah menyebalkan itu " diem. Lo, kalo sampe nangis gue lempar lo ke sungai"
Tak lama kemudian anak itu menangis keras karna mendengar ancaman quinata. "Huaaa.. Kaka ini jahat! Kayak mak lampir! "
Quinata semakin melotot. Dia ingin menjambak rambut kriting anak itu namun urung karna teriakan garang dari ibu ibu di belakanya "kamu apain anak saya hah! "
"Anjir! " Quinata merutuk pelan kemudian lari terbirit-birit melewati rezza yang langsung tertegun melihatnya. Tadi jangankan berlari, jalan aja quinata sempoyongan. Namun kini gadis itu berlari kencang seperti di kejar malaikat maut.
Hingga tak lama kemudian langkah Rezza terhenti begitu melihat quinata yang nyungsep ke dalam air mancur dengan posisi nunging. Laki laki itu terdiam sebentar lalu berjalan menghampiri quinata yang tengah meringis namun masih dalam posisinya.
Beberapa orang di sana menertawakan quinata yang jatuh dengan tidak estetik. Wajahnya nyemplung ke dalam kolam sedangkan tubuhnya masih berada di luar, sudut bibir rezza berkedut pelan. Mengapa gadis itu sangat ceroboh?
"Lari itu liat liat dulu, kecebur kan lo? "Kata rezza kemudian menarik jaket quinata hingga gadis itu langsung berdiri
Wajah quinata memerah menahan malunya. " orang gue nyeburin diri sendiri! Lagian ini air mancur ngalagin aja"quinata memelototi air mancur yang tidak bersalah itu.
Rezza menatap datar quinata yang kini sibuk marah-marah bahkan menendang air mancur itu dengan emosi. Dia kemudian melepaskan jaketnya hingga hanya tersisa kaos putih oblong lalu menaruhnya di atas kepala quinata.
Gadis itu menoleh dan memandang rezza yang kini mengeringkan rambutnya dengan jaket laki-laki itu. Wajah quinata semakin memerah mengapa dia harus mengalami kejadian memalukan ini di depan rezza sih?!