10. Jalan Pulang?

75 61 7
                                    

"Ini."

Luigi berkata kepada Nerissa sambil memberikan sebotol air dan sebungkus roti dengan isi selai coklat.

Nerissa mengambil botol air itu dan roti. Jujur saja, Nerissa sangat lapar pada saat itu.

"Terimakasih." ucap Nerissa kepada Luigi dengan senyuman hangat.

Luigi mengangguk dan melihat ke arah Nerissa yang membuka botol air dan sebungkus roti yang dia beri. Luigi tersenyum tipis saat melihat Nerissa memasukkan roti selai itu ke dalam mulutnya dan mengunyahnya.

Sadar bahwa Luigi sedang melihat ke arahnya, Nerissa pun bertanya pada Luigi yang sedang menatap ke arahnya.

"Kamu tidak makan juga?"

"Ah tidak, aku belum lapar." jawab Luigi kepada pertanyaan Nerissa.

Sebenarnya Luigi sedang lapar, tapi dia tidak mempunyai banyak persediaan makanan di dalam tas ranselnya. Dia tidak tau, dia dan Nerissa berada di sana berapa lama. Jadi dia memutuskan untuk tidak makan jika dia masih bisa bertahan.

Nerissa yang tidak percaya dengan ucapan yang dilontarkan oleh Luigi pun langsung berinisiatif untuk merobek roti yang baru dia gigit sekali, dan memberikannya pada Luigi.

Luigi mendapatkan bagian roti yang masih bersih, dan Nerissa mendapat roti yang sudah dia gigit.

"Makanlah. Aku tau kamu lapar." ucap Nerissa sambil menyerahkan sepotong roti selai coklat tadi.

Nerissa mengambil sebotol air yang tadi Luigi berikan kepadanya lalu menaruh botol itu di tengah-tengah mereka.

"Jika kamu haus, minumlah. Itu kan kamu juga yang memberikannya padaku. Itu milikmu." lanjut Nerissa.

Luigi dengan perlahan mengambil sepotong roti dan memakannya.

Tiba-tiba Nerissa memecahkan keheningan yang ada di tengah hutan.

"Apakah kamu yakin kita akan bisa keluar dari ini? Di sini bahkan kita tidak tau dimana jalan keluarnya."

Luigi yang sedang mengunyah makanannya pun menelannya dan menjawab pertanyaan dari Nerissa.

"Walaupun kita tidak tau jalan keluar untuk keluar dari sini, aku yakin bahwa kita akan segera keluar dari sini."

Luigi sebenarnya ragu untuk menjawab pertanyaan Nerissa tadi, tapi demi menenangkan perasaan tidak enaknya Nerissa, Luigi mengatakan hal-hal yang akan menenangkan Nerissa.

"Baiklah..." ucap Nerissa pasrah dengan jawaban Luigi.

Nerissa dan Luigi yang sangat lelah pun tertidur tanpa sadar.

Beberapa jam mereka sudah tertidur lelap dengan pakaian yang sudah tidak beraturan bentuk dan warnanya. Tidak hanya itu, mereka juga tertidur dengan badan yang lengket dan sakit. Sungguh keadaan yang sangat tidak mengenakan.

GUKK GUKKK GUKKK

Suara anjing yang menggonggong di dekat mereka membuat mereka mau tidak mau terbangun dari tidurnya.

Anjing berjenis anjing husky dengan mata yang tajam, tetapi bulu-bulunya sudah penuh dengan tanah dan lumpur. Tidak lupa dengan kalung yang ada di lehernya berwarna biru muda dan sebuah bulatan kecil berwarna emas yang sudah ditutupi oleh lumpur kering. Entah ada tulisan apa di sana.

"Ahh... Kenapa ada anjing disini?" tanya Nerissa yang terus menatap anjing itu yang juga terus menggonggong ke arah mereka berdua.

Luigi hanya terdiam melihat ke arah anjing yang terus menggonggong ke arah mereka. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya, tapi membuat Luigi berfikir dengan keras sehingga membuat raut wajahnya sangat serius.

GUKK GUKK GUKKKKK GUKK

Anjing itu seperti berbicara kepada mereka. Tapi sayangnya, mereka sama sekali tidak mengerti bahasa anjing. Mereka hanya bisa menerka-nerka atau mengira-ngira apa yang sedang dibicarakan anjing itu kepada mereka berdua yang terbangun.

"Apa ada suatu hal yang penting yang sedang dia beri tau kepada kita? Sampai-sampai dia membangunkan kita dari tidur yang lelap." tanya Nerissa yang masih bingung dengan kehadiran anjing tersebut.

Masih seperti tadi, Luigi hanya bisa melihat anjing itu dengan sangat amat serius. Sampai-sampai pertanyaan Nerissa yang dari tadi Nerissa tanyakan tidak direspon olehnya.

Hal tersebut membuat Nerissa bingung dan sedikit kesal dengan Luigi yang mengabaikan dirinya yang sedang bertanya padanya.

"Huhh. Aku bertanya padanya, apa dia pikir aku bertanya pada anjing ini? Ayolah, yang benar saja."

Nerissa berkata dalam batinnya sambil menatap ke arah Luigi yang tatapannya masih terpaku pada anjing itu.

Luigi sepertinya mulai tau apa yang dimaksud oleh anjing itu, tapi dia masih belum yakin. Dia masih terus menatap anjing itu untuk memastikan bahwa dugaan dia benar adanya.

"Luigi. Aku dari tadi bertanya padamu. Kamu hanya mengabaikan diriku begitu saja. Apa yang kamu perhatikan dari anjing itu sampai-sampai kamu mengabaikan ku?" tanya Nerissa yang sudah sangat bingung dengan perilaku Luigi.

"Sepertinya ini bukan anjing biasa." jawab Luigi yang masih memperhatikan gerak gerik anjing itu.

"Maksudmu, ini anjing superman gitu? Atau anjing jadi-jadian. AH ! Jangan-jangan.... Dia bagian dari satu geng GGA." tanya Nerissa.

"GGA?" tanya Luigi.

"Iya, GGA. Ganteng-ganteng Anjing." jawab Nerissa sambil menimbulkan senyuman lebar yang menampakkan gigi-giginya.

"Hhhh... Janganlah berkhayal. Maksudnya itu, anjing ini sepertinya hilang dari pemiliknya, dan sepertinya anjing ini sudah hilang selama bertahun-tahun. Lihatlah kalung anjing itu. Itu sudah sangat usang. Berkarat, bercampur lumpur yang sudah mengering." jelas Luigi kepada Nerissa.

"Hmmm... Iya juga sih..."

"Dan sepertinya, dia akan bisa membawa kita pergi dari tempat ini." lanjut Luigi yang langsung menatap Nerissa dengan membelalakkan matanya.

"Benarkah?" tanya Nerissa memastikan dan dijawab oleh anggukan Luigi.

GUK GUK GUK GUK GUKKKKK

Anjing itu terus menggonggong seperti mengajak mereka untuk mengikuti dirinya.

Melihat anjing itu yang terus menggonggong, Luigi langsung beranjak dari duduknya dan langsung mengambil ras ranselnya lalu mengulurkan tangan kanannya ke depan hadapan Nerissa untuk mengajak dia untuk ikut berdiri.

Nerissa yang melihat Luigi mengulurkan tangannya pun langsung menggenggam tangan Luigi dan berusaha bangun dari duduknya.

Setelah melihat Luigi dan Nerissa berdiri, anjing itu langsung memberhentikan gonggongannya dan langsung berjalan ke arah kanan jalan dari tengah hutan itu.

Melihat anjing itu mulai berjalan, Luigi dan Nerissa pun mengikuti langkah dari anjing yang sudah berada di depan mereka.

"Apakah dia baik.? Kita tidak akan disesatkan oleh anjing itu bukan?" tanya Nerissa yang memastikan bahwa mereka akan baik-baik saja.

"Aku yakin dan merasa bahwa anjing itu tidak akan menyesatkan kita. Mungkin saja kita bisa keluar dari sini. Hari ini juga." jelas Luigi yang masih terus berjalan bersama Nerissa dengan anjing yang memimpin perjalanan mereka.

Nerissa hanya menjawab penjelasan Luigi dengan anggukan kepala arti mengerti apa yang telah dijelaskan oleh Luigi.

Luigi dan Nerissa terus mengikuti kemana anjing itu akan menuntun mereka tanpa mengeluarkan pertanyaan apapun dari mulut mereka masing-masing.

Perjalanan yang sungguh panjang, dan sampai akhirnya...

"HAHHH?!!"

_Bersambung_

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang