36. Tranquilvale.

30 21 0
                                    

BRUMMM!

Suara mobil terdengar begitu keras. Hal tersebut menyatakan bahwa mobil sudah dapat dinyalakan.

Johannes yang melihat bahwa mobilnya sudah berhasil dinyalakan, langsung saja dia menginjak gas dengan sangat keras.

"JALAN?" tanya Johannes dengan sedikit berteriak karena masih panik dan ketakutan sambil melihat ke arah spion kanan, kiri, dan tengah untuk memastikan bahwa mereka sudah aman.

Nerissa, Luigi dan Esmerald menghela nafas lega. Tapi mereka melihat bahwa orang-orang terinfeksi itu mengejar mereka berempat. Mendengar Johannes yang menanyakan jalan atau rute, Esmerald langsung berkata dengan nada yang sedikit berteriak.

"LURUS!"

Johannes yang mendengar teriakan Esmerald pun langsung menginjak gas semakin kencang.

"KIRI!"

Johannes mengendarai mobilnya dengan begitu cepat. Tapi dia merasa bahwa Esmerald harus memberitahu dirinya sekaligus agar langsung mencapai tujuan.

"BERITAHU AKU SEMUA RUTE YANG HARUS KITA TEMPUH!" suruh Johannes dengan sedikit berteriak.

Esmerald yang mendengar ucapan Johannes tadi pun langsung memberitahu semua rute perjalanan yang harus mereka berempat tempuh.

Setelah menghafal rute jalan yang akan mengarahkan mereka ke kota Tranquilvale, Johannes masih menekan gas mobil dengan sangat kencang. Bukan ingin bergaya, tapi Johannes melihat dari spion mobil bahwa orang-orang terinfeksi itu masih mengejar mereka dan makin mempercepat kecepatannya. Mau tidak mau Johannes harus melajukan mobilnya dengan sangat amat cepat.

Johannes mengendarai mobilnya dengan cepat seperti seorang pembalap profesional. Membelok ke kanan dan ke kiri, memutarkan mobilnya, membanting setir merupakan keahliannya karena sudah lama menjadi polisi yang sering mengejar pelaku.

Berjam-jam pun berlalu, Johannes masih mengendarai mobil dengan sangat cepat dan orang-orang terinfeksi itu terus mengejar mereka semua seperti tidak kenal lelah bahkan terus makin bertambah banyak yang sedang mengejar mereka.

Terus menerus Johannes berkendara, dan pada akhirnya mereka melihat secercah cahaya dari kegelapan malam. Johannes merasa bahwa itu cahaya tersebut adalah sebuah kumpulan tentara atau polisi dari kota Tranquilvale. Dia langsung mengendarai mobilnya ke arah cahaya-cahaya tersebut dan orang-orang terinfeksi juga mengikuti mereka.

Pada saat mobil mereka sudah mendekati cahaya-cahaya itu, terlihat sebaris tentara menodongkan pistol mereka ke arah mobil. Para tentara itu berwaspada dengan orang yang baru saja datang, yaitu mereka berempat.

"HALANGI JALAN MASUK!" ucap komandannya.

Para tentara yang mendengar perintah dari komandannya pun langsung menghalangi jalan masuk yang berupa pintu besar dari sebuah benteng yang sudah dibangun untuk menghalangi masuknya orang-orang dari kota Serenesia yang sudah banyak terinfeksi dan juga merupakan kota pertama munculnya infeksi virus serangga. Benteng tersebut di desain agar para tentara dapat berjaga dari atas dan dari bawah. Jadi, dibuatlah sebuah pijakan besar untuk para tentara-tentara itu berdiri dan diam memantau keadaan.

Semua penjagaan sungguh ketat. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Di Tranquilvale pun termasuk sebagai kota yang paling kuat dalam pertahanan seperti keterampilan membidik, dan yang lainnya.

Johannes yang melihat bahwa ada penghalang yang menghalangi mereka untuk masuk ke dalam kota Tranquilvale pun membuka jendela kaca mobil dan memunculkan kepalanya sedikit ke luar dari jendela kaca mobil lalu berteriak kepada tentara yang waspada.

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang