1. Collide

1.1K 83 0
                                        

Pembicaraan Gavin bersama ibunya beberapa hari yang lalu sedikit mengusik ketenangannya. Menurut Gavin, seharusnya dia masih belum pantas untuk memikirkan masalah ini dan dia tidak ingin. Pernikahan, perjodohan, kenapa semua itu harus ada?

Ketika seseorang bertanya kepadanya siapa orang beruntung yang akan dipilihnya untuk dijadikan pasangan, Gavin tidak pernah menjawab. Menghindari topik itu sebisanya.

Tapi di malam hari, ketika dia terdiam sendiri di kamarnya sebelum tidur, dia pasti akan memikirkan hal tersebut. Sama seperti malam ini.

Siapa?

Gavin terbaring di atas tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar yang sudah ia hafal bentuk dan ukirannya.

Gavin terbaring di atas tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar yang sudah ia hafal bentuk dan ukirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin tidak pernah jatuh cinta seumur hidupnya. Belum ada orang yang menurutnya menarik. Jika dia memikirkannya lebih dalam, kandidat yang paling tepat untuk bersanding dengannya dan yang diinginkan orang tuanya pasti berasal dari keluarga bangsawan. Namun menurut Gavin, semua teman sebayanya sama saja. Kurang bersyukur, pembangkang, suka mengeluh.

Gavin tidak ingin terjebak bersama orang-orang seperti itu di sisa hidupnya yang (mungkin) masih panjang ini. Tapi masalahnya, dia belum pernah bertemu dengan orang lain selain lingkaran bangsawan kecilnya itu. Siapa lagi yang bisa ia jadikan tunangan?

Gavin mengganti posisinya menyamping, memeluk bantal yang ada dengan erat. Dia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah dia sudah menjadi seorang calon raja yang baik? Apakah dia sudah menjadi seorang anak yang baik?

Seumur hidupnya, Gavin adalah seorang anak yang penurut. Selalu mengikuti saran orang tuanya, yang menurutnya memanglah membangun dan baik untuk dirinya sendiri. Maka dari itu semua yang ibu dan sang raja katakan, dengan siap akan langsung ia laksanakan.

Tapi permintaan yang kali ini terlalu tiba-tiba, terlalu terburu-buru. Dan dia masih belum mendapatkan alasan baik kenapa dia harus menikah. Dimana biasanya, semua saran dan perintah dari ibu dan ayahnya selalu berbobot dan bermanfaat baginya.

Lalu menikah? Dimana letak baiknya dalam sebuah pernikahan? Menambah satu orang ke dalam hidupnya menurutnya malah akan mempersulit kehidupannya. Dia adalah calon raja, setiap harinya ia disibukkan oleh pekerjaan, belajar, pertemuan, dan masih banyak lagi. Lalu ia harus membiarkan satu orang masuk ke kehidupannya, yang berpotensi mengacaukan rutinitasnya? Gavin tidak yakin dia bisa terus berdedikasi tinggi untuk mempersiapkan diri menjadi seorang raja yang baik jika hal itu terjadi.

Itu satu alasan utama mengapa Gavin masih ragu dan tidak habis pikir dengan pilihan orang tuanya. Tapi masih sedikit bersyukur karena ibunya memilih untuk memberi tahunya terlebih dahulu dan membiarkan dirinya memilih siapa yang ia inginkan tanpa membiarkan ayahnya merancang segalanya sendiri. Gavin tahu ia akan sangat tersiksa jika itu benar-benar dilakukan.

Memilih.

Kembali pada masalah yang itu.

Siapa yang harus dia pilih?

The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang