Nolan membuka matanya pada pagi itu di ruangan yang asing baginya. Seluruh memori satu hari yang lalu langsung menyerbu benaknya secara bertubi-tubi, membuat kepalanya yang seharusnya belum saatnya dipakai seberat itu menjadi sedikit sakit.
Nolan tiba di istana bersama Pangeran Louis pada larut malam. Sang pangeran mengatakan kepada dirinya untuk langsung ke kamar barunya yang akan ditunjukkan oleh pengawal, dan mengatakan bahwa besok akan ada beberapa orang yang akan membantunya membereskan barang-barangnya.
Maka Nolan menurut dan langsung jatuh terlelap dalam tidur nyenyak akibat kelelahan.
Sungguh, kemarin adalah hari yang sangat melelahkan baginya. Bukan secara fisik, melainkan secara mental. Rasanya jiwanya seperti diserap dan dia butuh istirahat selama seribu tahun.
Belum sempat ia mengusap matanya, pintunya sudah terdengar diketuk oleh seseorang.
Tanpa berpikir panjang Nolan turun dari tempat tidurnya dan membukakan pintu untuk orang tersebut. Dan ia disambut dengan lima wajah yang terkejut melihatnya, tiga wanita dan dua pria.
Nolan kebingungan, karena kelimanya tidak ada yang berbicara. "Selamat pagi, ada keperluan apa ya?"
Seakan tersadar, mereka semua langsung memberikan hormat kepada Nolan lalu berdiri dengan tegap. "Selamat pagi tuan, kami adalah pelayan dan pengawal pribadi anda." Ucap wanita yang terlihat sedikit berisi dan berumur sekitar lima puluh tahunan, berdiri di paling depan. "Nama saya Winona, siap melayani anda." Ia menunduk sedikit. Tutur katanya lembut, sama sekali tidak dihiasi dengan sebuah jarum tersembunyi. Nolan sedikit lega mendengarnya.
"Baiklah, lalu ada keperluan apa kalian kesini?" Tanya Nolan dengan polosnya, masih kebingungan.
"U- untuk... membantu Tuan bersiap-siap...?" Bukannya menjawab, Winona malah seperti bertanya.
Lalu satu pria yang di belakang mulai menyadari keadaan dan mengambil alih percakapan. "Mohon izinnya, Tuan. Kita ditugaskan untuk membantu anda dalam melakukan segala hal, baik itu membersihkan diri, bersiap-siap, membereskan bilik, kemanapun, kapanpun, kecuali ketika anda tidak ingin kami berada di dekat anda." Beberapa detik setelah ia selesai berbicara, ia memulai lagi, "Oh, mohon maaf saya sudah lancang, Tuan. Saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Elias, saya adalah kepala pengawal anda. Jika Tuan membutuhkan bantuan, saya siap untuk datang pada detik itu juga." Lagi-lagi pria itu menunduk memberi hormat.
Nolan mulai mengerti. Jadi ini kehidupan di kerajaan? Butuh apa-apa hanya perlu meminta, semuanya diuruskan oleh orang lain.
Nolan tidak suka.
"Baiklah, terima kasih, namun saat ini saya belum membutuhkan apapun." Dia menolak halus.
"Tuan, anda harus sudah duduk di meja makan bersama pangeran, raja, dan ratu dalam beberapa menit lagi..." Cicit Winona sedikit takut.
Nolan meneguk liurnya berat. "Bagaimana?" Ia takut telah salah mendengar.
"Jadwal anda pagi ini dimulai dengan sarapan bersama keluarga kerajaan, tuan. Kami harus mempersiapkan peralatan mandi milik tuan, segera." Sudah terlihat sedikit tidak sabaran, karena mereka takut Nolan akan terlambat.
Dan rasa panik itu sampai pada Nolan. "Baiklah. Silahkan masuk." Dia membukakan pintu dengan lebar lalu menggeser tubuhnya untuk memberi ruang bagi lima orang tersebut masuk.
Tetapi dua pria yang berada di belakang masih berdiam di depan pintu, kembali membuat Nolan bingung. "Kalian tidak masuk?"
"Tidak, Tuan. Kami bertugas untuk menjaga kamar anda dari sini, silahkan Tuan." Tunjuk Elias ke dalam, mempersilahkan Nolan untuk kembali menutup pintu dan meninggalkan dua orang itu disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince
Fanfiction[GeminiFourth Fanfic/Royalty AU] Pangeran Mahkota kerajaan Rouguemont, Pangeran Louis, sebentar lagi akan memasuki umur dewasa. Sang raja sedang berada dalam misi menjodohkan anaknya karena ia meyakini bahwa seorang pemimpin itu membutuhkan pasangan...