Pangeran Nolan —atau yang biasa dipanggil dengan nama kecilnya, Lani, oleh keluarganya— sedang berjalan di antara kursi yang dipenuhi dengan orang-orang, lebih tepatnya para bangsawan, tamu undangan. Ia menggenggam kuat bunga yang ia pegang di kedua tangannya, merasakan gugup di seluruh tubuhnya mengambil alih.
Tangannya basah, berkeringat. Senyumnya ia paksakan. Tidak bisa tersenyum lebar akibat rasa gugup yang teramat sangat.
Lalu ia melihat keluarganya di kiri, dengan ibu dan Talia yang menangis haru menatapnya. Kembali ia fokuskan pandangan kedepan. Jika lebih lama ia menatap mereka, maka ia akan ikut menangis.
Ternyata hari pernikahannya tiba jua.
Seumur hidup, Nolan berbuat sesukanya. Tidak pernah ia hidup berdasarkan setiran atau aturan. Itu merupakan kehidupan yang Nolan ketahui sejak ia menyadari bahwa ia hidup.
Namun ternyata segalanya membawanya pada hari ini. Dimana ia akan diangkat menjadi seorang raja, dan mengikat janji bersama satu orang lain.
Seorang yang tak pernah di benaknya akan ia temui. Tidak pernah terbayang olehnya bahwa ia akan bersitatap dengan seorang pangeran, apalagi menikah dengannya. Apalagi menjadi seorang pangeran juga.
Ternyata takdir hidupnya seperti ini. Pilihannya saat ini hanyalah maju, terus mengikuti alur dan jalan kehidupan yang telah ditentukan.
Nolan sampai pada tujuannya, sebuah tangan terlihat di hadapannya yang sedang menunduk. Ia tengadahkan kepalanya, melihat Gavin dengan senyuman yang sangat meneduhkan sedang menunggunya untuk menggenggam uluran tangannya.
Seketika rasa gugup Nolan sirna. Ia membalas senyum itu tak kalah lembut dan langsung memberikan tangannya. Seakan juga menyerahkan seluruh hidupnya kepada Pangeran Tanpa Ekspresi di hadapannya itu.
Rasanya seluruhnya terjadi dalam sepersekian detik, terasa sangat buram. Lalu tiba-tiba satu kalimat diucapkan. "Pangeran Louis Gavin Rouguemont, Pangeran Nolan Alpine Bernadotte, telah dinyatakan sebagai sepasang suami."
Seketika seluruh tamu bertepuk tangan dengan riuh.
Benar, keduanya telah dicintai oleh seluruh rakyat sejak awal cerita mereka dimulai. Ditambah para gadis yang membaca kisah cinta mereka berdua dari buku yang ditulis oleh seorang penulis bernama Tiara.
Dari kejauhan Talia tersenyum geli melihat semua orang membicarakan mengenai Tiara, tanpa mengetahui bahwa itu hanyalah sebuah nama pena, dan penulis aslinya merupakan kakak dari sang pangeran itu sendiri.
Pada akhirnya seluruh rangkaian acara dilaksanakan. Nolan Arthur berubah menjadi Pangeran Nolan Alpine Bernadotte. Lalu Pangeran berubah menjadi Raja.
Satu hari yang penuh dengan perubahan.
Keduanya mengenakan mahkota identik yang terasa lebih berat dari seharusnya, akibat menyadari bahwa tanggung jawab yang mereka emban bukanlah suatu hal yang sepele.
Namun itu merupakan kisah lain untuk diceritakan.
Pada malam itu, Nolan dan Gavin kembali berdansa. Persis seperti dikala pertama kalinya mereka bertemu dan berbincang. Pertama kalinya Gavin mengetahui nama dari pria dengan mata berbinar di rumah doa.
Keduanya berdansa sebagai pembuka lagu, semua orang menatap mereka, namun mereka berdua hanya menatap satu sama lain. Seakan tidak ada orang lain di dunia ini.
Nolan tersenyum geli lalu berucap, "Yang Mulia, apa kau memiliki seseorang yang kamu inginkan sebagai kandidat?" Nolan mengulang perkataan dari Ibu Ratu, sesuai seperti yang diceritakan sang ibu kepadanya tadi pagi.
"Ada, Yang Mulia." Gavin tahu pasti kemana perbincangan ini akan dibawa.
"Benarkah? Siapa dia? Dari kerajaan mana?"
"Dia... Adalah seorang raja dari kerajaan minor, Bernadotte. Dan kali ini aku sudah mengetahui namanya." Gavin menyatukan dahi mereka masih dengan kaki yang terus melangkah selaras dengan alunan musik.
"Siapa namanya?"
"Lani." Ucapnya lembut. "Dan Gavin hanya ingin Lani." Keduanya tersenyum menatap satu sama lain.
"Kalau begitu, sama." Nolan membalas. "Lani juga hanya ingin Gavin."
Gavin mengangguk. "Iya, dan Lani sudah memiliki Gavin."
Kedua Raja tengah berdansa di tengah aula yang dipenuhi dengan tamu undangan.
Dua pria tengah berbagi afeksi yang tidak akan pernah bisa dirasakan orang lain, karena mereka hanya bisa mencintai satu sama lain.
Dua insan tengah mencintai satu sama lain.
Dan mereka berdua tahu, selain maut, tak akan ada yang dapat memisahkan mereka.
—End.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince
Fanfiction[GeminiFourth Fanfic/Royalty AU] Pangeran Mahkota kerajaan Rouguemont, Pangeran Louis, sebentar lagi akan memasuki umur dewasa. Sang raja sedang berada dalam misi menjodohkan anaknya karena ia meyakini bahwa seorang pemimpin itu membutuhkan pasangan...