Nolan terbangun di pagi hari karena suara heboh dari bawah. Ia menduga kakaknya sedang bergosip dengan ibunya, dan kemungkinan besar topik utama mereka pagi ini adalah kejadian semalam.
Semalam...
Pesta dansa, Pangeran Mahkota, calon raja, berdansa dengannya.
Telapak tangannya ia angkat untuk mengusap kedua matanya lalu ia edarkan ke seluruh wajah sembari mencoba duduk di tempat tidur.
Semalam bukanlah sebuah mimpi.
Dia baru saja melihat wajah calon rajanya sedekat itu.
Tampan.
Lalu Nolan menggelengkan kepalanya. Apa yang telah ia pikirkan? Ia halau semua pikiran tentang Pangeran Louis dari benaknya karena merasa tidak berhak untuk memikirkan itu.
Selanjutnya Nolan berdiri untuk turun ke bawah, bersiap-siap untuk mandi. Sebenarnya ia tidak ingin melewati ruang tengah dimana dengan jelas terdengar ibu dan kakaknya masih berbicara dengan heboh, namun apa daya, hanya itu satu-satunya jalan menuju ke kamar mandi.
Dan benar saja, dia langsung ditarik oleh Talia sedetik setelah mereka menyadari keberadaannya.
Maka disanalah Nolan pada akhirnya, terduduk diapit diantara ibu dan Talia yang terlihat penasaran.
"Bagaimana bisa pangeran memilihmu semalam?"
Nolan mengangkat bahunya. "Mana ku tahu. Kau yang mengajakku untuk mengucapkan ulang tahun kepada pangeran." Tak terlihat semangat sedikitpun.
"Kau harus tahu sesuatu." Talia memulai. Kalian tahu teori 'semakin kecil suara ketika bercerita, maka informasi yang disampaikan semakin pasti kebenarannya'? Maka itulah yang terjadi sekarang, Talia mendekatkan wajahnya, begitu pula dengan ibunya, membuat Nolan sedikit memundurkan kepalanya ke belakang, sedikit risih dengan kedua orang heboh itu. "Pangeran tidak berdansa dengan siapapun lagi setelah dirimu."
Sebentar.
Nolan masih memproses kalimat itu.
Tidak berdansa lagi setelah dirinya.
Tidak berdansa lagi,
setelah berdansa dengan dirinya...
Matanya membola, terkejut setelah informasi itu berhasil ia cerna. "Kakak! Jangan menyebarkan berita yang tidak benar!"
"Bukan aku yang menyebarkan! Kita pulang lebih dulu, Lani. Setelah kau menarikku paksa."
"Lalu dari mana kau mendapat informasi itu?"
"Aku baru pulang dari berbelanja. Semua orang membicarakan dirimu. Temanku menceritakan langsung bagaimana kejadiannya. Dia berada di sana hingga pesta dansa selesai, maka beritanya dapat dijamin benar. Hanya kau yang berdansa dengan pangeran semalam."
"Gila."
"Kau menyebutku gila!?"
"Berhenti berteriak!" Nolan bangkit dari duduknya dan melarikan diri dari sana. Ingin langsung mengguyur tubuhnya dengan air dingin untuk membuatnya kembali ke kenyataan. Bahwa dirinya hanyalah seorang rakyat di pinggiran kerajaan, bukanlah siapa-siapa. Dan kejadian semalam hanyalah kebetulan.
—
Nolan tidak bisa berlari dari kakaknya. Talia selalu saja memasukkan teori-teori aneh ke dalam otaknya. Seperti saat ini contohnya. Mereka sedang duduk di ruang tamu memainkan permainan papan yang telah mereka menangkan beribu kali ketika ia kembali mengoceh mengenai segala hal yang jauh dari fakta.
Mulai dari adiknya itu akan menikah oleh sang pangeran, ia akan menjadi pendamping hidup pangeran, ia akan tinggal di istana, dan banyak hal lainnya yang jelas-jelas tidak akan terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince
Fanfiction[GeminiFourth Fanfic/Royalty AU] Pangeran Mahkota kerajaan Rouguemont, Pangeran Louis, sebentar lagi akan memasuki umur dewasa. Sang raja sedang berada dalam misi menjodohkan anaknya karena ia meyakini bahwa seorang pemimpin itu membutuhkan pasangan...