SEASON II: ៍ོ̇ ⸙::10 ─ ࿆⃧፝ ྅

189 20 0
                                    

timeskip secepat larinya loki
wusshhhhh

.
.
.

7 tahun telah berlalu, rin kembali ke rumahnya setelah pertengkarannya dengan kara.

"gue mau udahan." kalimat yang sama sekali tidak rin percayai keluar dari mulut kara.

"kenapa?"

"gue udah pacaran sama shidou."

shidou muncul di belakangnya dengan senyum menjengkelkan.

byurrr!!!!

seperti ada tsunami, wajah rin langsung basah kuyup dan dia segera terbangun dari mimpi buruknya.

"KABUR COK, KABUR, GECE!!!" bachira menginstruksikan kepada teman-temannya untuk lari saat dia berhasil membangunkan rin dengan cara menyiram wajahnya.

tapi ketika rin bangun dan bergerak duduk, dia tidak marah sama sekali. "bachira, makasih," dan malah berterimakasih.

"h-hah?" bachira mengorek telinganya dengan jari kelingking, takut salah dengar, takut ternyata rin sedang mengatakan "mau langsung mati apa masuk rumah sakit dulu?"

"makasih udah bangunin gue," rin berdiri, mengusap wajahnya yang basah. dia benar-benar bersyukur karena bisa sadar dari mimpi buruk semacam itu. shidou mengambil kara darinya? yang benar saja!! kalau itu kenyataan, rin tak peduli hukum dan akan segera mencincang tubuh shidou untuk diberikan ke buaya yang kelaparan.

"a-anu.. kak rin.. i-ini handuk, siapa tau kak rin b-butuh.."

rin menoleh saat seorang gadis yang usianya beberapa tahun lebih muda itu memberikan handuk. "ya, makasih," rin menerimanya. lagian dia memang butuh.

ini baru sebulan mereka ada di asrama, dan situasinya agak kacau. mereka sama sekali tidak diizinkan menggunakan ponsel.

7 tahun hidup seperti ini? rin tidak tahu dia sanggup atau tidak.

***

tahun pertama, rin dengan bakatnya menjadi pemain bola hebat, berhasil mengamankan posisi pertama selama 2 tahun berturut-turut. selain pelatihan fisik yang keras pelatihan mental juga tak kalah ketatnya. mereka punya makanan baru berupa cacian dan makian kalau mereka bermain jelek.

pak ego yang mereka kenal suka omong kosong, sekarang berubah menjadi lebih galak dan membahas segala hal dengan realistis.

tahun kedua saat mereka berusia 20 tahun, mereka mulai bermain dalam liga nasional, rin masih hebat, tapi dia yang selalu kesulitan bicara dengan orang-orang, semakin membuatnya irit buka mulut dan kepribadian malah kembali saat dia belum bertemu dengan kara. dingin dan tak tersentuh.

tahun ketiga, keempat, berjalan dengan hari-hari tanpa sepak bola.

tahun kelima, mereka yang terpilih dimasukkan ke dalam klub sepak bola kelas dunia. syukurlah semua orang-orang yang dulu jadi bagian dari klub sepak bola sma evocative, berhasil terpilih.

walaupun pilihan mereka berbeda dan berujung harus saling melawan satu sama lain, itu bukan perkara besar. mereka masih berteman baik.

lihat saja isagi dan bachira yang masuk ke dua klub berbeda, masih saling bicara satu sama lain. nagi dan reo sih tak terpisahkan, chigiri yang ada di klub yang sama terkadang merasa seperti orang ketiga. nanase satu-satunya orang yang rin kenal masuk ke klub yang sama sepertinya.

tahun keenam, 23 orang akan diundang dan di seleksi sebagai pemain timnas negara.

"nggak nyangka ya, dulu masih sparing antar sekolah sambil taruhan bangku mie ayam, sekarang udah level dunia gini," nanase duduk di samping rin yang sedang beristirahat di bangku pinggir, tapi rin tidak terlihat peduli akan pembicaraan mereka. dia hanya ingin cepat-cepat keluar dari sini dan menemui kara.

[✔] [1] pluviophile ; itoshi rinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang