"rin.." kara yang duduk di pinggir ranjang, merentangkan tangannya. dia minta dipeluk. tapi kedua tangan rin malah menangkup dua sisi pipi kara, dan mendekatkan wajah mereka.
"kara."
"ih.. suara lo kok jadi makin berat gitu?" kara cengengesan, tidak terhitung seberapa banyak kebahagiaan yang tiba bersamaan dengan datangnya rin ke hadapannya.
"lo nggak inget?" rin menempelkan dahi mereka berdua. tatapannya tajam, mengintimidasi.
"apa?"
"kenapa lo deket-deket shidou?"
"cuma kebetulan karena sepupu shidou murid gue. gue udah jadi guru tk, keren kan?" kara masih nyengir, tidak menemukan letak kesalahannya.
"oh, bagus buat lo," rin melepaskan tangannya dari pipi kara, dan menjauhkan diri.
"ih! mau ke mana!" kara merengek, dia tidak bisa langsung berjalan karena kakinya masih terasa sakit, berdenyut.
"pacaran aja lo sama shidou," rin menyemprot galak, tapi setelah berkata begitu, dompet kara melayang ke kepalanya.
"sini gak lo.." kara mengaktifkan mode setan.
"kenapa? mau dipeluk? bentar gue panggilin shidou dulu," kata rin, menantang.
"ck! ya udah terserah lo! panggil aja shidou atau siapa kek, jangan deket-deket gue lagi! pergi aja terus, yang lama!" kara berteriak jengkel. dia pikir setelah ini akan ada momen mesra-mesra setelah enam tahun rin di isolasi dan mereka tak saling bertemu. tapi lihat lah yang cowok sialan itu perbuat?!
dia baru saja mengalami kemalangan, dan ini yang dia dapat di hari rin kembali ke hadapannya?
"siapa yang suruh lo ngomong kayak gitu?" rin mengambil dompet kara dan berjalan ke arahnya lagi.
"elo."
"jangan lempar-lempar dompet," rin menaruh benda berwarna ungu muda itu di samping kara duduk.
saat rin mau keluar dari ruangan itu, kara malah menarik baju depannya dan mendekatkan kembali wajah mereka.
"lo yang jangan lempar-lempar kesalahan. lo mau putus setelah gue udah nunggu 6 tahun, hah?!! rin bego!! jangan jadiin si kecoak itu alesan biar lo bisa nyari cewek baru," kara mengatakannya dengan nada rendah, siap menjadi pembunuh dadakan.
"nyari cewek baru? bukannya itu lo yang deket-deket shidou karena gue gak ada di sekitar lo?" rin tersenyum miring, tapi samar.
"dateng-dateng jangan bikin gue kesel deh. lo kalo bukan pacar, udah gue—,"
"apa?" rin membalas tatapan menantang kara. kenapa mereka malah berkelahi?
"gebukin."
tangan kanan rin menarik dagu kara untuk mencium bibirnya. "untung gue pacar lo, ya."
"jangan cium gue!" kara mendorong reflek tubuh rin.
"oh. maunya dicium shidou?"
"b-bangsat.. darimana dia belajar ngomong begitu?!" wajah kara sudah merah padam. antara tersipu, atau kesal, atau jengkel, atau ingin menendang kepala shidou.
"bentar, gue panggilin dulu orangnya," saat si cowok begundal itu lagi-lagi hendak pergi, kara langsung menarik tubuh rin untuk dia cium kembali.
saat ciumannya mulai tak terkendali, rin memajukan tubuhnya sambil menahan punggung kara agar tidak terjatuh. sementara kara menyentuh garis rahang milik rin. dia tidak peduli apa yang akan rin lakukan dengan ciuman mereka.
kara sudah jengah mendengar ocehan tidak jelas cowok ini soal shidou dan hubungannya.
"jangan ngomong yang gak penting. katanya mau bikin akira," kara memelankan suaranya saat ciuman mereka terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] [1] pluviophile ; itoshi rin
Fanfiction✦ · · · ────────────── · · · ✦ ⌗PLUVIOPHILE -⨾ೄྀ [1] ITOSHI RIN ꒰ ☘︎┊「 itoshi rin starts a relationship with a wild girl he loves to death 」꒱ ˚ˑ༄ؘ ˚ ͙۪۪̥◌⭟ itoshi rin x fem!oc. ˚ ͙۪۪̥◌⭟ first, fr...