Jeki dan Nora berjalan menuju sebuah air terjun kecil terdekat, menikmati pemandangan yang indah sambil berjalan bersama. Setelah mencapai area yang tenang, Nora tidak bisa tidak merasakan ketenangan yang menyelimutinya. Airnya tampak jernih, dan suara air yang lembut menciptakan suasana yang damai. Dengan cuaca yang semakin terik di siang hari, gagasan untuk menyejukkan diri di sungai, sungguh menggoda.
Dia melemparkan senyum hangat kepada Nora, matanya berbinar-binar dengan kebaikan yang tulus. "Tahu gak mbak, biasanya tempat ini cocok buat dinginin badan di cuaca kayak gini."
"Oh, bener juga ya. Berarti Pak Jeki sering kesini?"
Jeki mengangguk, senyum hangat tersungging di bibirnya. "Iya. Biasanya pulang dari kebun mampir kesini."
Jeki memutuskan untuk duduk di bebatuan dekat perairan yang diikuti oleh Nora duduk disampingnya.
"Di sini saya pertama kali bertemu dengan istri saya, dan kami sering datang ke sini buat nenangin diri. Oh ya mbak Nora mau berenang gak? Saya ikut deh."
Nora sangat terkejut. Perlahan-lahan ia merasakan kepedihan di hatinya karena Jeki ternyata sudah memiliki istri. Dia tersenyum, menyembunyikan kesedihannya. "Oh, pak Jeki punya istri ya. Uhm...pasti nanti istri bapak cemburu kalo aku ikut berenang sama bapak."
Jeki menggelengkan kepala. "Gapapa kok mbak. Lagian istri saya lagi kerja di kota jadinya gak tahu."
"Oh, istri pak Jeki kerja?" Tanya Nora dan direspon oleh anggukan kepala dari Jeki.
Kemudian mereka berdua terdiam. Nora sedang hanyut dalam pikirannya sebentar hingga ia menoleh kearah Jeki.
"Kalo gitu, aku mau renang. Disini ada orang gak ya kira-kira?" Tanya Nora sambil matanya mengitari sekitar.
"Jarang banget mbak yang datang kesini. Soalnya dalam jadinya mereka lebih milih ke air terjun yang dangkal."
Nora mengangguk kemudian ia berdiri. Ia hendak ingin melepaskan kaos dan celana jeans selutut namun ia kembali menatap Jeki.
"Eh, ini aku gak bawa baju renang. Lepas baju gapapa kan?"
Jeki yang mendengar pertanyaan Nora yang nampak enteng tersipu malu. "Iya..gapapa kok mbak."
Nora mengangguk kemudian tanpa ragu-ragu Nora mulai menanggalkan pakaiannya, dengan sadar mengalihkan pandangannya dari arah Jeki sambil berganti pakaian renang. Jeki berpaling untuk memberikan privasi pada Nora, menghadap ke air terjun dan mengagumi ketenangannya.
Setelah melakukan pemanasan, Nora mulai memasuki air terjun. Seketika ia mendesis, saking segarnya, airnya menjadi dingin ketika mengenai kulitnya. Namun, ia langsung bisa menyesuaikan dengan suhu air.
"Wow..seger banget, pak. Bapak katanya mau ikut renang juga?"
Pertanyaan Nora membuat Jeki gelagapan. Ia mengangguk lalu ia mulai melepaskan pakaiannya yang dimulai dari kaos hitam yang ia kenakan. Nora melebarkan matanya. Ia terkejut sekaligus diam-diam kagum dengan tubuh kekar Jeki dengan kulit sawo matang. Bahkan Nora juga terkejut bahwa Jeki juga memiliki tato di pinggangnya selain di lengan kekarnya sebelah kanan.
Setelah hanya menyisakan celana pendek, Jeki bergabung dengan Nora, merasakan juga betapa segarnya air terjun ini ditambah ketenangan suasana yang membuat Jeki rasanya betah berenang.
Nora dan Jake berenang, bermain, dan tertawa bersama di sungai, menikmati suasana yang tenang dan kebersamaan satu sama lain. Saat mereka bermain-main, Nora tidak bisa tidak menyadari bahwa Jake memiliki pesona yang tidak terbantahkan. Terlepas dari perbedaan usia mereka, Nora merasakan hubungan yang lebih dari sekadar persahabatan.
Dan dari momen itu Nora menghabiskan lebih banyak waktu dengan Jake, dan persahabatan mereka pun berkembang. Mereka menghabiskan hari-hari mereka menjelajahi desa yang indah dan sekitarnya, berbagi cerita dan tawa. Semakin dekat mereka, Nora semakin mengagumi kebaikan dan kekuatan Jeki, sementara Jeki menghargai kecerdasan dan keinginan Nora untuk belajar tentang budaya lokal.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK JEKI || JAKE SIM
RomanceNora, gadis berusia 23 tahun mau tak mau harus menjalani takdirnya yang mendadak berubah total dengan tinggal di sebuah desa terpencil demi menemani sang nenek dan juga mengurus perkebunan dan persawahan milik keluarganya. Nora yang pada saat itu ha...