🔞 14

1.4K 5 0
                                    

Clara terkejut kemudian ia terkekeh "Lho, beneran? Masa majikan bantu pembantunya mandi. Yah....kalo kamu memang seneng bantu aku mandi." kata Clara sambil tersenyum nakal.

"Lho...kan aku yang nawarin. Pastinya aku seneng dong. Cowok mana sih yang gak seneng mandi bareng cewek cantik kek kamu." Dia menyunggingkan seringai jenaka, matanya berbinar-binar penuh kenakalan.

"Ya udah...kalo itu yang kamu pengen." Clara menggigit bibirnya dengan menggoda, handuk itu masih melekat erat di tubuhnya.

"Yok, kalo gitu masuk lagi gih." Jay menyunggingkan seringai jahat dan mengulurkan tangannya, mengisyaratkan Clara untuk kembali ke kamar mandi yang beruap.

"Haha ayo kita bersenang-senang." Clara menyeringai lebar, matanya berbinar-binar penuh kegembiraan saat ia menuntun Jay masuk ke dalam kamar mandi yang beruap.

"Mungkin kamu bisa sabunin punggungku."
Clara melepaskan handuknya, memperlihatkan bagian punggungnya yang telanjang di depan Jay. Clara terkekeh malu-malu dan menutupi payudaranya dengan kedua tangannya saat Jay masih berada di belakangnya.

"Dengan senang hati," katanya sambil tersenyum miring, mengambil botol sabun cair dan menuangkan ke spon sebelum digosokkan ke punggung Clara.

"kulitmu lembut dan halus. Makin cantik kamu kalo naked gini." Jay berbisik sambil terus membasuh punggungnya. "Gak usah malu, sayang. Relax aja."

Clara terkikik, "Bilang aja kalo kamu pengen lihat asetku. Dan kalo pengen lihat, kamu harusnya bisa dapetinnya."

Jay tertawa, nadanya main-main dan menggoda. "Oh, ceritanya nantangin nih?"

"Ya..kalo kamu buat aku terkesan sama pelayananmu, kamu bisa lebih dari sekedar lihat doang."

Saat Jay terus membasuh punggung Clara dan memberikan pijatan lembut, Clara merasakan kulitnya tergelitik di bawah sentuhan lembutnya. Air hangat dan kata-katanya yang menggoda membuat jantungnya berdegup kencang. Clara tahu bahwa dia sedang memainkan permainan yang berbahaya, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya lebih jauh. Dengan senyum licik, dia berbalik dan meletakkan tangannya di dada Jay, menatap matanya dalam-dalam sebelum perlahan-lahan menurunkan tangannya untuk membuka kancing celana Jay dan menurunkan resleting. Jay tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh payudara Clara dan memainkannya.

"Mmm....toket gedemu pengen aku cicipin. Mau lanjut di tempat tidur?" Tawar Jay yang langsung diangguk oleh Clara.

Jay dan Clara saling menatap mata satu sama lain, ketegangan di antara mereka menjadi hampir terasa. Dia buru-buru melepaskan pakaiannya, memperlihatkan tubuh yang tegap dan berotot yang membuat Clara lemas di bagian lutut. Clara dapat merasakan jantungnya berdegup kencang saat Clara membawanya ke kamar tidur, antisipasi akan apa yang akan terjadi membuatnya bergetar dengan kegembiraan.

Saat Jay duduk di tepi tempat tidur, Clara berlutut di antara kedua kaki Jay dan memberikan pujian pada tubuhnya dan kemudian dia memuji penis Jay dengan ukurannya yang mengesankan.

"Oh, Jay, tubuhmu bagus banget. Apalagi kontol beruratmu jadi pengen aku manjain." Puji Clara sambil menatap atas kearah Jay.

Jay mengangkat alis. "Emangnya kamu bisa handle kontolku, hm?"

Clara tertawa. "Kamu ngeremehin aku, hm?"

Jay terkekeh lalu ia mencondongkan tubuhnya ke depan, bibirnya menempel pada bibir Clara saat dia berbicara. "Ya udah silahkan aja. Tapi....jangan harap kamu menarik kembali keputusanmu sendiri, cantik."

Clara mengangguk patuh dan tanpa seizin Jay, Clara mendekatkan hidungnya ke penis Jay dan mengendus serta menghirup aroma kulit penis Jay yang sangat membuat Clara ketagihan.

"Mmm..bau mu enak."

Clara tersenyum nakal pada Jay dan kemudian dia mulai mencium kepala penis Jay. Jarinya bergerak di sepanjang bagian atas kepala penis Jay dengan gerakan melingkar.

"Ahh kamu kayaknya cocok jadi lonte aku." Ucap Jay sambil mendesah. "Coba dong tunjukin aku kalo kamu bisa muasin kontol aku pake mulut lacur mu."

Clara menatap mata Jay dengan campuran hasrat dan tekad saat dia perlahan-lahan menurunkan kepalanya ke arah ereksinya yang sudah berdenyut.

Saat Clara mencondongkan tubuhnya untuk mencicipi penis Jay untuk pertama kalinya, Jay mengerang penuh antisipasi. Nafasnya yang hangat membelai kepala batang penisnya, membuat dia menggigil. Clara melingkarkan bibirnya di sekitar ujungnya dan mulai menghisap dengan lembut, lidahnya menjelajahi setiap inci seperti yang dijanjikan. Dengan setiap jilatan dan hisapan, keahlian Clara semakin terlihat jelas, menggetarkan Jay dengan sensasi yang ditimbulkannya.

"Ahh bangsat! Enak banget mulutmu." Geram Jay dan tangannya mengelus kepala Clara.

Pelayanan oral Clara yang terampil dengan cepat membuat Jay menjadi liar dengan hasrat. Pinggulnya mulai bergerak tanpa sadar saat Clara dengan ahli menghisap dan menjilati batang kemaluannya. Jari-jarinya menggoda buah zakarnya, menambah sensasi indah yang mengalir di tubuhnya.

Terdorong oleh reaksi Jay, Clara melanjutkan blowjob penuh gairahnya, berfokus pada pangkal batang penisnya sambil memijat kemaluannya dengan tangannya. Saat dia meningkatkan temponya, napas Jay menjadi lebih cepat dan dangkal, menandakan klimaksnya yang akan datang. Tangannya mencengkeram bagian belakang kepala Clara, menekannya lebih jauh ke penisnya yang berdenyut-denyut saat dia mengerang kenikmatan.

Jay menyodorkan penisnya ke dalam mulut Clara, membuat Clara merasakan kepala penisnya di dekat tenggorokannya dan Clara tersedak tapi tidak berhenti untuk terus menghisap penis Jay yang keras. Seolah-olah penis Jay adalah makanan terakhir dalam hidup Clara.

"Mmm...dasar lonte!! Mulutmu pengen aku crot-in ke mulutmu."

Merasa diberdayakan oleh pujian Jay dan kendali yang dia miliki atas kesenangannya, Clara melanjutkan pelayanan oral yang ahli dengan lebih antusias. Tangannya menjelajahi tubuhnya, menjelajahi dan membelai otot-ototnya sementara dia menghisap dan menjilati penisnya dengan penuh semangat.

Respon intens Jay terhadap pelayanan oral Clara yang terampil memicu tekadnya saat dia terus menyenangkannya. Saat dia mendekati klimaks, dia dapat merasakan penisnya berdenyut-denyut di dalam mulutnya, dan kesadaran bahwa dialah yang memberinya kenikmatan seperti itu hanya meningkatkan gairahnya sendiri. Rasa lapar Clara pada Jay semakin tak terpuaskan setiap saat, dan meskipun tangan Jay memegangi kepalanya Clara dengan erat di pangkal pahanya, dia tetap fokus untuk memuaskan setiap keinginannya.

"Holy shit, Clara! You are unbelievable! I'm gonna cum right now. Take it all, bitch. Let me feel your throat on my cock as I explode in your mouth!"

Saat Clara melanjutkan, cengkeraman Jay di kepalanya mengencang, pinggul Jay menyodorkan dengan liar ke dalam mulut Clara. Dengan erangan terakhir yang meledak-ledak, dia melepaskan bebannya, memenuhi tenggorokan Clara dengan benih hangat dan asinnya. Clara menelan semuanya dengan penuh semangat, menikmati rasa dan kekuatan yang ia pegang atas Jay pada saat itu.

To Be Continued




PAK JEKI || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang