20

524 6 0
                                    

Di pagi hari, Nora sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Jeki namun ia terkejut ketika tiba-tiba Jeki memeluk Nora dari belakang secara posesif. Nora tersenyum bahagia.

"Pagi, sayang. Kamu makin cantik kalo lagi masak."

Nora tertawa. "Mas bisa aja. Mas, bisa lepasin pelukannya dulu gak? Aku lagi buat sarapan nih."

Jeki menggelengkan kepalanya, ia masih memeluk Nora. Apalagi kejadian semalam dimana Jeki mengintip Nora yang sedang bermasturbasi, yang efeknya kini membuat Jeki ingin menyentuh setiap inci tubuh Nora. Jeki mulai merayu Nora dengan sensual.

Jake memukul pantat Nora dengan ringan, membuatnya mengeluarkan jeritan lucu.

"Ahh mas Jeki..nakal banget kamu."

Jeki tertawa dan kembali memukul oantat Nora dan memberikan remasan lembut. "Abisnya, bokongmu lucu banget kalo jalan, loncat-loncat gitu."

Mereka berdua tertawa dan menikmati pagi yang menyenangkan bersama, menikmati kebersamaan satu sama lain, Nora dengan ceria berbalik dan mencium Jeki, gairah mereka kembali menyala.

"Mmm..bibirmu manis banget. Pake liptint?"

Nora mengangguk. "Iya, rasa stroberi. Kamu suka?"

"Iya, jadi pengen ngemut bibirmu tiap hari."

Nora tertawa dan mencubit pipi Jeki. "Kamu ada-ada aja."

●●●●●

Ponselnya berdering dengan pesan baru dari Jeki, memintanya untuk menemuinya di tempat biasa mereka berjalan-jalan di malam hari. Nora memutuskan untuk mandi sebentar sebelum pergi menemui Jeki. Sedikit yang dia tahu bahwa Jeki memiliki motif tersembunyi untuk jalan-jalan malam mereka...

Saat Nora keluar dari kamar mandi, dia merasa segar dan hidup, udara malam yang sejuk menerpa kulitnya. Dia segera mengenakan pakaian kasual namun tetap menarik dan menyanggul rambutnya menjadi sanggul yang berantakan, mengambil ponsel dan kuncinya sebelum pergi menemui Jeki.

Angin sepoi-sepoi menerbangkan dedaunan saat Nora berjalan melewati taman yang remang-remang, bulan memancarkan bayangan menakutkan di jalan setapak. Dia melihat Jeki bersandar di sebuah pohon, dengan tangan bertato yang disilangkan di dadanya. Saat Nora mendekat, Jeki menyunggingkan senyum nakal, memperlihatkan lesung pipi kirinya. Nora tidak bisa tidak merasakan campuran antara kegembiraan dan kecemasan saat ia bertemu dengan tatapannya, niat Jeki untuk berjalan-jalan di malam hari masih belum ia ketahui.

"Mas kenapa ngajak aku kesini?"

"Aku mau nunjukin sesuatu ke kamu. Ayo ikut aku."

Jeki meraih tangan Nora dan menuntunnya menyusuri jalan setapak yang tersembunyi, langkah kaki mereka berderak di atas dedaunan saat mereka masuk lebih dalam ke dalam hutan. Udara terasa pekat dengan antisipasi saat Jeki akhirnya berhenti di sebuah tempat terbuka kecil, sebuah gudang usang seperti rumah kecil berdiri di tengahnya.

"Nah kita sampai. Biasanya aku suka ngabisin waktu disini buat nenangin diri." katanya, dengan suara yang bercampur antara gembira dan gugup. "Tempat rahasiaku."

"Oh ya? Kayak usang gitu. Kamu betah?"

Jeki mengangguk semangat. "Iya dong, sayang. Ayo masuk."

Nora melangkah masuk ke dalam gudang, matanya menyesuaikan diri dengan cahaya redup saat dia mengamati sekelilingnya. Ruangannya hangat dan nyaman, dihiasi dengan lampu-lampu kecil dan berbagai pernak-pernik yang telah dikumpulkan Jeki selama bertahun-tahun. Disana juga terdapat sebuah kasur dengan sprei yang nampak baru. Udara berbau asap kayu dan kenangan, dan Nora merasakan keintiman yang tiba-tiba saat mereka berbagi ruang pribadi ini.

"Yahh..maaf kalo tempatnya gak bagus. Ku mau pengen ngabisin waktu berdua sama kamu. Dan..." Jeki menyeringai nakal kearah Nora. "Aku mau kita memperkuat hubungan kita."



To Be Continued


PAK JEKI || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang