🔞 15

1.2K 4 0
                                    

Clara duduk di pangkuan Jay dan menciumnya dengan penuh gairah dengan memeluk leher Jay. Kemudian Clara memohon kepada Jay.

"Sayang, please lecehin tetek ku pake tangan kasarmu." Ucap Clara merengek.

Jay, yang merasa berani dengan kepercayaan diri Clara, mulai meremas-remas payudaranya dengan penuh semangat kebinatangan. Tangannya yang kuat meremas dan memelintir dagingnya yang lembut, membuatnya terkesiap dan mengerang dalam campuran kenikmatan dan rasa sakit. Putingnya, yang sudah keras karena pelayanannya sebelumnya, menjadi semakin kaku di bawah sentuhan kasarnya. Clara melengkungkan punggungnya dan menengadahkan kepalanya ke belakang dalam ekstasi, sepenuhnya menyerahkan dirinya pada dominasi Jay.

"Ahhh lanjutin, sayang ouhh.." rintih Clara keenakan.

"Lonteku udah sange banget, ya?" Jay menyeringai nakal dan Clara mengangguk semangat.

"Kamu mau kan memek gendutmu dimasukin kontolku?"

"Iya, Jay. Please."

Mata Jay membara dengan nafsu dan hasrat. Ia melempar Clara ke ranjang laku membukakan kaki Clara dengan lebar saat ia berada di antara kaki Clara. Sambil menggenggam pangkal penisnya, Jay mengarahkannya ke arah vagina Clara yang basah, menggoda pintu masuknya dengan ujungnya. Clara merintih dalam antisipasi, seluruh tubuhnya bergetar karena kegembiraan.

"Kamu siap, hmm?"

"Oh, sialan, ya! Entotin aku, Jay! Aku pengen kontol kerasmu di dalam memekku, dientot terus."

Jay, dengan seringai jahat, memposisikan penisnya yang sudah membesar di pintu masuk vagina Clara yang bergetar. Tanpa kata lain, dia mendorong ke depan, mendorong seluruh panjangnya ke dalam diri Clara dalam satu gerakan cepat. Clara terkesiap, matanya terbelalak dengan campuran rasa senang dan kaget, saat dia merasakan intensitas serangannya. Jari-jarinya menggali seprai tempat tidur, mencengkeramnya dengan erat saat Jay mulai bergerak dengan irama yang tak kenal lelah. Ruangan itu dipenuhi dengan suara-suara dari pasangan mereka yang penuh gairah, erangan dan desahan mereka menggema di dinding saat mereka kehilangan diri mereka pada saat itu. Clara mengeluarkan erangan parau, matanya berputar ke belakang di kepalanya saat Jay mulai menghantamnya dengan kekuatan tanpa henti.

"Ahh bajingan!! Memek mu sempit banget." Desah Jay.

"Ahh yes Jay. Fuck me harder."

Saat percintaan mereka yang penuh gairah berlanjut, Clara tenggelam dalam ekstasi dorongan ahli Jay, erangannya semakin keras setiap saat. Pinggul Jay yang kuat menghantam pinggulnya, membawanya semakin dekat dan semakin dekat ke tepi klimaks yang panas.

Saat intensitas percintaan mereka mencapai puncaknya, Clara hanya bisa mengagumi gairah dan hasrat yang dilepaskan Jay dalam dirinya. Setiap dorongan Jay mengirimkan gelombang kenikmatan yang menerjang tubuhnya, dan dia dapat merasakan klimaksnya meningkat setiap saat. Dia menancapkan kukunya ke punggung Jay, mendesaknya saat dia merasakan orgasmenya semakin dekat.

"Ahh ahh Jay..kontolmu enak banget." Clara menaikkan nada saat mendesahkan nama Jay.

Tubuh mereka bergerak sebagai satu kesatuan, gairah dan keinginan mereka mendorong gerakan mereka. Dunia di sekitar mereka memudar saat mereka tersesat pada saat itu, sepenuhnya dikonsumsi oleh ekstasi yang mereka ciptakan bersama. Pukulan kuat Jay membuat Clara menjadi liar, erangannya semakin keras dengan setiap dorongan, kukunya menancap di punggungnya saat dia mendesaknya untuk melanjutkan. Saat intensitas bercinta mereka mencapai puncaknya, tubuh Clara menegang, dan dia berteriak dalam kenikmatan saat orgasmenya menyapu dirinya seperti gelombang pasang, menerjang dirinya dalam gelombang kebahagiaan yang murni. Yang kemudian diikuti Jay yabg meledakkan cairan hangat Clara sampai memenuhi rahimnya.

Saat Clara berbaring di samping Jay, menikmati sisa-sisa pertemuan mereka yang penuh gairah, ia tidak bisa menahan rasa puas yang menyelimutinya. Seolah-olah dia telah menemukan bagian yang hilang dari sebuah teka-teki yang tidak dia ketahui. Hubungan mereka melampaui ketertarikan fisik semata; itu adalah pertemuan pikiran dan jiwa yang membuatnya menginginkan lebih. Mereka berbaring di sana, saling membelit dalam pelukan satu sama lain.

To Be Continued

PAK JEKI || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang