17

340 4 0
                                    

Clara patah hati dan sangat terpukul dengan keputusan Jeki. Dia telah kehilangan cinta dalam hidupnya dan dia tidak akan memaafkannya. Dia tahu bahwa dia telah membuat kesalahan besar dan sangat menyesalinya. Tapi sekarang, dia harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya.

Dan saat itulah Jeki akhirnya menceraikan Clara sehingga sejak kejadian itu, Jeki jarang sekali tersenyum dan tentu saja membuat Nora sedih. Hingga pada malam hari, saat Nora sedang bersantai di tepi air terjun, ditemani hanya dengan beberapa lampu dan cahaya bulan, Nora terkejut ketika ada Jeki dengan wajah sedih duduk di atas bebatuan, tidak menyadari keberadaan Nora.

Dia ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya Nora mendekati Jeki. Saat dia duduk di samping Jeki, dia melihat air mata di mata Jeki. Tanpa berkata apa-apa, Nora merangkulnya dan memeluknya dalam keheningan.

"Yang sabar, mas. Mas bisa nangis sepuasnya." Ucap Nora menenangkan Jeki sambil mengelus punggungnya.

"Aku gak tahu lagi harus kayak gimana. Clara itu duniaku dan sekarang dia udah pergi. Aku gak pernah berpikir ini bener-bener terjadi." Ucap Jake dengan suara yang parau.

"Aku paham hal kayak gini gak pernah terduga. Tapi, kita juga harus menerima kenyataan ini, mas. Dan kita harus berubah menjadi lebih baik. Aku tahu kamu kuat, mas."

"Aku gak tahu apa aku bisa percaya sama orang lain lagi. Aku pikir aku dan Clara punya pernikahan yang kuat. Tapi sekarang, aku bahkan gak tahu siapa dia lagi." Jeki terkekeh sedih.

Jeki bersandar di bahu Nora, merasa terhibur dengan kehadirannya. Sedikit yang Jeki tahu bahwa Nora yang telah diam-diam telah jatuh cinta padanya juga ikut sakit hati. Saat mereka duduk dalam keheningan, Nora hanya bisa berharap bahwa dialah yang akan memperbaiki patah hatinya.

"Jika aku yang gantiin mbak Clara buat menjadi duniamu, kamu percaya, gak?" Kata-kata Nora mengejutkan Jeki, yang membuat Jeki semakin dibuat bingung.

"Nora, kamu selalu jadi temen baik ku. Tapi aku gak mau nyeret orang lain ke dalam masalahku. Aku harus cari tahu isi hatiku sendiri orang lain terlibat. Aku harap kamu ngerti, Nora."

Nora menghormati keputusan Jeki dan terus memberikan dukungan dan persahabatan. Namun, dia tidak dapat memungkiri perasaan rindu dan cinta yang terus tumbuh padanya. Ketika mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama, Nora tidak bisa tidak bertanya-tanya apakah Jeki hanya akan menganggapnya sebagai teman selamanya?

Seiring berjalannya waktu, Nora menyadari adanya perubahan pada diri Jeki. Dia tampak perlahan-lahan melepaskan patah hatinya dan membangun kembali kehidupannya. Nora merasa bahagia namun di sisi lain ia merasa sedih dengan perkataan Jeki saat itu. Nora berpikir mungkin Jeki tidak akan pernah membalas perasaannya dan dia hanya menganggap Nora sebagai temannya, tidak lebih.

Persahabatan Jeki dan Nora terus tumbuh semakin kuat. Saat mereka bekerja bersama, mereka menemukan penghiburan dalam kebersamaan satu sama lain. Nora tidak dapat mengabaikan perasaannya pada Jeki, namun dia mengesampingkan perasaan itu, karena dia tahu bahwa Jeki masih dalam masa penyembuhan dari pernikahannya yang hancur. Tanpa dia sadari, Jeki sudah mulai melihat dirinya dari sudut pandang yang berbeda.

Di siang hari, Nora terkejut ketika Jeki menghampiri ke rumahnya dan mengajaknya makan malam bersama. Entah ini mimpi atau tidak, namun Nora merasa sangat senang.

Nora menghabiskan waktu sore hari untuk bersiap-siap untuk kencannya dengan Jeki, memilih pakaian yang bagus, menata rambut dan merias wajahnya. Menjelang pukul 7 malam, ia merasakan campuran antara kegembiraan dan kegugupan. Ketika Jeki tiba, dia tampak gagah dengan kaos polo hitam dan celana panjang warna abu-abu. Mereka saling bertukar senyum malu-malu sebelum menuju ke mobilnya, siap untuk malam istimewa mereka bersama.

"Mas mau makan malam dimana?" Tanya Nora.

"Aku pengen makan malam di deket danau. Gapapa kan?"

"Eh iya kok mas, gapapa. Kan mas Jeki yang ngajak."

Jeki tertawa. "Ya udah deh, yo kita berangkat."

Jeki membawa Nora ke sebuah warung makan sederhan yang terletak di pinggir danau, di mana mereka menikmati makan malam dengan suasananya nyaman dan percakapan mengalir dengan mudah di antara mereka. Nora merasa dirinya semakin nyaman dan terhubung dengan Jeki saat mereka berbagi cerita, tertawa, dan menikmati makanan. Setelah makan malam, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di tepi danau, mengagumi kerlap-kerlip lampu dan keindahan malam yang tenang. Mereka berdua duduk di bangku dan saling mendekat hingga lengan mereka bersentuhan.

To Be Continued

PAK JEKI || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang