Di pagi hari, Nora terbangun dari tidurnya. Dengan setengah linglung, Nora berjalan ke dapur dengan hanya mengenakan tanktop dan hot pants. Saat berada di dapur, Hera, nenek Nora terkejut dan tersenyum karena Nora tidak menyadari bahwa Jeki sudah berada di meja makan menikmati sarapan buatan Hera. Jeki terkejut melihat Nora hanya mengenakan pakaian tersebut membuat pipinya memerah dan memalinkan wajahnya.
"Selamat pagi, Nenek." Nora berkata dengan suara lemah dan hendak menuju ke kulkas untuk minum air dingin. Nora masih belum menyadari keberadaan Jake.
"Oh, selamat pagi, nak. Sepertinya nenek gak tahu kalo kamu udah nyaman sama Jeki. Duduklah, kita bisa sarapan bersama."
Nora mengangkat alis dan bingung. Dia masih setengah sadar. "Ha? Gak mungkin mas Jeki ada di sini."
Hera tertawa. "Tuh lihat, Jeki udah di meja makan. Nenek ngundang Jeki buat sarapan bareng disini."
Nora tiba-tiba tersadar. Kemudian dia menoleh ke arah meja makan. Dan benar saja, di sana sudah ada Jeki. Nora sangat terkejut dan sangat malu, terutama karena dia hanya mengenakan tanktop dan hotpant. Ia teringat saat ia dipergoki oleh Jeki ketika sedang melakukan masturbasi di sungai. Dia segera berlari dengan malu ke kamarnya. Neneknya hanya tertawa.
Jeki hanya tertawa kecil dengan canggung. Disisi lain Jeki tersipu malu saat ia teringat bahwa ia bermasturbasi di sungai kemarin sambil membayangkan Nora yang juga bermasturbasi di hadapan Jeki.
Nora bergegas kembali ke kamarnya, mengunci pintu di belakangnya. Rasa malu karena tertangkap basah oleh Jeki dalam keadaan yang begitu rentan masih membekas, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersipu saat memikirkan reaksinya. Saat dia berganti pakaian yang casual, Nora tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa hal-hal di sekitar peternakan menjadi lebih kompleks daripada yang pernah dia perkirakan.
Nora mengenakan kaos panjang dan celana olahraga dan kembali ke dapur untuk sarapan bersama nenek dan Jeki. Ia duduk di sebelah neneknya, tepat di depan Jeki. Dia meminum segelas teh panas dan mulai menyantap bubur ayam buatan nenek yang sangat disukainya.
Hingga pada saat siang hari, Nora memutuskan untuk membelikan es teh kepada para pekerja yang sedang istirahat. Hingga Nora menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan Jeki sekarang. Pria bertubuh besar itu nampak gelisah sambil memandang ponselnya. Nora mendekati Jeki lalu bertanya.
"Mas Jeki kenapa?"
Jeki menghela napas gusar. "Dari kemarin aku udah ngabarin istriku, Clara tapi sampe sekarang belum dapat balasan."
Nora terkejut. "Eh, beneran mas? Memangnya mbak Clara kerja apa di kota?"
"Jadi pembantu. ."
"Kalo gitu coba mas samperin aja ke kota. Takutnya mbak Clara kenapa-kenapa."
Jeki terdiam kemudian mengangguk. "Iya sih, tapi aku percaya sama Clara. Dia wanita yang kuat dan mandiri. Lain kali aku mengunjunginya, jangan khawatir."
Seiring berlalunya waktu, kekhawatiran Jeki semakin bertambah. Dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada yang tidak beres dengan istrinya. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengunjunginya di kota.
Saat berada di taman, Jeki menemukan sebuah kamar kecil dan pergi ke sana untuk buang air kecil. Di depan pintu, Jeki terkejut karena dia mendengar erangan pria dan wanita yang keras dari dalam toilet. Awalnya Jeki hendak pergi namun langkahnya terhenti ketika Jeki merasa bahwa desahan wanita itu terdengar familiar.
Karena penasaran, Jeki mendekati pintu dengan hati-hati dan mendengarkan lebih dekat. Erangan wanita itu semakin keras, dan dia mengenali suara itu seperti suara Clara. Saat erangan itu berlanjut, hati Jake terasa semakin ciut. Dia tidak percaya bahwa kecurigaannya benar ketika dia menyadari bahwa istrinya, Clara, sedang berselingkuh. Dia menunggu mereka keluar dari kamar kecil.
Saat Jay dan Clara melangkah keluar dari kamar kecil, hati Jeki berdebar-debar karena marah dan kesakitan. dan di sana dia melihat Clara dan majikannya, Jay, berciuman mesra.
"....Clara...??" Jeki memanggil dengan suara serak. Matanya menyoroti rasa kekecewaan yang mendalam. Hatinya menjadi sesak.
Clara yang mendengar suara familiar itu sangat terkejut lalu menarik diri. Ia sangat ketakutan bahwa tindakannya itu kepergok.
"Jeki, tolong... aku bisa jelasin. Ini gak kayak kamu lihat. Aku-"
Ucapan Clara langsung dipotong oleh Jeki. "Jelasin yang kayak gimana lagi emangnya? Kok kamu bisa sih ngelakuin ini lagi ke aku, Clara? Sudah berapa lama kamu selingkuh sama majikanmu? Aku udah percaya padamu lho, Clara. Aku pikir kita bahagia. Kok tega banget kamu."
"Jeki, tolong dengerin aku. Aku gak pernah bermaksud nyakitin kamu. Aku....aku hanya kesepian dan Jay membuatku merasa dicintai lagi. Maafin aku, aku gak bermaksud untuk terjadi seperti ini." Ucapan Clara direspon oleh tawa Jeki yang menyakitkan.
"Alasanmu gak masuk akal, Clara. Kau kesepian? Hey..padaha kamu udah lunya suami lho. Dan aku udah pernah bilang, kamu gak usah kerja biar gak kesepian. Berarti...pernikahan kita sudah gak ada artinya lagi, ya?"
"Jeki, tolong jangan marah. Aku tahu apa yang aku lakuin salah, tapi aku gak bisa nahan. Jay nunjukkin cinta dan semangat lagi, sesuatu yang udah lama gak kamu kasih ke ku. Bisakah kita mengatasi ini bersama-sama?"
"Oh, beneran? Ya udah, kalo gitu nikah aja sama Jay yang lebih kaya. Dia bisa ngasih semuanya yang kamu mau."
Jeki sangat terpukul dan tidak tahu apakah dia bisa memaafkan Clara atas pengkhianatannya. Namun jauh di lubuk hatinya, dia masih mencintainya dan tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Clara. Akan tetapi juga, Jeki tidak bisa menyangkal bahwa rasa sakit hatinya sudah mendominasi.
Jay jadi merasa sangat bersalah. "Aku minta maaf kalo kamu harus cari tahu pake cara ini. Tapi tolong, jangan salahin Clara. Aku yang salah."
Jeki terkekeh sinis. "Tetep aja dia yang salah. Udah ketiga kalinya Clara kepergok selingkuh. Dan Clara, ini sudah berakhir di antara kita. Aku gak bisa kembali ke pernikahan yang didasarkan pada kebohongan dan pengkhianatan."
"Jeki please kasih aku satu kesempatan lagi. Aku gak mau kita cerai, Jeki." Perkataan Clara yang dihiasi isakan tidak digubris oleh Jeki lantaran ia sudah pergi meninggalkan mereka berdua.
Jeki tetap pada pendiriannya. Dia tetap ingin menceraikan Clara. Hati Jeki sudah terlanjur terluka. Ini adalah ketiga kalinya Clara ketahuan berselingkuh dengan pria lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK JEKI || JAKE SIM
RomanceNora, gadis berusia 23 tahun mau tak mau harus menjalani takdirnya yang mendadak berubah total dengan tinggal di sebuah desa terpencil demi menemani sang nenek dan juga mengurus perkebunan dan persawahan milik keluarganya. Nora yang pada saat itu ha...