6

874 8 0
                                    

Saat pagi hari berlanjut, Nora tidak bisa tidak menyadari adanya ketegangan antara dia dan Jeki. Nora menghindari kontak mata dan menjalani rutinitas harian mereka dalam keheningan. Meskipun canggung, Nora tidak dapat menghilangkan hasrat yang ia rasakan pada Jeki, dan ketika mereka berjalan-jalan bersama di sekitar properti neneknya, ia mendapati dirinya mengagumi tubuh berotot dan ciri khas Jeki yang kuat sekali lagi.

Saat berjalan-jalan di sekitar properti, Nora mendapati dirinya semakin menyadari kehadiran Jeki. Setiap kali Jeki melintas di dekatnya, Nora dapat merasakan panas yang memancar dari tubuhnya, dan dia tidak bisa tidak mengagumi cara kaosnya melekat pada tubuh berototnya. Dia mencoba untuk fokus pada lingkungan yang indah, tetapi pikirannya terus melayang kembali ke Jeki dan ketegangan di antara mereka.

●●●●●

Sore harinya, Jeki hendak mandi di air terjun dengan tenang setelah bekerja di sawah di bawah sinar matahari. Namun, dia terkejut ketika seseorang menyentuh punggungnya yang telanjang. Jeki menoleh dan ada seorang wanita cantik tersenyum padanya. Dia adalah Clara, gadis tercantik di desa yang merupakan istri Jeki yang baru saja pulang ke desa tadi malam.

"Astaga. Mas kepanasan dan berkeringat, bikin tambah seksi. Mau butuh....pijitan?" Tanya Clara dengan nada yang menggoda dan Jeki tertawa. Ia menarik istrinya ke dalam pelukan.

"Pasti dong mas butuh pijitan dari adek."

Clara cekikikan. "Kalo gitu, duduk dulu aja."

Jeki hanya menuruti Clara lalu ia duduk di bebatuan di pinggir air terjun. Clara berada di belakang Jeki dan mulai memijat bahu serta leher Jeki. Suara desahan lembut keluar dari bibir tebal Jeki saat merasakan enaknya pijitan istri tercintanya itu.

"Ahh pijitan adek emang enak banget."

Clara tersenyum hangat. Usai memijat suaminya, mereka berdua memutuskam untuk memasuki perairan air terjun. Clara melepaskan pakaiannya hingga hanya menyisakan pakaian dalam. Saat Clara melangkah ke dalam air, dia kehilangan pijakan dan terpeleset, menyebabkan cipratan air yang membasahi dirinya dan Jeki. Jeki dengan cepat meraih tangannya untuk menstabilkan Clara, dan mereka berbagi tawa sejenak saat mereka mencoba untuk mendapatkan kembali ketenangan mereka. Meskipun mengalami kecelakaan, mereka tetap menikmati air yang sejuk dan kebersamaan di bawah langit yang diterangi matahari di sore hari menciptakan kenangan yang tak terlupakan bersama.

"Ahhh kangen banget bisa main air sama mas." Dia terkikik dan dengan ceria memercikkan lebih banyak air ke arahnya.

"Oh, adek pengen main air, ya?" Jeki terkekeh, sambil bercanda memercikkan air ke arah Clara.

Jeki dan Clara saling memercikkan air satu sama lain hingga akhirnya mereka duduk di atas bebatuan dan menikmati mandi di air terjun yang menyegarkan setelah bermain air. Clara tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa senang berada di dekat suaminya setelah 6 bulan dia merantau di kota demi bekerja. Clara bisa melihat bahwa suaminya hidup dengan baik meskipun ia pada saat itu tidak ada di sisinya. Tubuhnya Jeki yang semakin kencang dan kekar daripada sebelumnya dan basah membuat pipi Clara memanas. Libidonya meningkat seiring berjalannya waktu saat bersama Jeki.

"Mas, pulang yuk. Udah sore..." ucap Clara lalu ia menggigit bibirnya dan menatapnya dengan penuh hasrat di matanya.

Jeki hanya mengangguk kepala, tidak peka dengan istrinya yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan yang penuh hasrat dan memuja. Setelah mengeringkan badan dan berpakaian kembali, Clara memeluk lengan kekar Jeki dan pulang ke ke rumah. Setelah Jeki masuk, Clara membuatkan suaminya secangkir kopi. Hingga tak membutuhkan waktu lama, Clara meletakkan secangkir kopi hitam kesukaan suaminya diatas meja didepan Jeki lalu ia duduk di sampingnya. Memeluk tubuh besar suaminya dari samping dengan manja.

"Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama. Omong-omong, kopinya enak banget kayak biasanya. Adek emang jago bikin mas seneng." Ucap Jeki yang direspon oleh kekehan Clara.

"Iya dong pastinya. Adek senang mas menikmati kopinya. Mas tahu, gak. Adek udah mikir... mungkin malam ini cukup berkesan buat ngabisin waktu yang bersenang-senang."

Jeki mengangkat alisnya sambil menyeringai. "Maksud adek gimana?"

Clara jadi cemberut dan memukul lengan Jeki. "Ihh..mas kok gak peka sih?!?!"

Jeki tertawa. Ia melingkarkan satu lengan di pinggang kecil Clara, memeluknya posesif. "Haha mas tahu kok. Emangnya....adek udah sange, hmm." Goda Jeki dan Clara tersipu malu sambil mengangguk.

"Iya, mas. Lagian, badan mas tambah keker aja."

Jeki terkekeh. "Oh, pastinya dong."

Jeki dan Clara saling menatap dalam ruangan yang remang-remang. Gairah Clara semakin meningkat, membawanya ke dalam kondisi nafsu yang hampir tidak dapat dikendalikannya.

"Mas, adek udah gak kuat. Adek pengen dientot sama mas."

To Be Continued

PAK JEKI || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang