"Adel!" Shani membentak Adel saat melihat gadis itu terlihat menggoda Gracie, dan membuat sang junior tidak nyaman.
"Eh Ci Shani, kenapa Ci?" tanya Adel tanpa merasa berdosa, tangannya masih mengalung pada leher Gracie.
"Lepas ga!" ucap Shani sembari melerai tangan Adel dari leher Gracie. Gadis berdarah Cina itu menghela nafas sedikit lega lalu menatap Shani seolah memintaa izin untuk pergi. Shani mengangguk sebagai jawaban.
"Yah, Gracie kok pergi sihhh" ucap Adel dengan nada sok imut.
Shani geleng-geleng kepala dengan tingkah Adel. Ia lantas duduk di tempat Gracie tadi, gadis itu pun menatap Adel lekat "Del, Cici perhatiin makin hari kamu makin susah di kontrol ya, kamu sadarkan, beberapa trainee mulai baper gara-gara kamu godain terus, kamu emang siap tanggung jawab?" tanya Shani tegas "Anak-anak itu rata-rata masih labil dan kebawa-bawa, apalagi-" Shani memperhatikan gaya Adel yang sangat starboy sekali "-Gaya kamu begitu, kamu mau tanggung jawab ga?" tanyanya sekali lagi.
"Yaelah Ci, kan biar anak-anak ga spaneng-spaneng banget, mereka juga tau kali aku bercanda" jawab Adel santai.
"Hhhh, liat nih" Shani menunjukan Chatnya dirinya dengan Cynthia, salahsatu Traniee di grup Idol mereka. Di kolom chat itu, terlihat Cynthia yang curhat bahwa dirinya sedikit baper dan salahtingkah dengan perlakuan Adel, tapi dia menjadi kecewa setelah mengetahui Adel melakukan itu hanya untuk main-main.
"Waduh, pantes Ciput judes banget ke aku" komentar Adel.
"Intinya bukan itu Dedel!" ungkap Shani gemas "Sekarang aku mau nanya deh, kamu masih suka sama cowok kan?" tanya Shani serius.
"Yah, masih lah ci, yakali, orang dibilangin yang kayak gitu buat seru-seruan sesama temen ajaaa" ucap Adel membela dirinya.
"Yaudah, besok sore, ketemu sama Cici dan manajemen di ruang meeting theater ya, jam setengah 4!" Tegas Shani, tanpa menunggu jawaban Adel, Shani melenggang pergi.
Adel hanya terpaku, berusaha memproses perintah yang baru saja Shani berikan. Lantas, setelah itu ia geleng-geleng kepala "Gila, Ci Shani kalau udah ngeluarin mode kapten, siapa aja pasti nurut"
----
"Jadi Del, kamu tau kan di JKT48 ada golden rules yang salahsatunya adalah tidak boleh punya hubungan romantis dengan lawan jenis?" ucap Melody sore itu. Di ruang meeting theather hanya ada 3 orang, Melody, Shani dan Manajer baru Adel yang bernama Azka.
"Iya tau Teh" jawab Adel setengah gentar dengan tatapan Melody.
"Itu juga berlaku buat sesama jenis loh Del!" tekan Melody.
"Tapi kan aku lurus Teh!" Adel membela diri.
"Oke, kalau gitu" Melody berkata sembari tersenyum sedikit menyeringai "Teteh akan jodohin kamu sama anaknya kenalan Teteh"
"Hah, kok gitu? Golden Rulesnya gimana, kan aku masih mau lama disini!" Adel refleks berdiri mendengar ide Gila dari Melody.
"Santai Del, kamu lagi ngomong sama orang yang lebih tua!" ucap Shani sembari mendekat ke arah Adel dan memintanya untuk duduk kembali. Lantas Shani mengelus-elus punggung Adel.
"Orang ini, udah dikasih tau soal Golden Rules, dan dia mau nungguin kamu sampai kamu merasa sudah cukup buat disini" ucap Melody "Kalian backstreet dulu sementara waktu, mungkin terdengar aneh seorang GM, meminta Idol-nya buat melanggar golden rules" Melody berkata sembari mendekat ke arah Adel "Tapi, ini semua adalah konsekuensi dari kesalahan-kesalahan kamu di masalalu, mungkin sekarang-sekarang bisa jadi kamu cuma baperin anak orang tapi siapa tau besok-besok kisah Chika dan Ara terulang" tatapan Melody tegas ke arah Adel.
Semua protes yang siap ia layangkan mendadak lenyap seketika "Tapi, Tapi ortu aku pasti ga setuju!" ucap Adel merasa sedikit diatas angin setelah menemukan argumen yang ia rasa kuat.
"Justru kita ga bakal berani ambil langkah ini tanpa persetujuan ortu kamu, mereka khawatir liat kamu sering godain pacar abang-abang kamu" ucap Melody terkekeh.
Adel menjambak rambutnya, sedikit frustasi. Kebiasaan dia dari kecil diajari untuk memperlakukan perempuan secera istimewa oleh abang-abangnya, malah menjadi bumerang bagi dirinya yang sekarang.
"Tapi teh-" adel mengangkat kepalanya. Matanya bertatapan langsung dengan Melody yang menatapnya dengan serius."Tapi apa?" tanya Melody lembut tapi terdengar tegas.
"Ah, engga" Adel menghela nafas panjang. Pilihanya sekarang hanya membuat sang manusia sial yang akan dijodohkan dengannya ilfeel habis-habisan agar perjodohan mereka bisa selesai dengan cepat.
"Yaudah" kekeh Melody melihat nyali Adel ciut, lantas ia membuka handphonenya dan menekan-nekan layar benda pipih itu.
Knock-Knock! suara dari balik pintu merah ruang meeting.
"Masuk!" ucap Melody setengah berteriak.
"Assalamualaikum" seorang pria seumuran Adel masuk dengan sedikit canggung. Kemeja flannel berwarna hijau kotak-kotak terlihat serasi dengan kaos hitam yang pria itu kenakan. Celana Chino berwarna hitam dan sepatu sneakers berwarna putih, membuat tampilah pria itu terkesan, biasa banget. Kayak cowok-cowok pada umumnya.
"Waalaikumsalam" balas semua orang yang ada di ruangan, termasuk Adel. Gadis itu memperhatikan wajah pria yang canggung masuk ke ruangan dan duduk tidak jauh dari dirinya. Wajahnya juga tidak setampan Arbani Yazis atau Angga Yunanda, tapi side-profile dan rahangnya yang tajam serta tegas itu, cukup memberikan pesona lebih. Matanya yang tidak terlalu besar dengan gigi berjejer rapih, sangat terlihat pria itu merawat dirinya. Namun, satu poin penting bagi Adel adalah, pria ini cukup wangi. Bukan wangi aneh percampuran parfum dengan keringat, tapi wangi maskulin yang terasa soothing. Menenangkan.
"Nah kalian, silahkan saling berkenalan dan mengangkrabkan diri sebentar, kita tinggal ngeteh" kekeh Melody dengan nada menggoda. Shani dan Azka tak lupa memberikan pose love dan berkedip genit pada Adel yang menatap mereka dengan tatapan seperti ingin melahap kedua orang itu bulat-bulat.
Adel lantas menatap tajam pada Pria yang duduk tidak sampai 2 meter dari dirinya. Pria itu menunduk canggung, seperti enggan menatap mata Adel. Adel lantas mengulurkan tangannya pada pria itu.
"Gue Reva Fidela, panggil Adel aja!" ucap Adel dengan nada ketus "Asal lu tau ye, kalau ga kepaksa gue ogah kenalan dan dijodohin sama elu!"
Pria itu perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Adel, lalu tersenyum. "Saya paham kok" pria itu membalas uluran tangan Adel "Tapi bukan berarti saya menyerah buat bikin kamu jatuh cinta sama saya" nada pria itu terdengar serius.
Adel sedikit terkekeh geli, kata-kata pria itu klise seperti di wattpad-wattpad. "Ya, kita liat aja"
"Kenalin, saya Adzan Sholeh Alif" pria itu melepas jabat tangannya dengan Adel "Calon Suami kamu" tambahnya.
Bersumbang
Loh Our Beloved Bodyguard ga lanjut kok tiba-tiba bikin cerita baru thor?
Iya, kan udah tamat. Wkwk kaga deng bercanda. Cerita ini rencana singkat dan ringan aja, mungkin 10 chapter. Di sela-sela memasak season 3 OBB yang cukup berat.
Intinya nikmatin aja di sela-sela nunggu OBB season 3 ya. Ciao!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta yang lain, Adel sudah terlalu sering membuat resah teman-teman, keluarga dan manajernya dikarenakan sikapnya yang terlalu flirty kepada teman sesama jenisnya. Keluarga dan Pihak manajemen pun memutuskan untuk menjodohkan Adel. Bagai...