Di suatu semesta yang lain, Adel sudah terlalu sering membuat resah teman-teman, keluarga dan manajernya dikarenakan sikapnya yang terlalu flirty kepada teman sesama jenisnya. Keluarga dan Pihak manajemen pun memutuskan untuk menjodohkan Adel. Bagai...
Sholeh masih membayangkan kejadian tadi. Ia beberapa kali mengusap bibirnya, masih tak percaya akan apa yang ia lakukan. Perasaanya bercampur aduk, tapi yang pasti, ia berjanji dalam hatinya tak ada gadis lain lagi selain Adel.
Mobil Honda City Sholeh mulai menaiki Jembatan Layang terakhir sebelum akhirnya ia sampai di apartemennya. Namun mata Sholeh menyipit saat melihat ada sesosok manusia sedang berdiri di pinggir jembatan layang tanpa alas kaki. Mobil Honda Jazz dengan mesin masih menyala, terparkir di samping sosok itu. Sholeh memiliki Firasat buruk, ia lantas memarkirkan motornya di belakang Honda Jazz itu dan keluar.
"Kak, jangan terlalu ke pinggir nanti bisa jatuh" teriak Sholeh sembari perlahan mendekat ke sosok itu.
"JANGAN MENDEKAT!" Teriak sosok itu yang ternyata perempuan. Rambut hitam panjangnya terterpa angin malam Jakarta, kulitnya putih pucat.
"Kak Jangan bodoh, please turun dulu, kalau butuh temen cerita sa-"
"DIEM ANJING!" teriak sosok itu, wajahnya sosok itu masih fokus menatap bawah, ke ramainya lalu lintas malam di Jakarta "Gue benci banget sama laki-laki, jadi elu jangan ngedeket!"
"Kak" Sholeh suaranya melirih, ia sedang memikirkan berbagai cara agar bisa menarik sosok itu menjauh dari pinggir jembatan.
Jantung Sholeh seperti dipompa, mukanya pucat pasi, ia langsung berlari dan meraih apapun yang ia bisa. Karena gadis di depannya tiba-tiba menjatuhkan dirinya begitu saja ke jembatan.
"Lepasin!" Teriak gadis itu, suaranya bergetar terisak.
Syukurlah, Sholeh berhasil meraih tangan gadis itu sebelum jatuh seutuhnya. Perlahan Sholeh menarik gadis itu, Sholeh paham, karena bergetarnya tubuh gadis itu dan tidak adanya penolakan, sejujurnya gadis itu sedang takut sekali akan kematian yang hampir menghampirinya.
"Huph" Sholeh terpental, saat berhasil menarik gadis itu seutuhnya, tubuh sang gadis menindih dirinya. Sholeh kaget, cahaya lampu jalan meperjelas sosok gadis itu.
"Kak-" Sholeh tercekat "-Marsha?"
-0-
Marsha mengenal pria keturunan Jepang itu dari dating apps yang Ia iseng instal karena sedang bosan. Tidak disangka karena banyak kecocokan Marsha menjadi nyaman. Rasa nyaman itu makin lama tumbuh menjadi cinta, hingga tiba-tiba tercampur nafsu di dalamnya. Awalnya Marsha berjanji hanya satu kali itu saja, namun namanya orang sedang di mabuk cinta, kejadian kedua, ketiga, dan keempat pun terjadi. Sampai suatu pagi, ia merasa mual dan tidak enak badan yang berkepanjangan
Gadis anime itu mencari gejala yang ia alami di google, matanya terbelakang hampir 90% pencarian menyimpulkan kalau dirinya hami. Dia panik, lantas segera ke dokter terdekat untuk memeriksanya. 2 menit untuk menunggu hasil test pack di ruang periksa Dokter, terasa 2 abad bagi dirinya.
Dokter kembali dengan wajah sumringah "Selamat ya Nyonya Marsha, hasilnya positif". Dunia Marsha seolah runtuh mendengar perkataan Dokter itu.
Marsha langsung ke apartemen pria itu untuk memberi kabar, namun naasnya. Pria itu ternyata sudah tidak ada, ia pulang begitu saja ke Jepang setelah menancap luka yang begitu dalam bagi Marsha. Semua hal sudah Marsha coba untuk mengontak pria terserbut namun nihil. Ia juga sudah menyusul ke Mito, tempat laki-laki itu mengaku berasal, namun hasilnya sama. Pria itu seolah menghilang tanpa jejak.
-0-
"Aku mau mati aja rasanya" ucap Marsha menutup ceritanya "Tapi, Janin yang disini, dia ga salah apa-apa, sesaat setelah aku loncat, aku ngebayangin betapa sedihnya anakku ga bisa liat wajah mamahnya"
"Itu keputusan yang bai-" belum selesai Sholeh berkata, Marsha sudah berdiri lagi.
"Tapi, better bayi ini pergi sama aku, nanti kita bisa ketemu di akhirat" ucap Marsha, suaranya bergetar.
"Kak Marsha, please jangan, pasti ada solusi buat ini" Sholeh nampak frustasi.
"Apa Solusinya Leh? Aku Hamil, Ayah dari anakku pergi, aku juga Idol, gimana karirku? fans-fansku kalau mereka tau, aku udah abis leh, orangtua-ku juga ga bakal mau nerima aku lagi, aku better mati" Marsha kembali berlari ke arah pinggir Jembatan Layang.
Sholeh pun terpaksa mendekapnya dan menahan gadis itu. "Kak Marsha Istigfar, eh ingat Tuhan!" teriak Sholeh.
"Tuhan udah ninggalin aku, sejak dia ngebiarin Pacarku pergi gitu aja Leh" ucap Marsha dingin.
"Please, pasti akan ada jalan kak" Sholeh memohon.
"Ga ada leh, ga bakal ada yang mau nerima Aku!" Marsha menangis lagi suaranya lirih "Aku kotor leh, Aku sampah, makanya biarin Aku ngehukum diriku dengan loncat dari sini"
"Kakkk jangan, someday pasti ada yang mau nerima kakak apa adanya?" Sholeh masih berusaha sekuat tenaga menahan Marsha. Sial orang-orang berlalu lalang tanpa berhenti, pasti menganggap mereka orang pacaran yang sedang bertengkar.
"Siapa? Kapan? Kamu sendiri emang mau nerima aku? Pasti ga mau kan, apalagi udah punya anak dari orang lain, aku ga bisa lebih ngebayangin hidup aku kedepannya, better berakhir disini" Marsha mulai berontak lagi dengan menyikut-nyikut Sholeh yang mendekapnya.
"Kakkk, pasti nanti ada orang yang tulus sam-"
"SIAPA? KAMU?" Marsha membentak Sholeh.
"Aku-" Sholeh sedikit tercekat "-kalau belum ada Adel, aku mau-"
"NAHKAN, YAUDAH JANGAN SOK NGASIH HARAPAN, AKU LONCAT AJA!" Marsha menginjak kaki Sholeh, Pria itu refleks mengaduh, lagi-lagi Marsha berlari ke ujung jembatan, dia menarik nafas sebentar dan-
Sholeh dengan sigap mendekap tangan gadis itu lagi "AKu mau, aku mau sama kamu, sekarang jangan lompat!" Sholeh berkata apapun selama gadis itu tidak membuang nyawa dirinya dan janinnya.
Marsha menoleh ke arah Sholeh seolah tak percaya, lantas ia menangis, dan memeluk Sholeh erat. Saat membalas pelukan Marsha, rasanya berat sekali, wajah Adel seperti menari-nari di benaknya.
Bersambung
Komplit sudah, Jadi, Mau Asma, Zeeshel atau Delshel?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.