Seluruh member menangis haru dengan kisah yang Marsha berikan setelah selesainya pertunjukan malam itu. Dia meminta maaf kepada manajemen tidak bisa menjaga dirinya dari melanggar golden rules, sehingga hal seperti ini terjadi. Last Show Marsha akan dipercepat, karena setelah itu dia akan vakum dari dunia entertaiment dan fokus mempersehat dirinya dan janin, di suatu tempat entah dimana didanai tabunganya.
Adel malam itu juga perform, dia terhenyak setelah mendengar seluruh kepingan cerita Marsha secara langsung. Dia makin membenci dirinya, Sholeh hanya orang terlalu baik yang tidak akan membiarkan calon ibu dan janin tak berdosa mati begitu saja. Jika saja dirinya mau mendengarkan penjelasan mereka dulu. Semua kerumitan ini tidak akan terjadi.
Semua member sedang memeluk Marsha dan beberapa mengelus-elus perutnya, menguatkan Marsha. Adel pun perlahan mendekat, dengan matanya yang berair.
"Meng-" Adel tercekat, rasa bersalahnya begitu besar, tapi Marsha tersenyum dan melebarkan tangannya, menyambut Adel dengan pelukan. Adel menangis dan langsung menghambur memeluk Marsha erat sekali.
"Maafin aku, aku-khilaf" Adel menangis dalam pelukan Marsha.
"Hei, aku juga salah, kamu ga perlu minta maaf, ga seharusnya aku bikin sholeh terjebak dalam kondisi itu karena kekalutanku" Marsha tersenyum lirih "Dia kangen kamu, setiap aku nengokin selalu nanya kapan kamu kesana" kata-kata itu sebenarnya tidak ingin Marsha ucapkan pada Adel, karena pasti akan membuat Adel termotivasi untuk menengok Sholeh. Tapi, ketulusan hati Sholeh membuat Marsha tidak tega, akhirnya ia ceritakan semuanya ke Adel.
"Aku takut dia ga nerima aku lagi" Isak Adel.
"Hei, tengokin dulu, minta maaf langsung, urusan itu, percaya aja sama kekuatan cinta kalian" ucap Marsha sembari mengusap air mata Adel dari pipinya.
-0-
Sholeh sedang berbaring di ranjang rumah sakitnya, jujur ia bosan. Keluarga Adel tadi siang datang, tanpa Adel. Mereka meminta maaf dan berharap Sholeh tidak menarik kembali lamaran dan pertunangan mereka. Sholeh tersenyum dan meminta dengan sopan agar kunci mobil Honda Civic Turbo-nya di kembalikan saja ke dealer. Mobil itu diberikan kepada Sholeh sebagai permintaan maaf, Ayah Adel sempat memaksa, untuk diterima saja, namun setelah berdebat cukup panjang, akhirnya mobil itu dikembalikan.
Keluarga Adel, meminta Sholeh untuk fokus pada kesembuhannya sebelum kembali bekerja, mereka juga meminta Sholeh nanti setelah boleh pulang langsung ke rumah Adel saja, sampai benar-benar pulih 100%, Sholeh mengiyakan dan menurut. Sepertinya keluarga Adel benar-benar takut kehilangan dirinya. Sholeh tersenyum, dia juga sudah menganggap keluarga mereka seperti keluarganya sendiri, tidak mungkin hanya karena hal ini, dia memutuskan tali silaturahim begitu saja.
Saat ini Baru pukul setengah 10 malam, dia menyesal tadi habis ashar tidur lagi, sehingga sekarang tidak bisa tidur. Sholeh berdiri, memutuskan untuk berkeliling lorong rumah sakit sembari melatih kakinya, di ujung lorong sebelum lobby, ada vending machine. Ia sekaligus ingin membeli air jeruk. Saat sampai di pintu, ia menyadari ada sosok berjalan menjauh dari pintu kamarnya. Sholeh bingung, mungkin perawat?
"A-del?" Sholeh setengah berteriak saat menyadari sosok yang menjauh itu, punggungnya masih terlihat di lorong rumah sakit yang sepi.
Adel merutuk rumah sakit yang melarang orang berlari di kamar rawat inap. Adel bingung harus bagaimana, ia rencana hanya sedikit melihat kondisi sholeh selepas perform, lantas pulang, malah terpergok. Adel akhirnya memutuskan untuk berlari kecil menjauh. Hatinya masih diselimuti rasa bersalah, ia merasa tidak pantas untuk dekat-dekat Sholeh saat ini.
"Del, kamu ternyata emang sebenci itu ya sama aku" batin Sholeh teriris. Ia tak jadi ke vending machine. Eh jadi deh, saat galau gini, enaknya minum es kopi susu. Sholeh pun tertatih berjalan sembari menarik tiang infusnya menuju vending machine. Menyapa beberapa perawat jaga, sebelum akhirnya sampai di vending machine tersebut. Sholeh tidak membawa dompet, namun vending machine ini sudah bisa menggunakan QRIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta yang lain, Adel sudah terlalu sering membuat resah teman-teman, keluarga dan manajernya dikarenakan sikapnya yang terlalu flirty kepada teman sesama jenisnya. Keluarga dan Pihak manajemen pun memutuskan untuk menjodohkan Adel. Bagai...