"JAHAT! KOK GA BILANG-BILANG, MANA LANGSUNG KELUAR PAS DI BILIK MNG!!!" Adel memukul-mukul bahu Sholeh di kamar hotelnya. Freya menyingkir ke kamar Fiony, memberikan ruang untuk kedua orang yang sedang mabuk cinta itu.
"Hahaha, maaf yaaa, mau bikin surprise, kan sebentar lagi ultah kamu" kekeh Sholeh menahan pukulan Adel dengan tangannya.
"Huhuu kangen" Adel langsung memeluk Sholeh erat. Sholeh membalas pelukan itu dan mengelus halus rambut gadis itu.
"Tapi tadi kok ga 2shoot?" tanya Adel, tangannya masih memeluk Sholeh erat.
"2shoot kok, tapi dapetnya Delyn, soalnya aku pake calo, aku Bilangnya Adel, dia dengernya Adeline"
"Ihhh, terus kamu foto ga?" Adel berkata dengan nada merajuk.
"Foto lah, sayang duitnya, mahal lewat calo" kekeh Sholeh.
"IHHHH BODO AMAT!" Adel melepas pelukannya pada Sholeh, merajuk, lantas ia duduk di kasur, memasang wajah cemberut.
"Bercanda kok, kayak yang pernah aku bilang dulu, aku cuma mau 2shoot sama kamu" ucap Sholeh lembut, perlahan ia duduk dibawah dan memandangi Adel yang masih sedikit merajuk di kasur.
"Kamu cantik banget tadi pas tampil" Puji Sholeh "Proud of you" tambahnya.
"Thanks, kamu juga pidatonya keren, sampai ada pesan tersembunyi segala" ucap Adel.
"Loh, kamu tau? Keren banget" ucap Sholeh "Padahal aku letakin diem-diem hehe"
Adel saat itu harus minta maaf dan berterimakasih pada Fiony. "Jalan yuk, kulineran!" ucap Adel.
"Kamu istirahat aja deh, wisata kulinernya kapan-kapan" ucap Sholeh "Aku ketemu kamu meskipun sebentar cukup buat jadi obat kangen"
"Ga mau, mau jalan-jalan bentar, bawa mobil ga?" tanya Adel.
"Bawa, dipinjemin papah, suruh bawa Miata kamu sebenernya, tapi aku ga mau terlalu mencolok, eh disuruh bawa yang Honda City, katanya buat aku, hadiah wisuda" ucap Sholeh masih tak percaya ayah mertuanya dengan santai menyerahkan STNK dan Kunci Mobil pada dirinya.
"Dih City yang di rumah kan udah tua, mau aja suruh bawa itu" ucap Adel.
Sholeh mengernyitkan Dahinya, tua darimana, perjalanan Jakarta - Malang lewat Tol, terasa sangat cepat karena Honda City pemberian mertuanya.
"Kalau mau keluar cari makan kami boleh ikut gaa, laper banget tapi ga masuk sama makanan hotel" tiba-tiba Freya dan Fiony sudah masuk ke dalam kamar, ternyata dari tadi mereka nguping.
"Ih penguntit" Adel berseru malas "Nguping dari kapan hayo?"
"Cuma pas tau kalian mau keluar cari makan aja kooo" Fiony terkekeh "Lagian kamu harusnya makasih ke aku ga sih, kan soal pid-"
"IYA IYA BOLEH" Adel berseru panik "Tunggu 5 menit, aku siap-siap" Dia mendorong Fiony dan Freya keluar.
-0-
"Bakso Malang, di Malang, rasanya beda ya" komentar Sholeh, saat ini mereka berada di alun-alun kota Batu, cukup jauh dari Malang, tapi semua ini karena Fiony yang kekeh ingin ke Batu Night Market.
"Disana ada bianglalanya, ga akan nyesel deh!" Kalimat itu ia ulang-ulang demi meyakinkan 2 temannya yang sudah lelah karena full kegitan seharian, dan sopir yang belum sempat tidur sejak perjalanan subuh-subuh tadi. Untungnya ternyata hotel mereka ke batu hanya sekitar 30 menit.
"Iya, lebih seger" komentar Adel, jujur saat ini makanan apapun akan terasa enak, karena ia juga baru sadar, belum makan dari jam 6 sore tadi. Ia tidak berani cerita ke Sholeh karena takut di marahi, Seperti Adel, Fiony dan Freya juga lahap memakan Baksonya.
"Ga takut ketahuan?" tanya Sholeh.
"Aman, kita tinggal bilang kamu manager kita aja, makanya kan aku dandanin dikit biar keliatan beda" kekeh Adel.
"Abis ini main bianglala terus pulang ya, capek banget, besok kita ngebus loh, jadi naik kapal" jelas Freya.
"Masa sih, kenapa ga ke juanda terus naik pesawat aja, abis itu baru ngebus lagi di bali?" tanya Sholeh.
"Katanya sih ada kerjasama, sama Luxury Ferry gitu, jadi nanti kapalnya di kontenin gitu deh, semoga worh it sama pegel-pegel kita" jelas Freya lagi.
"Keren sih, kamu nanti di bus pake buat tidur ya" ucap Sholeh lembut. Adel memberikan jempol.
Setelah selesai makan, mereka berempat pun segera menuju tengah alun-alun, kerennya bianglala di Taman Kota Batu, mereka beroperasi sampai larut, dengan harga 15ribu saja, bisa menikmati Pemandangan Malam kota batu dengan Indah.
"Dingin yaa" Adel merapatkan Jaketnya, sesaat sebelum masuk ke Gondolanya.
Sholeh pun masuk setelah itu, pria itu melepas sweaternya dan menyerahkan ke Adel.
"Pake punyaku nih, angetan ini, jaket kamu terlalu tipis, aku aja yang pake" ucap Sholeh. Adel menurut, ia melepas jaket parasutnya dan memberikan kepada Sholeh, pria itu langsung memakainya.
"Batu indah banget ya malem-malem" komentar Adel melihat citylight dari atas bianglala.
"Iya, tambah Indah karena aku nikmatinya bareng kamu" ucap Sholeh.
"Idih" kekeh Adel, entah mengapa daritadi mata Adel terus tertuju pada bibir Sholeh.
"Kamu make lip balm?" tanya Adel akhirnya.
"Engga" Sholeh refleks memegang bibirnya "Kenapa emang, mengkilap banget ya?"
"Engga sih, aku make, rasa peach, mau coba?" ucapan Adel keluar begitu saja.
"Eh?" Sholeh terkesiap mendengar kata-kata Adel.
"AHHHHHHHHH" Adel panik sendiri "Ga gituu, maaf kebawa suasana"
"Aku mau kok" ucap Sholeh sembari membuang muka, wajahnya memerah menahan malu.
"Ahhhh" Adel malah makin panik setelah mengetahui Sholeh juga ingin melakukan hal itu, ini pertama kali bagi mereka berdua.
Adel pun memberanikan diri, melihat Sholeh yang sepertinya lebih cupu dari dirinya, Adel langsung menahan bahu Sholeh. Pria itu memandang Adel lekat. Adel pun memenjamkan matanya dan perlahan mulai mendekatkan wajahnya ke arah Sholeh. Deru nafas mereka berdua mulai terdengar satu sama lain, sampai akhirnya-
"Ehm, udah waktunya turun kak" ucap Petugas bianglala.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta yang lain, Adel sudah terlalu sering membuat resah teman-teman, keluarga dan manajernya dikarenakan sikapnya yang terlalu flirty kepada teman sesama jenisnya. Keluarga dan Pihak manajemen pun memutuskan untuk menjodohkan Adel. Bagai...