Ramadan telah tiba, salah satu bulan yang paling dinanti kehadirannya terutama bagi penganut agama Islam tentunya. Sholeh sore itu baru selesai mengisi sharing discusion berasama adik-adik organisasinya sekaligus buka bersama. Beberapa teman satu angkatan Sholeh yang lain juga di Undang di acara sore itu, membuat suasana jadi makin hangat, sejak jadi demisioner dan fokus skripsi, rasa-rasanya jadi jarang ada waktu untuk sekadar bertukar pikiran atau cerita lagi.
"Ente abis lulus mau kemana Leh?" tanya Amir, mantan ketua di masa pengurusan mereka dulu.
"Dia mah paling langsung nikah, yang keliatan paling polos biasanya paling gacor" Komentar Lukman dengan nada mengejek.
"Ente ngomong gitu kualat, tiba-tiba nyebar undangan duluan loh!" kekeh Sholeh "Belum tau sih, nyoba nyari-nyari sekitaran Jakarta lah, atau mentok-mentok coba minta ke ortu di tangerang" jelas Sholeh.
"Wah, sama kayak ane, tapi ane kayaknya mau ikut usaha ortu aja, atau jadi caleg ehe" ucap Amir, orangtuanya yang kader partai, sangat memungkinkan sekali pria itu menjadi caleg. Ilmu perpolitikan yang ia asah selama di kampus, memang tidak seluas di luar sana, tapi bisa cukup jadi bekal. Selama idealismenya tidak terkikis.
"Gue dong, bangun desa" Lukman berkata dengan nada sombong, Ayahnya memiliki usaha tambak gurame di Banten, sudah jelas ia akan jadi penerus usaha ayahnya. Dengan latar pendidikan manajemen peternakan, dirasa sudah cukup mumpuni untuk menghandle usaha ayahnya.
"Ckckckck, tidak boleh ujub Akhi" Giselle yang dulu jadi bendahara di masa jabatan mereka geleng-geleng kepala dengan Lukman yang dari dulu tengil.
"Hahaha, marahin Cel, si Lukman masih ada utang iuran juga kan dia?" kekeh Sholeh.
"Ia, dari 1 tahun lalu ngomongnya mau dilunasin, biarin nih, nanti adek-adek bisa tagih di akhirat" ucap Giselle, kepada adik-adik organisasinya dan disambut dengan tawa.
"Wahh, gue lupa beneran, berapa sih? 4 bulan ya?" Lukman panik, dia benar-benar lupa masih memiliki utang iuran bulanan organisasinya "200ribu kan?" ia langsung mengeluarkan uang di dompetnya dan menyerahkan ke Giselle.
"Nah gini dong" Giselle tersenyum, Jilbabnya yang lebar tertiup angin taman kampus tempat mereka, entah mengapa membuat pesona gadis itu jadi makin terlihat. Dia memang primadona di angkatan organisasi mereka. Setelah itu dia menyerahkan uang itu ke bendahara pengganti dirinya "Nih dek, utang bang lukman" ucapnya.
"Biasa aja ngeliatinnya Man, masih belum sah itu, dosa-dosa" Goda Amir.
"Eh, ahahaha, ghadul bashor" Lukman salah tingkah sendiri.
Tak lama Adzan berkumandang, mereka pun mulai berbuka dan makan bersama.
"Leh, gue abis lulus mau balik ke padang" ucap Giselle saat mereka semua sudah mulai siap-siap untuk pulang karena sebentar lagi masuk Shalat Isya.
"Wah, mutasinya jauh banget ya" komentar Sholeh.
"emang pulkam aja ini mah, aku kan emang asli sana, disini tinggal sama Bibi" ucap Giselle menjelaskan.
"Oalah, sukses ya, kayaknya kita sidangnya barengan deh" ucap Sholeh "Semoga bisa wisuda bareng ya Cel"
"Mmmmm, iya, thanks ya" selepas itu Giselle pun berpamitan duluan untuk pulang.
Giselle berjalan perlahan menuju parkiran, langkahnya sedikit berat. Kadang sulit memang menjadi wanita, ingin sesederhana pada perasaan sendiri saja tidak bisa. Tapi mungkin itu hikmah baik yang Allah simpan untuk Giselle, karena saat ini di hati Sholeh, sudah ada wanita yang mengisi ruang-ruangnya.
-0-
Sholeh sudah sampai kosan, selepas tarawih tadi. Ia langsung membuka Laptopnya, malam ini Adel ada jadwal Varity Show di special event Ramadan.Gadis itu sebenarnya ingin meminta Sholeh menonton, tapi dia gengsi. Sholeh sendiri memang sengaja tidak apply theather. Dia berusaha sebisa mungkin tidak masuk ke radar para fans sejak perjodohan ini. Ingin Lowkey, tidak ingin seperti kasus pemuda olahraga elektronik dan gadis peminat kendaraan roda dua yang terlalu terang-terangan.
Sholeh terkekeh, malam ini Adel lagi-lagi di dandani seperti abang-abangan, entah mengapa bagi Sholeh, gadis favoritnya itu tetap terlihat cantik dan imut. Dia pun mengambil swafoto dirinya dengan karakter Adel yang sedang di zoom-in lalu mengirimkannya pada gadis itu.
"Abang-abangnya kurang menjiwai, bukannya ganteng malah cantik banget" isi pesan yang Sholeh kemudian kirimkan kepada Adel.
Tak lama handphone Sholeh bergetar ternyata videocall dari Adel. Sholeh mengernyitkan dahinya, tanda heran. Namun akhirnya ia angkat, ketika akhirnya panggilan mereka terhubung, Sholeh kaget ternyata yang ada disana adalah wajah Fiony, Marsha dan Kathrina. Ternyata mereka sedang berfoto-foto dengan handphone Adel selepas kegiatan tadi, dan tak sengaja membaca pesan dari Sholeh.
"CIEEEE, udah bisa gombal nihhh?" Serempak ketiga gadis itu menggodanya.
Bagimana nasib Sholeh? Saat ini pria itu sedang menunduk malu enggan menatap layar handphone.
Bersambung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta yang lain, Adel sudah terlalu sering membuat resah teman-teman, keluarga dan manajernya dikarenakan sikapnya yang terlalu flirty kepada teman sesama jenisnya. Keluarga dan Pihak manajemen pun memutuskan untuk menjodohkan Adel. Bagai...