06

585 68 7
                                        

Ayeuna Asép siga nu kabedil ku jangjawokan
Kapanah ku kinasihan, lieur ku Ai
Kabedil ku jangjawokan
Kapanah ku kinasihan, gélo ku Ai
(Doel Sumbang - Ai)

"Zizi" ucap Sholeh.

"Iya?" tanya Azizi yang sedang asyik bersenandung lagu sunda.

"Itu lagu kamu denger darimana deh?" Sholeh heran.

"Hahaha, ga tau Papah, suka nyanyiin itu jadi aku ikut-ikut aja" kekeh Azizi kecil.

Sore itu, Sholeh sedang bermain ke rumah Azizi, teman dekatnya dari kecil, rumahnya hanya selemparan batu dari rumah Sholeh.

"Haha anak-anak yang lain dengerinnya Justin Bieber, kamu malah lagu sunda" Sholeh ikut tertawa.

"Ngomong-ngomong Sholeh ga malu main keluarga-keluargaan sama aku? anak-anak cowok pada main PB loh di warnet" ucap Azizi sembari pura-pura masak.

"Aku juga maen ke warnet kok Zi, tapi sama Mommy dibolehinnya tiap Ahad aja" ucap Sholeh "Ini anak kita dikasih nama apa Zi?" tanya Sholeh sembari menunjuk boneka T-rex milik Azizi.

"Karena di T-rex, kita kasih nama Rexy" ucap Azizi. Sungguh tidak kreatif untuk ukuran anak kelas 5SD.

"Hei Rexy, semoga kamu tubuh jadi anak yang Sholeh kayak ayah ya, terus jadi anak yang kuat kayak Ibunya" ucap Sholeh.

"Kok kuat kayak aku?" tanya Azizi heran.

"Iya, Al-Aziz di asmaul husna kan artinya Maha Kuat" jelas Sholeh.

"Ih, tapi kata Papah, Azizi tuh artinya kesayangan" ucap Azizi menjelaskan.

"Mmm mungkin beda arti kali ya hehe" Sholeh sendiri tidak terlalu paham.

"Kalau udah gede, Sholeh mau jadi keluarga beneran sama aku ga?" tanya Azizi.

"Mmm, boleh nanti anaknya tapi jangan dinamain Rexy ya? aneh haha" Tawa Sholeh.

---

"Jadi, gara-gara itu?" tanya Adel tak percaya setelah mendengar kisah Zee dan Sholeh di rooftop gedung IDN.

Sholeh dan Zee mengangguk kompak.

"Tapikan itu, kondisinya kita lagi mainan aja Zee" ungkap Sholeh.

"Ya tapi kan meskipun mainan kamu udah janji beneran Leh" ungkap Zee tak mau kalah. "Kita bahkan udah namain anak kita loh!"

"Rexy, haha kalau dipikir-pikir lucu banget namanya dulu" ucap Sholeh.

"Heh, sadar!" Adel menepuk bahu Sholeh, membuyarkan ingatan laki-laki itu soal masalalunya. "Lagian, Sholeh udah dijodohin sama aku kak Zee, gimana tuh?" ucap Adel masih kekeuh mempertahankan kepunyaanya.

"Kamu ga suka kan sama dia? Lagian katanya kamu masih lama juga di Jeketi, mending sama aku aja, yang bentar lagi Grad dan Cinta sama dia dari kecil!" tegas Zee lantas berdiri mendekat dan menarik tangan Sholeh.

Adel terdiam, dia tak bisa membantah kata-kata Zee. Meskipun sedikit-sedikit Adel mulai menerima sosok Sholeh, tapi dia masih belum yakin apakah siap menghabiskan hidup bersama pria tersebut. Tapi satu hal yang menurut ia paling mengesalkan sore itu adalah, sikap Sholeh yang tidak tegas. Pria itu malah terus menunduk, apa dalam hati pria itu tidak apa dijodohkan oleh siapa saja selama member JKT48?

"Leh" Adel mulai angkat suara. Namun tiba-tiba.

"Zizi" Sholeh berbicara dan mulai menoleh ke Zee "Jujur, saya kaget pas tau kamu suka sama saya, kalau boleh tau itu sejak kapan?"

"Mmm dari kita kecil" ucap Zee sembari menunduk malu.

"Wah, udah lama ya" Sholeh tersenyum, Adel makin jengah melihat itu "Jujur dulu aku juga sempet suka sama kamu tau Zi"

"HAH SERIUS?" bukan Zee, kata-kata ini malah keluar dari Adel. Sholeh dan Zee memandangi Adel heran. Adel jadi malu sendiri "Lanjutin dulu leh, hehehe" ucapnya canggung.

"Tapi, itu dulu Zee, perasaanku sekarang udah beda" Sholeh berkata sembari sekilas menatap Adel. Adel yang menyadari sempat dilirik Sholeh pun membalas dengan tatapan seolah berkata 'kenapa?'.

"Sekarang perasaan aku udah buat Adel doang Zi" Sholeh menunduk, seolah salah tingkah dengan kata-katanya sendiri "Jadi maaf ya"

Yang Sholeh tidak tau, di detik itu Adel memandangi Sholeh dengan tatapan lain, tatapan kelegaan. Lagi-lagi, ada kupu-kupu berterbangan di lambung Adel, kali ini 4. Iya, dia masih gengsi.

Hening, sampai tiba-tiba terdengar suara isak dari Zee.

"Coba aja dulu aku lebih berani ya Leh, mungkin kisah kita bakal beda" isak Zee. Sholeh tersenyum getir.

"Kalau kata Umar Ibn Khattab, apa yang melewatkanmu berarti bukan hak mu" Sholeh berusaha menenangkan "Bisa jadi aku ini dari awal emang bukan hak kamu Zizi" ucapnya lembut.

"Hm, tapi belum tentu sih" tiba-tiba Zee memandangi Sholeh dan Adel bergantian "Bisa jadi ini adalah hak aku yang harus aku perjuangin sekuat tenaga. Liat aja Del, aku pasti bisa bikin Sholeh jatuh cinta sama aku lagi!" setelah berkata itu Zee berdiri lalu mengusap airmata dari kedua punggung. Gadis itu memeluk Sholeh erat tanpa aba-aba, lalu berlari kecil pergi dari rooftop, meninggalkan Adel dan Sholeh yang terbengong-bengong dengan sifat impulsif Zee.

"Enak dipeluk kak Zee?" tanya Adel dengan nada sarkas.

"Eh ah" Sholeh salah tingkah sendiri "Enak sih, tapi ga senyaman kalau dipeluk kamu kayaknya" kekeh Sholeh.

"Garing" Adel menanggapinya dengan malas.

"Oiya, kemaren aku ditelfon Papah" ucap Sholeh tiba-tiba.

"Papah siape?" tanya Adel.

"Papah Pantjoro lah" jawab Sholeh "Beliau minta minggu depan aku ke rumah sama Abi dan Mommy, keluarga besar kalau bisa"

"Papah, Papah, kaga ada ye!" Protes Adel "Mau ngapain ke rumah?"

"Lah disuruhnya gitu, awalnya saya juga manggil Om, tapi dilarang" ucap Sholeh "Disuruh tuker cincin"

"Apa?" Adel terperanjat dan berdiri dari tempat duduknya.

"Iya, disuruh tuker cincin, makanya kamu minggu ini free kapan, ayok cari cincin, tapi yang perak aja ya, kerjaan sampinganku gajinya, ga ada 5% dari gaji kamu hehehe" ucap Sholeh sembari mencungkan jempolnya.

Adel geleng-geleng kepala tidak percaya "Bukan masalah harganya Sholeh, tapi gue aja masih belum siap, kok tiba-tiba banget!"

"Saya juga ga tau Del, pengennya pelan-pelan aja, kita nikmatin setiap momen pas kita jatuh cinta satu sama lain sedikit-sedikit" ucap Sholeh, setelah itu dia menutup mukanya lagi-lagi malu dengan ucapannya sendiri yang terdengar Cringe.

Adel terkekeh melihat itu, entah dorongan darimana, sang gadis perlahan mendekat ke arah Sholeh yang masih menutup muka dengan kedua telapaknya itu dan perlahan memeluknya.

"Sekarang kamu lupain pelukan kak Zee tadi, ingat yang aku aja" bisik Adel, lantas gadis itu melepas pelukannya dengan cepat "Aku mau lanjut latihan, pulang jam 9an malem, tungguin loh!" tegas gadis itu lantas berlari dengan wajah yang memerah.

Bagaimana kondisi Sholeh, pria itu menunduk makin dalam dan enggan melepas kedua telapak tangan yang menutupi mukanya. Muka dia sudah tak berbentuk lagi karena salah tingkah.

Tak jauh dari situ, sudut lain rooftop gedung IDN.

"Gimana Jang Babieb, dapet ga?" ucap Olla berbisik.

"Dapet, bagus ini fotonya" ucap Jabieb, sang fotorgrafer grup Idola itu menunjukan hasil foto Adel sedang memeluk Sholeh pada Olla dan Flora.

"Ihhh gemesnya Dedel akuu" Flora salah tingkah sendiri "Kirim dong bang!"

"Aman hehehe, ternyata Adel itu emang tsundere ya!" kekeh Jabieb.

Bersambung.

Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang